Kamis, 07 Juni 2012

Krisis Euro 2012


Krisis Euro 2012
Rakhmat Hidayat ; Penggemar Sepak Bola,
Sedang Studi Doktoral di Universite Lumiere Lyon 2 Prancis
SUMBER :  REPUBLIKA, 7 Juni 2012


Piala Eropa (Euro) 2012 akan dimulai 8 Juni hingga 1 Juli 2012. Polandia dan Ukraina bertindak sebagai tuan rumah. Ini adalah Piala Eropa ketiga yang digelar dengan tuan rumah dua negara. Euro 2000 bertempat di Belanda-Belgia. Austria-Swiss menggelar Euro 2008. Euro 2012 merupakan perhelatan ke-14 sepanjang berlangsungnya Piala Eropa.

Pembukaan Euro 2012 berlangsung di Ukraina sedangkan penutupan di Polandia. Euro 2012 diikuti 16 negara sekaligus menjadi kompetisi sepak bola dunia yang dinanti-nanti setelah Piala Dunia. Meski semaraknya sudah mulai terasa di seluruh penjuru Eropa, Euro 2012 terasa berbeda dibandingkan dengan penyelenggaraan Euro sebelumnya.
Euro 2008 dianggap sukses secara finansial meraup keuntungan mencapai angka 300 juta euro. Dari segi keamanan, Euro tersebut juga terbilang sukses.
 
Spanyol berhasil menjadi juara dengan menaklukkan Jerman. Lebih dari itu, Euro kali ini menjadi semakin menarik karena penuh dinamika, baik politik maupun ekonomi.

Politik dan Rasisme

Beberapa pekan menjelang dimulainya Euro 2012, kondisi politik Ukraina semakin panas. Terjadi berbagai protes dan kecaman terhadap kepemimpinan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych yang dianggap diktator. Situasi ini menjadi-jadi akibat kebijakan Pemerintah Ukraina yang memvonis Tymoshenko selama tujuh tahun.

Tymoshenko merupakan mantan perdana menteri Ukraina yang juga rival politik Yanukovych. Akibatnya, semakin menguat tuntutan pemimpin Eropa untuk membebaskan Tymoshenko dari penjara. Jika tuntutan itu tak dipenuhi, beberapa pemimpin Eropa bakal memboikot pertandingan tersebut. Bahkan, Presiden Komisi Uni Eropa Jose Manuel Barroso sudah mengancam memboikot Euro 2012 sebagai konsekuensi hukuman itu.

Ukraina juga diramaikan dengan kasus pengeboman yang terjadi di Dnipropetrovsk, akhir April 2012. Pengeboman ini diduga sebagai aksi untuk mengalihkan perhatian kasus Tymoshenko karena tak ada korban. Paling tidak, ini semakin menjadikan suasana keamanan menjadi pertaruhan tuan rumah. Ancaman akan munculnya praktik rasisme juga ditakutkan berbagai kalangan.

Krisis Keuangan

Krisis keuangan yang melanda Eropa terus berlangsung hingga saat ini. Beberapa negara yang parah dilanda krisis ekonomi tersebut berlaga di Euro 2012. Mereka adalah Yunani, Irlandia, Portugal, Italia, dan Spanyol. “Pasien“ Uni Eropa yang paling parah adalah Yunani.

Perjalanan Yunani melaju ke Euro 2012 memang menarik. Di tengah kondisi ekonomi-politik yang semakin kacau, Yunani mampu lolos untuk berkompetisi dengan negara Eropa lainnya. Melalui Euro 2012, mereka berupaya membangun harga diri dan kejayaan bangsa yang terancam sebagai negara yang bangkrut.

Irlandia juga tak jauh berbeda dengan Yunani. Meski utangnya hanya 148 miliar euro, dampak krisisnya sangat terasa dalam negara tersebut. Posisi keuangan Irlandia yang tidak stabil tersebut berisiko tinggi terhadap gagal bayar obligasi yang diterbitkan pemerintah. Irlandia akan bertanding di grup C bersama dengan Italia, Spanyol, dan Kroasia. Ironisnya, tiga negara dalam grup ini adalah negara yang terbelit krisis.

Keadaan Portugal setali tiga uang dengan Yunani dan Irlandia. Utangnya mencapai 195 miliar euro. Krisis tersebut berdampak pada kehidupan politik dan sosial di Portugal. Pemerintah Portugal terus melakukan kebijakan penghematan sebagai salah satu bentuk penyelesaian krisis keuangan. Berbagai demonstrasi dari serikat pekerja maupun kelompok masyarakat terus bermunculan. Portugal berada di grup B alias grup neraka bersama Belanda, Jerman, dan Denmark.

Krisis juga melanda Italia dengan utangnya sebesar 1,9 triliun euro. Kondisi perbankan juga tak stabil yang ditandai dengan ancaman bangkrut beberapa bank besar yang menguasai mayoritas aset perbankan Italia. Berbagai analisis menyebutkan, krisis parah Yunani akan bergeser secara dominan ke Italia. Sebelumnya, Silvio Berlusconi mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri Italia karena tak sanggup menyelesaikan krisis. Italia juga diramaikan dengan skandal pengaturan skor yang dianggap lebih besar dibandingkan skandal pengaturan skor 2006. Bahkan, Perdana Menteri Italia Mario Monti mengusulkan untuk memberhentikan sementara Liga Calcio selama tiga tahun.
Italia diunggulkan di grup C bersama juara bertahan Spanyol.

Kondisi keuangan Spanyol juga semakin kritis. Pada 30 Mei 2012, Komisi Eropa menyatakan, Spanyol sebagai daftar pertama dalam 12 daftar ekonomi zona euro yang berada dalam keadaan kritis dan dan perlu reformasi besar tahun ini. Utangnya mencapai 638 miliar euro. Menurut berbagai sumber, Pemerintah Spanyol mengalami kesulitan bisa mendapatkan dana untuk membayar utang tersebut. Dua tantangan sekaligus untuk juara bertahan Euro 2008 tersebut.

Tuan rumah Ukraina juga tengah dilanda krisis ekonomi. Berbagai analisis ekonomi memprediksikan, utang negara akan semakin bengkak pasca berlangsungnya Euro 2012, apalagi di tengah krisis ekonomi yang sedang melanda Eropa. Analisis lain memprediksi kunjungan wisatawan ke Ukraina setelah pergelaran Euro 2012 tidak akan mening kat signifikan karena berbagai alasan.

Presiden FIFA Slapp Blatter sendiri sudah memberikan dukungan penuh bagi suksesnya laga tersebut di tengah berbagai ancaman. Bagi Michel Platini, Presiden UEFA, Euro 2012 merupakan pertaruhan kredibilitasnya untuk membuktikan bahwa kepemimpinannya di UEFA mampu menyelenggarakan Euro 2012 dengan sukses. Apalagi, Euro 2012 akan bersaing dengan Olimpiade 2012 di London.

Platini harus membuktikan adanya analisis bahwa Euro 2012 tidak sesukses Euro 2008 yang meraup pendapatan sangat besar. Euro 2012 juga menjadi gengsi bagi masyarakat Eropa. Meski, krisis mendera, Euro 2012 menjadi tontonan yang ditunggu-tunggu. Seolah krisis ekonomi-politik tak ada pengaruhnya bagi Euro 2012. Eropa berkepentingan mentahbiskan kedigdayaannya melalui perhelatan Euro 2012 ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar