Menyoal
Implementasi Pendidikan Berbasis Online
Pangki T Hidayat ; Pemerhati Pendidikan, Alumnus UNY
|
HALUAN,
23 Januari 2014
Implementasi kurikulum baru,
yakni kurikulum 2013 jelas membuka peluang terciptanya pendidikan berbasis
online (baca: internet). Hal ini tercermin dengan terintegrasikannya
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke dalam semua mata pelajaran yang
ada. Oleh sebab itu, mau tidak mau setiap guru dituntut untuk tidak gagap
terhadap perkembangan teknologi.
Pemerintah melalui Kementerian terkait
perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk segera mengentaskan guru-guru
yang ada dari jerat ‘gagap teknologi’. Terlepas dari hal itu, pendidikan
berbasis online jelas sesuai dengan kebutuhan pendidikan saat ini.
Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat, seyogyanya dapat pula
diimplementasikan dalam bidang pendidikan.
Menurut penulis, setidaknya ada tiga
keuntungan yang diperoleh melalui pendidikan berbasis online ini. Pertama,
pengajaran akan berlangsung lebih dinamis dan efisien. Proses pembelajaran
tidak lagi tersekat oleh ruang dan waktu, karena proses belajar masih bisa
berlangsung melalui dunia maya. Kedua, kemampuan guru maupun peserta didik
dalam memanfaatkan teknologi dan informasi akan terasah.
Hal ini tentu sesuai dengan kebutuhan
tenaga kerja saat ini yang dituntut untuk mampu mengoperasikan berbagai
alat elektronik. Ketiga, orang tua dengan leluasa bisa mengontrol materi ajar
yang disampaikan dalam proses pembelajaran. Orang tua akan memiliki porsi
yang sama dengan siswa maupun guru untuk bisa mengakses materi ajar yang
telah disampaikan.
Perkembangan teknologi informasi yang
sangat pesat dewasa ini, hendaknya turut diimplementasikan dalam pendidikan
nasional. Bukan lagi hanya menjadi pilihan alternatif, melainkan sudah harus
menjadi kebutuhan pendidikan itu sendiri. Lebih parah lagi jika hanya sekedar
tercantum dalam kurikulum, namun pelaksanaannya jauh panggang dari api.
Anggaran pendidikan jelas sudah sesuai
dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, yakni sebesar 20 %
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada tahun 2014, anggaran
pendidikan telah disiapkan sebesar 371,2 triliun, meningkat 7,5% dari
anggaran yang disiapkan pada tahun 2013 lalu. Kalau sudah seperti ini,
seharusnya pendidikan nasional yang berbasis online (internet) seyogyanya
dapat dilaksanakan dengan baik.
Keuntungan lebih jauh ketika pendidikan
nasional berbasis online ini terlaksana yakni terkait biaya dan efisiensi
sarana pembelajaran yang sering terlambat datang, misalnya seperti buku
pegangan untuk siswa. Dengan pendidikan berbasis online, maka semua materi
ajar dapat dengan mudah diakses siswa melalui internet. Pemerintah tidak
perlu mengeluarkan tambahan biaya untuk mengantarkan buku-buku baru pegangan
siswa maupun guru ke seluruh sekolah-sekolah.
Pemerintah hanya perlu menyiapkan tiga hal,
yakni konten pembelajaran, menyiapkan jaringan internet ke seluruh penjuru
sekolah yang ada, dan menyiapkan guru profesional yang tidak gagap terhadap
perkembangan teknologi.
Bagi negara-negara maju, pendidikan yang
berorientasi pada internet jelas bukan merupakan hal baru. Di negara seperti
Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, internet sudah merupakan kebutuhan
mutlak yang harus ada, tak terkecuali untuk bidang pendidikan. Oleh sebab
itu, tidak heran jika kemudian muncul metode pembelajaran yang berorientasi
pada dunia internet (online) dari negara-negara tersebut.
Indonesia sebagai negara berkembang
hendaknya bisa belajar dari negara-negara maju tersebut terkait konsep
pendidikan berbasis online. Kemajemukan, keberagaman, dan corak wilayah yang
khas di Indnonesia tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kementerian
terkait untuk mengaplikasikan pendidikan berbasis online, seperti yang
tersirat dalam kurikulum saat ini.
Pengintegrasian teknologi informasi dan
komunikasi pada semua mata pelajaran, tentu hanya akan mampu dicapai secara
optimal melalui pendidikan berbasis online. Dengan kata lain, meskipun saat
ini teknologi informasi dan komunikasi telah diintegrasikan kedalam semua
mata pelajaran, namun jika tidak ditunjang dengan sistem online yang baik,
maka out
put pendidikan
nasional jelas tidak jauh berbeda dengan out put pendidikan
kurikulum-kurikulum pendahulunya.
Pendidikan berbasis internet secara nyata
jelas mampu mengakomodasi kebutuhan siswa-siswa sekarang yang tak pernah
lepas dari gadged.
Hal ini membuktikan bahwa siswa tak lagi canggung dalam bersosialisasi melalui
dunia maya. Oleh sebab itu, peran strategis pendidikan dalam membentuk
karakter anak-anak bangsa perlu turut disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Pembelajaran konvensional yang hanya
berkutat pada buku pegangan sebagai satu-satunya sumber materi ajar, tentu
sudah tak lagi relevan. Pendidikan berbasis internet jelas menyediakan
berbagai konten materi ajar yang lebih menarik dan lebih variatif. Oleh sebab
itu, penulis meyakini jika pendidikan berbasis online sangat tepat untuk
diterapkan saat ini guna menunjang kualitas dan kuantitas out put pendidikan nasional
yang lebih baik. Waallahu’alam bi
ash-showwab! ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar