Police of the Month
Herie Purwanto ;
Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat (Kasat Binmas)
Polres Pekalongan Kota
|
SUARA
MERDEKA, 30 Januari 2014
Salah satu wujud penghargaan atas kerja
anggota polisi di jajaran Polres Pekalongan Kota adalah dengan memberikan
penghargaan ”Police of the Month”.
Penghargaan ini diberitakan kepada polisi
yang memiliki dedikasi, loyalitas dan disiplin, ketakwaan, serta menguasai
dan mempraktikkan bidang tugasnya dengan baik. Ada tiga kategori, yaitu
polisi terbaik bulan ini dengan kategori pembinaan, fungsional dan
Bhabinkamtibmas.
Hadiah langsung diserahkan oleh Kapolres
Pekalongan Kota AKBP Rifki SIK SH pada saat upacara 17- an. Di samping
piagam, ada uang pembinaan. Ritual yang kelihatan sepele, sederhana, namun
punya dampak psikologis besar bagi organisasi. Lebih-lebih organisasi
tersebut adalah institusi kepolisian.
Mengapa? Pertama; profesionalisme,
loyalitas, disiplin, dan ketakwaan sejatinya merupakan kewajiban yang harus
dipelihara tiap anggota polisi. Doktrin Tri Brata dan Catur Prasetya
merupakan tuntunan dan pedoman kerja tiap anggota polisi. Karenanya, sudah
menjadi keharusan ketika polisi melaksanakan empat hal yang jadi parameter
dalam penilaian tadi.
Dengan mendasari paramater itu apakah telah
terjadi hal yang kontraproduktif, sehingga apa yang seharusnya kewajiban
perlu diaktualisasikan lagi lewat pemberian reward? Dalam konteks citra Polri
secara kelembagaan, mungkin bisa dijawab benar. Upaya menjadi hal yang
siginifikan dalam rangka mengeliminasi citra negatif tadi pada pemberian
motivasi kepada anggota agar kembali pada jati diri.
Kedua; Polres Pekalongan Kota tidak
semata-mata memberikan hukuman atau punishment kepada anggotanya yang
bersalah, baik dari aspek disiplin, kode etik maupun pidana, namun secara
berimbang memberikan penghargaan kepada yang berprestasi. Ini perlu dalam
sebuah organisasi dalam rangka pembinaan dan menjaga motivasi kerja.
Dalam konteks teori, motivasi dapat diartikan
kekuatan (energi) yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasme
melaksanakan kegiatan, baik bersumber dari dalam individu itu (motivasi
intrinsik) maupun dari luar (motivasi ekstrinsik). Penghargaan ''Police of
the Month'' menjadi salah satu aplikasi motivasi ekstrinsik.
Teori motivasi Maslow menyebutkan ada lima
kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, harga diri, dan
aktualisasi diri. Dalam konteks penghargaan, kebutuhan akan aktualisasi diri
menjadi relevan. Aktualisasi diri mencakup kebutuhan untuk menjadi kreatif
dan mengembangkan potensi serta kemampuan secara maksimal.
Budaya Kerja
Sudah bukan rahasia bahwa pekerjaan polisi
penuh dinamika. Ia membutuhkan tidak sekadar pengabdian dasar namun juga pada
iktikad dan mindset yang akan berujung pada budaya kerja yang meletakkan
peran perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat. Tiga substansi ini
menjadi tugas utama polisi secara universal.
Polisi yang bisa menjawab dinamika
masyarakat, menempatkan masyarakat sebagai costumer. Menjadi beban moral
ketika tidak bisa melayani maksimal. Logikanya, ia mendapat ”penghidupan”
dari kepercayaan yang diberikan costumer. Bila kepercayaan ini berpaling maka
selesai pula kontrak kerjanya. Inilah konsep pelayanan yang harus menjiwai
polisi secara individu.
Mengapa mengedepankan peran individu?
Sesuai asas diskresi, anggota kepolisian dibenarkan mengambil tindakan,
melanggar hukum sekalipun, ketika tindakan itu demi kepentingan umum. Konteks
kepentingan umum harus terukur secara jelas sehingga bisa
dipertanggungjawabkan.
Dengan pemahaman ini maka upaya Kapolres
Pekalongan Kota memberikan penghargaan kepada anggotanya dalam format
''Police of the Month'' menjadi aplikasi atas kebijakan pimpinan Polri
setingkat polres yang memberikan kesempatan anggotanya untuk bisa bekerja
profesional dengan mengembangkan potensi diri seluas-luasnya. Bila kebijakan
ini berkesinambungan akan menjadi jembatan menuju polisi yang dicintai
masyarakat. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar