Senin, 26 Mei 2014

Keluarga, Sumber Utama Pemberi Dukungan

Keluarga, Sumber Utama Pemberi Dukungan

Agustine Dwiputri  ;   Penulis kolom “Konsultasi Psikologi” Kompas
KOMPAS,  25 Mei 2014
                                                
                                                                                         
                                                      
Dalam tulisan sebelum ini, saya mengulas mengenai pentingnya dukungan sosial bagi para penyintas (korban) peristiwa mencekam, seperti kekerasan seksual, ataupun untuk menghadapi stres. Raymond B Flannery Jr menyebutkan bahwa sumber daya paling potensial bagi setiap penyintas yang mengalami musibah adalah keluarganya sendiri. Tentunya yang dimaksud adalah keluarga yang sehat. Seperti apa dan bagaimana keluarga sehat yang dapat menjadi pemberi dukungan positif akan dibahas berikut ini.

Keluarga yang sehat adalah yang kohesif dan apabila ada suatu masalah yang menimpa salah satu anggotanya, anggota keluarga lain mampu menyelesaikan masalahnya dengan tepat. Keluarga dapat membantu penyintas membangun kembali berbagai perasaan untuk menguasai dirinya, dapat membantu memerangi perasaan yang menyakitkan, serta mengetahui jalan terbaik untuk pemulihannya. Mereka akan menggalang dukungan bagi penyintas dalam mencari solusi konstruktif.

Keluarga memang tak dapat membantu jika mereka tidak tahu apa yang dialami penyintas. Meski demikian, keluarga yang mampu memberikan dukungan sosial akan bersabar untuk menunggu kesiapan penyintas membuka diri dan menceritakan hal-hal yang dialami dan dirasakan. Penyintas yakin bahwa anggota keluarga lain akan dapat mendengarkan dan memahaminya.

Memang sangat dapat dimengerti dan merupakan sesuatu yang wajar bila anggota keluarga merasa marah, kecewa, jijik, sedih, tertekan, ataupun dendam atas peristiwa yang disampaikan penyintas. Namun, anggota keluarga yang bijak dapat menahan diri dari reaksi negatif yang justru membuat penyintas makin takut dan merasa bersalah. Contoh reaksi negatif adalah menyalahkan penyintas dengan menyampaikan bahwa penyintas selama ini masih kurang beribadah atau bersedekah, atau memberi banyak nasihat pada saat penyintas baru berbagi ”rahasia”. Ada banyak tindakan anggota keluarga yang justru menghasilkan komunikasi yang buruk antaranggota keluarga.

Berbagai perasaan yang disampaikan kepada keluarga benar-benar dapat lebih membantu penyintas untuk memahami pengalamannya sendiri mengenai peristiwa yang dialami. Dalam hal apa pun, perasaan kuat akan berkurang, tetapi energi yang telah dikeluarkan akan memobilisasi keluarga untuk menemukan solusi yang membantu kebutuhan penyintas.

Pendukungan

Bagaimana keluarga menjadi pendukung anda sebagai penyintas?
Flannery, Jr (1992) menguraikannya sebagai berikut:

1. Para anggota keluarga perlu terampil dalam membantu anda mengungkapkan rasa ”sakit” yang telah terjadi. Mereka akan tahu bahwa ada sesuatu yang tidak benar dan dengan kepedulian yang suportif mereka dapat membuat anda lebih mudah berbagi tentang hal-hal yang telah terjadi. Apabila anda telah mampu mengungkapkan peristiwanya, keluarga dapat membantu dengan beberapa cara mendasar lainnya.

Mereka dapat memastikan bahwa setiap orang sekarang aman. Mereka dapat mendorong anda untuk mengungkapkan secara lebih lengkap berbagai pikiran dan perasaan anda tentang apa yang telah terjadi. Mereka dapat menghibur dan mendukung anda dan mereka dapat memastikan bahwa anda menerima perawatan medis yang mungkin diperlukan. Mereka juga dapat membantu anda menghindari penarikan diri dari keluarga, menjaga anda dari asumsi bahwa anda tak berdaya serta membantu menghindari berbagai perilaku adiktif sebagai metode mengobati diri sendiri.

2. Keluarga yang bijaksana akan berupaya membantu anda tetap tenang di tengah krisis dengan cara mendorong anda untuk pergi berjalan-jalan, melakukan latihan aerobik, dan/atau menggunakan teknik relaksasi untuk meredam berbagai ketegangan fisiologis. Banyak keluarga yang melakukan hal ini ternyata membantu semua pihak tetap tenang dan juga dapat memberikan rasa pertemanan kepada penyintas.

3. Keluarga dapat membantu anda mengembalikan beberapa rasa penguasaan dan pengendalian diri. Mereka bisa melibatkan anda dalam pemulihan anda sendiri secara segera, anda dan mereka dapat menggunakan informasi yang telah diperoleh untuk mengembangkan rencana pemulihan.

Rencana ini mungkin termasuk konseling, bantuan hukum, ataupun langkah-langkah lainnya, seperti: siapa yang akan menemani anda pergi ke dokter? Siapa yang akan memberi tahu atasan anda bahwa anda akan cuti untuk beberapa hari? Selain itu, keluarga bisa sangat membantu anda jika mereka berlatih bagaimana melakukan kendali atas setiap ledakan agresif yang mungkin anda lakukan. Ada keseimbangan yang membantu antara mendukung pemulihan anda dan menetapkan batas pada perilaku anda yang berpotensi berbahaya bagi anda atau bagi anggota keluarga lainnya.

4. Anda akan membutuhkan kedekatan yang peduli selama masa sulit ini dan anggota keluarga anda adalah sosok yang ahli dalam mengetahui kebutuhan anda. Keluarga dapat memberikan persahabatan, dukungan emosional, dan bantuan instrumental. Anda perlu mendengar bahwa anda aman, bahwa tindakan kekerasan itu bukan kesalahan anda, bahwa anda tidak berdosa secara permanen, dan bahwa anda tetap dicintai. Keluarga anda bisa sangat membantu anda dengan berulang kali mengingatkan anda tentang hal-hal ini.

5. Keluarga anda dapat memulai proses membantu anda untuk menemukan beberapa tujuan baru dalam hidup. Mereka dapat membantu anda merefleksikan apa yang telah terjadi, mengapa anda berespons seperti yang anda lakukan, bagaimana peristiwa-peristiwa semacam itu dapat diletakkan ”di belakang” anda sehingga tidak terus terbayang, dan apa yang bisa dilakukan secara berbeda pada waktu berikutnya sehingga peristiwa buruk seperti yang lalu tidak terjadi lagi.

Dengan demikian, tepatlah pandangan yang mengatakan bahwa keluarga adalah tempat yang dapat membuat anda tersenyum dan mencintai anda apa pun yang terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar