Selasa, 05 Juni 2012

Kearifan Pengelolaan Lingkungan


Kearifan Pengelolaan Lingkungan
Ali Masykur Musa ; Anggota BPK Bidang Audit Lingkungan dan Ketua Umum ISNU
SUMBER :  MEDIA INDONESIA, 5 Juni 2012


KEKAYAAN alam Indonesia bukanlah milik kita, melainkan titipan untuk anak cucu kita. Keindahan alam Indonesia merupakan titipan Ilahi yang harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kesejahteraan bersama. Itulah paradigma etika lingkungan yang seyogianya menjadi pedoman bagi seluruh pengambil kebijakan yang berkaitan dengan sumber daya alam.

Indonesia memiliki semua syarat untuk menjadi bangsa besar yang maju dan bermartabat. Dengan anugerah sumber daya alam yang melimpah di sektor-sektor stra tegis seperti pertanian, perikanan, dan pertambangan, negeri ini tidak membutuhkan pinjaman luar negeri untuk memajukan perekonomian. Selain tanah seluas 1,9 juta kilometer persegi, Indonesia mempunyai 5,8 juta kilometer persegi permukaan laut, hampir sama luas dengan Australia.

Di bidang energi, Indonesia bisa menjadi pengekspor bahan baku primer dan biofuel terbesar di dunia. Peter Rosler Garcia, ahli politik dan ekonomi luar negeri dari Jerman, menyebutkan, dengan menyempurnakan teknologi pertambangan laut dalam (deep-water), Indonesia bisa kembali menjadi eksportir bahan-bahan tambang, gas, dan minyak bumi. Oleh karena itu, Indonesia harus memperkuat pertahanan untuk melindungi kekayaan laut yang terluas di dunia itu.

Menahan Laju Deforestasi

Data Status Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2010 menunjukkan kualitas air sungai di kota-kota besar di Indonesia mengalami penurunan karena tercemar oleh limbah industri dan kegiatan rumah tangga. Begitu pula dengan kualitas udara yang mengalami penurunan kualitas akibat emisi dari pabrik dan kendaraan bermotor.

Dari laporan Forest Watch Indonesia, Potret Keadaan Hutan Indonesia Periode Tahun 2000-2009, angka kehilangan hutan (deforestasi) yang terjadi di Indonesia diperkirakan mencapai 15,2 juta hektare, dengan kecepatan 1,5 juta hektare per tahun. Sementara itu, angka deforestasi di hutan gambut mencapai 2 juta hektare. Diperkirakan, hingga tahun ini 26 juta hektare hutan di Indonesia telah musnah.

Deforestasi tidak hanya mengganggu fungsi ekologis hutan, tetapi juga dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati Indonesia. Keanekaragaman hayati Indonesia sangat penting bagi kelangsungan pembangunan Indonesia. Berbagai bencana alam yang terjadi saat ini tidak terlepas dari kerusakan lingkungan yang terjadi. Bencana ekologis yang melahirkan kerusakan lingkungan akan terus menghantui kita.

Bila memperhatikan kondisi lingkungan hidup yang terjadi saat ini, kita harus lebih melakukan upaya-upaya yang lebih serius dalam pengelolaan lingkungan hidup. Di sekeliling kita masih jamak terlihat pengelolaan lingkungan hidup yang masih jauh dari harapan. Kualitas air di sungai-sungai dan danau masih terlihat kotor, sampah-sampah masih berserakan di permukiman dan di jalan-jalan. Udara-udara di kota-kota besar terasa tidak sehat dan kadang kala membuat mata kita perih. Masih banyak lahan terkontaminasi oleh limbah-limbah yang sangat membahayakan kesehatan dan lingkungan.

Menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan hidup merupakan kewajiban moral seluruh umat manusia. Menjaga alam dan lingkungan senilai dengan jihad menegakkan agama karena Islam adalah agama yang menolak kerusakan dan Allah membenci perusakan (innallah la yuhibbul fasad). Indonesia perlu kita bangun tanpa merusaknya.

Persoalan-persoalan lingkungan tersebut terjadi karena lemahnya perencanaan dan pengendalian yang dilakukan dalam perlindungan dan pengelolaan terhadap sumber daya alam dan lingkungan. Untuk mengatasi berbagai persoalan lingkungan tersebut, sesegera mungkin harus dilakukan upaya-upaya terencana dan terkendali untuk meningkatkan nilai (value) dari keberadaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada. Juga, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi eksternalitas negatif dari kegiatan-kegiatan industri dan pembangunan yang dilakukan selama ini.

Pemeriksaan Lingkungan

Untuk mewujudkan penerapan prinsip-prinsip ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya negara, termasuk sumber daya alam, lingkungan hidup, dan keuangan negara, pengukuran kinerja pemerintah dilakukan melalui audit kinerja.

Dalam audit kinerja tersebut pengukuran kinerja tidak hanya dilakukan berkaitan dengan kinerja administrasi dan penataan pengelolaan keuangan negara, tetapi juga pengukuran dilakukan terhadap pencapaian kinerja dari kebijakan ataupun outcomes dan impact dari kegiatan yang dilakukan. Termasuk untuk melihat bagaimana dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama yang terkait langsung dengan peningkatan kualitas lingkungan hidup. Melalui langkah pengelolaan lingkungan yang berorientasi kepada kinerja, kita dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya negara yang terbatas.

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang dilakukan pemerintah perlu dirancang dengan baik, terutama pada titik sistem pengelolaan keuangan. Dengan demikian dapat dipastikan, pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan bisa memenuhi target dan sasaran yang ditetapkan. Oleh karena itu, kinerja pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan menjadi salah satu perhatian utama. Mengapa?

Pertama, sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan salah satu modal penting bagi pembangunan di Indonesia, tidak hanya untuk saat ini tetapi untuk masa yang akan datang. Pemanfaatan sumber daya alam itu harus dilakukan dengan seefisien dan efektif mungkin agar nilai tambah keberadaan sumber daya alam dan lingkungan dapat dimanfaatkan lebih optimal bagi kepentingan bangsa Indonesia, bagi kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

Kedua, kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang tidak terkendali akan menyebabkan dampak negatif bagi kehidupan bangsa Indonesia. Kerusakan sumber daya alam dan lingkungan dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, krisis air, bahkan ancaman kesehatan bagi masyarakat. Berapa besar kerugian yang harus ditanggung negara dan masyarakat? Hal itu tidak hanya menyebabkan tambahan biaya yang harus dikeluarkan negara, tetapi juga mengurangi daya saing Indonesia.

Kerusakan sumber daya alam juga menyebabkan kita kehilangan kesempatan untuk memanfaatkannya di kemudian hari. Itu lantaran sering kali bersifat ‘irreversible’. Di samping itu, kerusakan lingkungan akan menyebabkan biaya yang lebih mahal harus dikeluarkan para investor dan orang yang berkunjung ke Indonesia.

Kerusakan sumber daya alam dan lingkungan juga mengindikasikan lemahnya governance dan kemampuan pemerintah dalam mengelola sumber daya negara. Pada akhirnya itu akan melemahkan akuntabilitas publik terhadap negara dan pemerintahan serta citra Indonesia di dunia internasional.

Mengelola sumber daya alam dengan baik atas dasar etika lingkungan merupakan misi kemanusiaan yang mulia. Mulailah dari sekarang untuk tidak mengeksploitasi alam hanya demi kepentingan sesaat. Jadilah manusia yang memuliakan alam agar alam juga memuliakan manusia. Bukankah kita makhluk yang mulia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar