Di rubrik Bahasa edisi 20 Agustus 2019, Bambang Kaswanti Purwo menjelaskan makna kata aneka. Menurut Bambang, kata ini berarti ’banyak dan ada kemiripan antara satu dan lainnya’. Arti sebenarnya kata aneka itu adalah ’banyak’ atau ’setidak-tidaknya lebih dari satu’. Aneka merupakan kombinasi  a(n)- dan  eka; a  ’tidak’, eka ’satu’.
Kalau menurut Bambang aneka juga menyiratkan bahwa yang banyak itu memperlihatkan kemiripan antara satu dan lainnya, bagi saya—dan saya kira bagi kita semua—makna mirip yang tersirat (implisit) di dalam aneka itu berterima.
Dalam Kimia yang diajarkan di SMA, ada Kimia Organik dan Kimia Anorganik. Anorganik ialah  a(n) dan organik, artinya ’tidak organik’. Ada juga yang menyebutnya Kimia Inorganik, padanan alih-ejaan dari istilah dalam bahasa Inggris: Inorganic Chemistry.
Istilah dalam bahasa Inggris, infinite dan infinity dalam Matematika dan Fisika diterjemahkan menjadi tak berhingga. Bahkan, ada yang memadankannya dengan tak hingga. Pada hemat saya, yang benar ialah tak berhingga, yang sebaiknya diserangkaikan dengan sempang: tak-berhingga. Sempang itu menunjukkan bahwa tak, yang artinya ’tidak’, di sini berfungsi sebagai bentuk penggabung seperti halnya pra-, adi-, dirga-, nara- , dan sebagainya. Jadi, boleh juga padanan infinite itu kita tulis takberhingga. Bentuk-bentuk penggabung dalam kata-kata seperti prasejarah, adidaya, dan dirgantara juga kita tulis serangkai dengan kata yang mengiringinya, tidak terpisah atau disisipi sempang.
Ada kata yang artinya sama dengan takberhingga, tetapi lebih singkat, yakni ananta [a(n) ’tidak’, anta ’berhingga’]. Sebaiknya kata yang lebih singkat ini kita manfaatkan.
Senyampang kita sedang membicarakan kata berhingga, Anda saya ajak meninjau bentuk nomina dari adjektiva ini, yakni perhinggaan. Kata ini pernah (di Kamus Ketjik, WJS Poerwodarminto) diringkas menjadi peringgan. Ini polisemi dan salah satu artinya pas kita jadikan padanan dari frontier.
Sesuai dengan judul tulisan ini, setelah a kita membicarakan luncas. Bentuk penggabung ini merupakan padanan dari combining form ”mis”dalam bahasa Inggris. 
Jadi, mismanagement adalah keluncaskelolaan dan misconception ’keluncaspahaman’. Luncasadalah bentuk penggabung yang artinya ’salah secara tak disengaja’.
Dengan memperkenalkan luncas, kita dapat membedakan antara luncasguna (misuse) dan salah-guna (abuse). Koruptor ialah orang yang menyalahgunakan uang negara/perusahaan, sedangkan siswa SD yang mengatakan bahwa mata seekor harimau memancarkan cahaya, tidak salah-paham, tetapi mengidap keluncaspahaman (miskonsepsi).
(L Wilardjo, Fisikawan, Pendekar Bahasa)