Gaya
Menolong Om Liem
Nugroho Suksmanto ; Pengusaha, Tinggal di Jakarta
Sumber : SUARA
MERDEKA, 18 Juni 2012
SETELAH bersedih karena kehilangan Om Liem,
ada baiknya sekarang kita memahami segala kebaikan, pelajaran-pelajaran penting
yang ditinggalkan sang taipan. Sangat rugi jika kita tidak mengenang segala
kiat dan metode terbaik yang dia lakukan untuk mengembangkan perusahaan.
Saya berkenalan dan kemudian dekat dengannya
karena dikenalkan oleh Pak Ciputra. Waktu itu Pak Ci sedang meminta bantuan Om
Liem untuk meyakinkan Pak Harto betapa tidak ada keterkaitan antara dirinya
dengan kiprah politik Bang Ali. Dikait-kaitkan dengan Bang Ali, pada saat itu
dirasakan akan memunculkan kendala dalam mengembangkan bisnis.
Om Liem ternyata memiliki sense of humor tinggi. Om Liem tidak
menelepon Pak Harto, melainkan mengontak Menpangab M Yusuf dan membuka speaker. Om Liem mengawali pembicaraan,
’’Pak Yusuf, Ciputra sudah saya tangkap”.
’’Mana
dia?’’
”Di
sebelah saya!”
’’Ha,
ha, ha...,’’ Jenderal Yusuf tertawa.
Ternyata Om Liem telah sebelumnya melakukan
upaya penjernihan dengan Pak Ciputra, termasuk tentang sinyalemen pemberian
dukungan dana kepada Bang Ali. Akhirnya orang-orang dekat Pak Harto memahami.
Sebagai imbalan, Om Liem meminta Pak Ci
menolong Song Yong, kawan dekatnya. Song Yong adalah teman Om Liem satu perahu
ketika datang ke Indonesia. Waktu itu Om Liem berumur 21 tahun, sedang Song
Yong baru 12 tahun.
Rupanya Song Yong sedang kena musibah,
tertipu teman di Singapura. Ia kemudian meminta bantuan Om Liem membereskan
proyek real estate di Semarang, yang
berhenti di tengah jalan karena pembebasan lahannya belum tuntas.
Om Liem terpaksa meminta bantuan Pak Ciputra,
karena mitra, saudara dan anak-anaknya tidak bersedia terlibat bisinis dengan
Song Yong karena dianggap memiliki reputasi kurang baik. Saya sebagai salah
satu pembantu Pak Ci, diminta menjadi pelaksana.
Ada beberapa prinsip yang saya kenali dari
sikap dan tindakan Om Liem dalam menolong.
Pertama; ia hanya menolong kawan untuk dapat
hidup (survive) dalam harkatnya
sebagai manusia. Pertolongan yang membuahkan keuntungan harus dilakukan dalam
bentuk transaksi atau kerja sama bisnis.
Kedua; dalam bisnis, Om Liem tidak pernah
memaksakan kehendak kepada mitra, saudara ataupun anak saat terlibat dalam
sebuah usaha. Ketiga; untuk menghindarkan conflict
of interest ia berada dalam pihak yang netral dalam membantu kawan dan
hanya berperan mempertemukan serta kemudian mendorong hingga menjadi kenyataan.
Beri
Kewenangan
Keempat; Om Liem mengingatkan jika kita
mengelola dana, terutama dalam berbisnis dengan mitra maka berdosa apabila kita
tidak menyadari arti serta manfaat tiap sen dana yang kita kelola, apalagi
membelanjakan secara tidak bertanggung jawab.
Kelima; Om Liem tidak ingin bertindak sebagai
penjamin. Bukan karena ia berkeberatan bertanggung jawab atas pertolongan yang
diberikan melainkan untuk menghindari keberkurangan rasa tanggung jawab si
pengelola dana dalam menjalankan usaha.
Keenam; sebuah proyek yang bagus harus dapat
dibiayai oleh lembaga keuangan dan menyerahkan kepada lembaga keuangan yang
akan memberikan pinjaman menilai kelayakan, dengan tanpa melihat keberadaan
diri Om Liem di belakang proyek itu.
Ketujuh; Om Liem memberikan kewenangan
sepenuhnya kepada penanggung jawab usaha tanpa intervensi pihak yang
ditolongnya, hingga suatu saat setelah usaha berjalan dengan baik menyerahkan
kepada pihak yang ditolong.
Usaha yang saya maksudkan adalah Proyek
Perumahan Bukit Kencana Jaya di Semarang, yang pendanaan pertamanya diberikan
oleh Merincorp.
Usulan saya untuk menjalankan proyek tanpa
campur tangan Song Yong sampai utang dilunasi dan proyek tidak memiliki beban
berat dalam hal keuangan, disetujui Om Liem.
Om Liem hanya mengeluh bahwa mitra-mitra,
saudara-saudara, dan anak anaknya tidak menyadari bahwa ’’hubungan nyawa’’ dirinya dengan Song Yong lebih tinggi daripada
’’hubungan darah’’ dengan anak-anaknya, apalagi saudara-saudaranya. Ya, itulah
pelajaran dari sang penolong yang telah meninggalkan kita. Pelajaran yang tentu
saja sangat berharga. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar