|
JAWA
POS, 04 Juli 2013
Setiap 4 Juli, Amerika Serikat merayakan penandatanganan deklarasi
kemerdekaan yang menandakan lahirnya negara kami. Kami mengingat kembali visi
para pendiri negara yang bertekad menciptakan negara demokrasi yang dinamis dan
tangguh.
Kami melihat ke belakang dengan rasa hormat dan kagum akan pandangan mereka yang jauh ke depan, kebulatan tekad, serta pengorbanan mereka. Kami juga melihat ke depan dengan keyakinan dan rasa percaya diri dalam upaya yang tak henti untuk mencapai cita-cita demokrasi kami.
Penandatanganan Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat tanggal 4 Juli 1776 merupakan saat bersejarah bagi bangsa Amerika yang kala itu masih sangat belia. Dalam deklarasi tersebut, rakyat dari 13 koloni memutuskan untuk bersatu dan mendirikan sebuah negara. Sehingga membuahkan sebuah moto: E Pluribus Unum (Dari Banyak Jadi Satu).
Pada saat yang bersamaan, rakyat Amerika dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran negara kami mengejawantahkan sesuatu yang lebih besar daripada diri kami sendiri. Para penanda tangan deklarasi kemerdekaan menyatakan bahwa seluruh umat manusia, di mana pun mereka berada, memiliki hak untuk hidup, untuk bebas, dan untuk meraih kebahagiaan -hak-hak ini, sebagaimana yang digagas para pendiri negara kami, bersifat universal, abadi, serta asasi. Kepercayaan kami yang kukuh dan positif terhadap demokrasi akan tetap bertahan teguh di dalam pandangan bahwa seluruh manusia memiliki hak untuk merdeka, sejahtera, serta bebas dari penindasan.
Kini, menjelang akhir masa jabatan saya di Indonesia untuk bekerja sama dengan rakyat Indonesia dalam membangun hubungan yang semakin kuat antara dua negara demokrasi yang dinamis ini, saya melihat kepentingan serta nilai-nilai yang dimiliki kedua negara tumbuh berkembang pesat. Masyarakat Indonesia yang saya jumpai dalam perjalanan saya di Nusantara, mulai Aceh hingga Makassar, hingga Papua, juga memiliki tujuan dan cita-cita akan kemerdekaan, demokrasi, dan peluang ekonomi.
Seperti juga rakyat Amerika yang memiliki dasar negara, dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila, serta Bhinneka Tunggal Ika menguraikan prinsip yang sama dengan nilai-nilai yang kami miliki. Cita-cita demokrasi seperti inilah yang ingin dicapai rakyat Amerika dan Indonesia. Kedua negara memiliki masyarakat multikultur yang dinamis dan punya beragam agama serta kepercayaan, di mana kami menginginkan semua rakyat dapat hidup berdampingan dalam lingkungan yang penuh toleransi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah berbicara dengan lugas mengenai konsep Bhinneka Tunggal Ika, pentingnya toleransi dan nilai-nilai Pancasila bagi keberlangsungan dan kesuksesan Indonesia. Merujuk nilai serta kepentingan bersama inilah, Amerika Serikat ingin mendukung Indonesia sebagai mitra regional dan global yang kuat, dinamis, demokratis, serta sejahtera.
Kemitraan komprehensif yang dicanangkan Presiden Barack Obama dan Presiden SBY tahun 2010 lalu memberikan kerangka bagi pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia untuk mempererat dan memperluas kerja sama. Namun, lebih dari itu, kemitraan komprehensif ini tidak hanya membangun kerja sama pada tataran pemerintahan, tapi juga antara rakyat kedua negara.
Saya merasa bangga bahwa dalam kunjungan terakhir ke Jawa Timur beberapa minggu yang lalu saya berkesempatan mengambil sumpah 50 relawan baru Peace Corps yang akan mengajar bahasa Inggris di sejumlah kota di Pulau Jawa. Para relawan Peace Corps ini merupakan sebagian dari hampir seratus warga Amerika yang tengah belajar mengenai kebudayaan dan tradisi Indonesia yang kaya. Dan pada saat yang bersamaan juga memperkenalkan nilai-nilai serta tradisi Amerika kepada masyarakat Indonesia.
Pertukaran pelajar merupakan komponen penting yang dapat meningkatkan hubungan masyarakat kedua negara. Upaya kami untuk meningkatkan jumlah murid Indonesia yang belajar di Amerika Serikat, yang dahulu sempat menurun, kini telah membuahkan hasil. Dengan adanya kemajuan dan kemudahan dalam pengurusan visa, kami berupaya membuka kesempatan yang lebih besar bagi siswa-siswi dari Indonesia untuk mengenyam pendidikan di Amerika Serikat. Lebih dari 95 persen murid Indonesia yang mengajukan permohonan visa pelajar dikabulkan.
Selain hubungan antarmasyarakat kedua negara, mempererat hubungan dagang antara AS dan Indonesia juga dapat memperluas peluang ekonomi bagi kedua negara. Perdagangan bilateral AS-Indonesia mencapai lebih dari USD 26 juta pada 2012, meningkat secara signifikan dari USD 18 juta pada 2009. Indonesia memiliki surplus perdagangan dengan AS sebesar lebih dari USD 10 miliar.
Melihat skala perekonomian AS dan Indonesia, potensi untuk mengembangkan perdagangan dan investasi jelas senantiasa ada. Minggu lalu saya mendampingi delegasi yang terdiri atas eksekutif senior dari sejumlah perusahaan AS untuk bertemu dengan Presiden SBY. Dalam pertemuan tersebut, mereka memaparkan keinginan untuk membangun kemitraan yang lebih erat di Indonesia.
Selama masa jabatan saya di Indonesia, kami juga berupaya memperluas lingkup kemitraan antar pemerintah. Kemitraan yang pada awalnya lebih berfokus pada hubungan bilateral, kini terjalin pula dalam kerangka G-20, East Asia Summit, juga institusi-institusi internasional lainnya, yang semuanya bertujuan memajukan kepentingan bersama dalam skala global.
Peristiwa-peristiwa di Timur Tengah, Myanmar, dan di belahan bumi lainnya mengingatkan kita bahwa hak demokrasi dan nilai-nilai yang dimiliki bersama oleh Amerika Serikat dan Indonesia bukan milik warga Amerika atau Indonesia belaka. Banyak orang di seluruh dunia yang mengorbankan nyawa mereka demi mendapatkan hak-hak asasi manusia dan kebebasan yang universal ini. Amerika Serikat dan Indonesia disatukan harapan dan aspirasi yang sama, yaitu terciptanya dunia yang lebih baik.
Demokrasi tidaklah sempurna dan kita mungkin tidak selalu bisa mencapai cita-cita yang kita ingin raih. Presiden Obama sendiri pernah berkata, "Ada saat ketika kita harus berusaha keras untuk menjaga janji akan kebebasan dan kesetaraan bagi semua warga kita. Kita pernah membuat kesalahan dan ada kalanya ketika langkah yang kita ambil tidak membuahkan hasil seperti yang kita harapkan."
Meski demikian, jika saya renungkan pentingnya kebebasan, toleransi, dan kemerdekaan pada hari lahir Amerika Serikat ini, usaha keras untuk mencapai mimpi kita inilah, dan sebagaimana tercantum dalam pembukaan konstitusi kami, usaha untuk mencapai persatuan yang lebih sempurnalah yang menentukan kemitraan kami dengan Indonesia di masa mendatang. ●
Kami melihat ke belakang dengan rasa hormat dan kagum akan pandangan mereka yang jauh ke depan, kebulatan tekad, serta pengorbanan mereka. Kami juga melihat ke depan dengan keyakinan dan rasa percaya diri dalam upaya yang tak henti untuk mencapai cita-cita demokrasi kami.
Penandatanganan Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat tanggal 4 Juli 1776 merupakan saat bersejarah bagi bangsa Amerika yang kala itu masih sangat belia. Dalam deklarasi tersebut, rakyat dari 13 koloni memutuskan untuk bersatu dan mendirikan sebuah negara. Sehingga membuahkan sebuah moto: E Pluribus Unum (Dari Banyak Jadi Satu).
Pada saat yang bersamaan, rakyat Amerika dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran negara kami mengejawantahkan sesuatu yang lebih besar daripada diri kami sendiri. Para penanda tangan deklarasi kemerdekaan menyatakan bahwa seluruh umat manusia, di mana pun mereka berada, memiliki hak untuk hidup, untuk bebas, dan untuk meraih kebahagiaan -hak-hak ini, sebagaimana yang digagas para pendiri negara kami, bersifat universal, abadi, serta asasi. Kepercayaan kami yang kukuh dan positif terhadap demokrasi akan tetap bertahan teguh di dalam pandangan bahwa seluruh manusia memiliki hak untuk merdeka, sejahtera, serta bebas dari penindasan.
Kini, menjelang akhir masa jabatan saya di Indonesia untuk bekerja sama dengan rakyat Indonesia dalam membangun hubungan yang semakin kuat antara dua negara demokrasi yang dinamis ini, saya melihat kepentingan serta nilai-nilai yang dimiliki kedua negara tumbuh berkembang pesat. Masyarakat Indonesia yang saya jumpai dalam perjalanan saya di Nusantara, mulai Aceh hingga Makassar, hingga Papua, juga memiliki tujuan dan cita-cita akan kemerdekaan, demokrasi, dan peluang ekonomi.
Seperti juga rakyat Amerika yang memiliki dasar negara, dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila, serta Bhinneka Tunggal Ika menguraikan prinsip yang sama dengan nilai-nilai yang kami miliki. Cita-cita demokrasi seperti inilah yang ingin dicapai rakyat Amerika dan Indonesia. Kedua negara memiliki masyarakat multikultur yang dinamis dan punya beragam agama serta kepercayaan, di mana kami menginginkan semua rakyat dapat hidup berdampingan dalam lingkungan yang penuh toleransi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah berbicara dengan lugas mengenai konsep Bhinneka Tunggal Ika, pentingnya toleransi dan nilai-nilai Pancasila bagi keberlangsungan dan kesuksesan Indonesia. Merujuk nilai serta kepentingan bersama inilah, Amerika Serikat ingin mendukung Indonesia sebagai mitra regional dan global yang kuat, dinamis, demokratis, serta sejahtera.
Kemitraan komprehensif yang dicanangkan Presiden Barack Obama dan Presiden SBY tahun 2010 lalu memberikan kerangka bagi pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia untuk mempererat dan memperluas kerja sama. Namun, lebih dari itu, kemitraan komprehensif ini tidak hanya membangun kerja sama pada tataran pemerintahan, tapi juga antara rakyat kedua negara.
Saya merasa bangga bahwa dalam kunjungan terakhir ke Jawa Timur beberapa minggu yang lalu saya berkesempatan mengambil sumpah 50 relawan baru Peace Corps yang akan mengajar bahasa Inggris di sejumlah kota di Pulau Jawa. Para relawan Peace Corps ini merupakan sebagian dari hampir seratus warga Amerika yang tengah belajar mengenai kebudayaan dan tradisi Indonesia yang kaya. Dan pada saat yang bersamaan juga memperkenalkan nilai-nilai serta tradisi Amerika kepada masyarakat Indonesia.
Pertukaran pelajar merupakan komponen penting yang dapat meningkatkan hubungan masyarakat kedua negara. Upaya kami untuk meningkatkan jumlah murid Indonesia yang belajar di Amerika Serikat, yang dahulu sempat menurun, kini telah membuahkan hasil. Dengan adanya kemajuan dan kemudahan dalam pengurusan visa, kami berupaya membuka kesempatan yang lebih besar bagi siswa-siswi dari Indonesia untuk mengenyam pendidikan di Amerika Serikat. Lebih dari 95 persen murid Indonesia yang mengajukan permohonan visa pelajar dikabulkan.
Selain hubungan antarmasyarakat kedua negara, mempererat hubungan dagang antara AS dan Indonesia juga dapat memperluas peluang ekonomi bagi kedua negara. Perdagangan bilateral AS-Indonesia mencapai lebih dari USD 26 juta pada 2012, meningkat secara signifikan dari USD 18 juta pada 2009. Indonesia memiliki surplus perdagangan dengan AS sebesar lebih dari USD 10 miliar.
Melihat skala perekonomian AS dan Indonesia, potensi untuk mengembangkan perdagangan dan investasi jelas senantiasa ada. Minggu lalu saya mendampingi delegasi yang terdiri atas eksekutif senior dari sejumlah perusahaan AS untuk bertemu dengan Presiden SBY. Dalam pertemuan tersebut, mereka memaparkan keinginan untuk membangun kemitraan yang lebih erat di Indonesia.
Selama masa jabatan saya di Indonesia, kami juga berupaya memperluas lingkup kemitraan antar pemerintah. Kemitraan yang pada awalnya lebih berfokus pada hubungan bilateral, kini terjalin pula dalam kerangka G-20, East Asia Summit, juga institusi-institusi internasional lainnya, yang semuanya bertujuan memajukan kepentingan bersama dalam skala global.
Peristiwa-peristiwa di Timur Tengah, Myanmar, dan di belahan bumi lainnya mengingatkan kita bahwa hak demokrasi dan nilai-nilai yang dimiliki bersama oleh Amerika Serikat dan Indonesia bukan milik warga Amerika atau Indonesia belaka. Banyak orang di seluruh dunia yang mengorbankan nyawa mereka demi mendapatkan hak-hak asasi manusia dan kebebasan yang universal ini. Amerika Serikat dan Indonesia disatukan harapan dan aspirasi yang sama, yaitu terciptanya dunia yang lebih baik.
Demokrasi tidaklah sempurna dan kita mungkin tidak selalu bisa mencapai cita-cita yang kita ingin raih. Presiden Obama sendiri pernah berkata, "Ada saat ketika kita harus berusaha keras untuk menjaga janji akan kebebasan dan kesetaraan bagi semua warga kita. Kita pernah membuat kesalahan dan ada kalanya ketika langkah yang kita ambil tidak membuahkan hasil seperti yang kita harapkan."
Meski demikian, jika saya renungkan pentingnya kebebasan, toleransi, dan kemerdekaan pada hari lahir Amerika Serikat ini, usaha keras untuk mencapai mimpi kita inilah, dan sebagaimana tercantum dalam pembukaan konstitusi kami, usaha untuk mencapai persatuan yang lebih sempurnalah yang menentukan kemitraan kami dengan Indonesia di masa mendatang. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar