Kamis, 13 Desember 2012

Investasi dan Job-Creation


Investasi dan Job-Creation
Firmanzah ;  Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan
SINDO, 11 Desember 2012


Joint laporan antara UNCTAD dan OECD pada 31 Oktober 2012 menunjukkan aliran investasi langsung global (foreign direct investment- FDI) pada semester I/2012 turun 8% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Penurunan aliran FDI global ini dikhawatirkan memperburuk tingkat pengangguran dunia,di mana sejumlah negara maju di zona Eropa mengalami peningkatan angka pengangguran akibat krisis keuangan dan ekonomi. Kombinasi antara pengetatan belanja publik dan efisiensi-perusahaan menurunkan job-security dan job-creation dibanyak negara Eropa.Ini membuat lapangan kerja semakin berkurang, pengangguran meningkat dan daya beli masyarakat melemah. 

Data terakhir dari Eurostat menunjukkan tingkat pengangguran di kawasan zona Eropa pada September 2012 meningkat hingga mencapai 11,6%,dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 10,3%. Dua negara yang mengalami krisis ketenagakerjaan yaitu Yunani yang mencatatkan angka pengangguran pada Juli 2012 sebesar 55,6% dan Spanyol sebesar 54,2%. International Labor Organization (ILO) memprediksi kalau pemulihan ekonomi global tidak dapat terselesaikan, pengangguran dunia meningkat mencapai 209 juta penganggur, dengan kelompok masyarakat yang paling rentan adalah usia produktif dan kelompok umur antara 15–24 tahun. 

Para pemimpin dunia di sejumlah forum multilateral terus berupaya mempercepat pemulihan krisis, baik di zona Eropa maupun global. Sementara upaya pemulihan di zona Eropa masih akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan, pemimpin dunia berharap pada kawasan lain sebagai penopang pertumbuhan,perdagangan,investasi, dan lapangan kerja dunia. 

Kawasan Asia-Pasifik, ASEAN dan Asia Timur merupakan kawasan dengan pertumbuhan tinggi dan diharapkan mampu memitigasi dampak pelemahan global.Masing-masing negara dalam kawasan tersebut tentunya diharapkan mampu menjaga perbaikan iklim dan regulasi investasi untuk meningkatkan fungsi produksi (production function) dan menyerap tenaga kerja. 

Investasi-Lapangan Kerja 

Indonesia merupakan negara yang dianggap berhasil menjamin job security sekaligus menciptakan lapangan kerja. Bahkan di saat krisis subprimemortgage dan krisis di zona Eropa, Indonesia berhasil mencegah adanya gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK (massive layoffs). 

Apresiasi diberikan saat sidang ILO ke-100 di Jenewa, Swiss, tahun lalu, di mana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pidato tentang pentingnya untuk tetap menjaga lapangan kerja,perlindungan tenaga kerja,kesejahteraan sekaligus peningkatan produktivitas tenaga kerja.Kebijakan terus membuka lapangan kerja di Indonesia merupakan best-practice, sehingga banyak negara belajar dari pengalaman Indonesia. Salah satu kunci keberhasilan Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja adalah investasi. 

Kebijakan pemerintah selama ini untuk menjaga daya beli domestik (keep buying policies) berhasil meningkatkan konsumsi domestik. Kontribusi konsumsi domestik terhadap produk domestik bruto (PDB) sangat tinggi, berkisar 55–60% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Stimulus dari sisi demand telah membuat fungsi-fungsi produksi, baik itu di sektor formal ataupun informal bergerak secara masif.Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011 mencapai 6,5% dan sampai kuartal III/2012 pertumbuhan ekonomi mencapai 6,3%.

Ini merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi setelah China dalam kelompok negara G-20. Hadirnya MP3EI ikut mengakselerasi perekonomian nasional dari sisi supply-side. Proyek-proyek dalam MP3EI di enam koridor menjadi penarik bagi investor baik dalam maupun luar negeri.Meningkatnya investasi di sektor riil dan infrastruktur tidak hanya akan mampu menjaga pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, tetapi juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja baru. Premis dasar dalam kebijakan nasional saat ini dan ke depan adalah “Investasi akan Membuka Lapangan Kerja”. 

Oleh karena itu,upaya peningkatan investasi baik PMDN maupun PMA akan terus ditingkatkan. Kita perlu optimistis ketika investasi di Indonesia terus meningkat akhir-akhir ini. Data dari BKPM menunjukkan, realisasi investasi sampai kuartal III/2012 mencapai Rp229,9 triliun. Diharapkan sampai akhir 2012, realisasi investasi di Indonesia dapat melampaui target dan bisa mencapai di atas Rp300 triliun.Kenaikan investasi akan meningkatkan penciptaan lapangan usaha dan kerja baru di Indonesia. 

Investasi di luar Pulau Jawa naik, di mana dalam kuartal III/2012 realisasi investasi mencapai 47,3% dari total investasi Indonesia. Ini mencerminkan lapangan kerja baru meningkat di luar Jawa. Dalam retret membahas jobcreation, Presiden SBY memberikan instruksi untuk menjadikan penciptaan lapangan kerja sebagai salah satu agenda nasional pada 2013.

Kemampuan Indonesia menjaga pertumbuhan ekonomi perlu disertai peningkatan penyerapan tenaga kerja.Target penciptaan lapangan kerja pada 2013 diharapkan dapat di atas 3 juta lapangan kerja baru.Tantangan untuk mencapai target ini membutuhkan kerja keras dan koordinasi lebih intensif di antara kementerian/lembaga. Selain itu,juga sinergi dan integrasi pusat-daerah juga perlu lebih dioptimalkan. 

Sejumlah keluhan dunia usaha terkait dengan perizinan, biaya birokrasi, cost of delay, dan masih adanya pungutan liar (pungli) dikhawatirkan membuat investasi di Indonesia akan terganggu. Faktor nonekonomis seperi hiruk-pikuk politik pada 2013, juga perlu kita waspadai dan antisipasi. Fokus pada program-program pemerintah membutuhkan konsentrasi untuk tetap menjaga target-target pembangunan ekonomi tercapai pada 2013.Tanggung jawab ini tentunya bukan hanya menjadi tugas pemerintah pusat. 

Pemerintah daerah memiliki peran, kewenangan, tugas, dan tanggung jawab untuk mengundang investor dan ber-investasi di daerahnya. Iklim usaha dan investasi perlu terus ditingkatkan. Karena inilah yang pada akhirnya menggerakkan ekonomi nasional-daerah dan menciptakan lapangan kerja, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional pada 2013 akan lebih berkualitas lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar