Kamis, 13 Desember 2012

Negarawan Pancasila


Negarawan Pancasila
Sayidiman Suryohadiprojo ;  Mantan Gubernur Lemhannas
KOMPAS, 12 Desember 2012


Beberapa hari lalu ada sahabat bertanya: bagaimana keinginan dan harapan saya mengenai presiden yang akan kita pilih pada 2014. Saya menjawab, ”Saya harapkan presiden kita yang akan datang seorang negarawan yang berjiwa dan bersemangat Pancasila.”

Negarawan yang tidak hanya memandang Pancasila sebagai satu ideal dan falsafah, tetapi disertai tekad untuk menjadikan Pancasila satu kenyataan hidup di Indonesia. Untuk itu, kita perlukan seorang presiden yang negarawan, bukan sekadar seorang pemimpin politik.

Pikiran saya ini didorong oleh kenyataan bahwa sekalipun semua orang Indonesia setuju Pancasila menjadi dasar NKRI, tetapi dalam kenyataan amat sukar menemukan implementasinya dalam kehidupan berbangsa. Dengan begitu, kita mudah dicap sebagai bangsa paling munafik, tak hanya bangsa yang korup.

Makna Pancasila yang utama dan perlu segera terwujud adalah kesejahteraan lahir batin, yang tinggi dan merata untuk seluruh rakyat Indonesia. Kenyataan baru itu akan amat membantu untuk menciptakan kondisi lain yang bersangkutan dengan nilai- nilai Pancasila. Kita tak keberatan di Indonesia ada orang kaya, miliarder, tetapi itu harus disertai rendahnya jumlah orang miskin serta sempitnya kesenjangan antara kaya dan miskin.

Untuk itu perlu diciptakan kesempatan kerja penuh bagi rakyat, yang memberikan penghasilan makin baik bagi rakyat seluruhnya. Dengan begitu, lambat laun bagian terbesar rakyat menjadi golongan menengah. Hal itu akan sangat mengurangi pengaruh radikalisme dan daya tarik menjadi teroris, juga kesediaan menjadi agen negara asing.

Alhasil, yang maju dan sejahtera tak hanya rakyat di kota besar, tetapi juga mereka yang tinggal di desa-desa yang tersebar di seluruh Indonesia. Artinya, baik pertanian maupun perikanan maju dan menghasilkan makanan bagi rakyat secara luas.

Sektor pertambangan dan perindustrian pun maju, khususnya kegiatan industri yang menghasilkan nilai tambah bagi berbagai produk pertanian, perikanan, dan pertambangan yang dihasilkan bangsa kita. Usaha itu selain dilakukan perusahaan besar swasta dan BUMN juga oleh berbagai usaha mikro, kecil, menengah yang besar jumlahnya dan menjadi penyedia kesempatan kerja utama dalam masyarakat.

Negarawan Pancasila itu sadar kesejahteraan harus didukung infrastruktur luas dan efektif. Hubungan darat, laut, dan udara dapat dilaksanakan dengan makin luas dan efektif, seperti kemampuan untuk secara teratur dan sering menyinggahi setiap pulau yang dihuni orang Indonesia. Juga tersedianya listrik yang memadai yang tersebar di wilayah nasional yang luas.

Negara Kesejahteraan

Kesejahteraan lahir dan batin perlu pendidikan nasional yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Menjadikan manusia Indonesia makin cerdas, berkarakter kuat, berbudi pekerti luhur, dan mampu berpartisipasi dalam produksi nasional secara efektif. Manusia demikian semoga makin jauh dari perbuatan korupsi dan kuat menolak narkoba. Kesejahteraan juga mengharuskan adanya usaha pemerintah menyediakan jaminan kesehatan dan jaminan sosial lain bagi seluruh rakyat.

Negarawan Pancasila sebagai Presiden RI punya kewibawaan untuk mengajak seluruh masyarakat ikut aktif merealisasikan hal ini, khususnya para pemimpin daerah dan organisasi yang ada dalam masyarakat. Ia cakap menginspirasi semangat dan elan bangsa untuk bersama-sama mewujudkan ini.

Makin tingginya kesejahteraan memungkinkan rakyat berpartisipasi secara aktif dan bermutu dalam kehidupan demokrasi bangsa. Tidak bisa lagi suara dan haknya dibeli dengan uang, dikelabui, atau diintimidasi. Dengan begitu, pengertian kedaulatan rakyat, yaitu rakyat berkuasa, makin jadi kenyataan.

Hal ini semua menjadikan kebangsaan Indonesia satu hal yang konkret bagi rakyat umumnya, termasuk mereka yang tinggal di perbatasan. Demikian pula bagi rakyat Papua yang sekarang mungkin masih banyak yang bertanya untuk apa ia jadi bangsa Indonesia.

Namun, presiden yang negarawan Pancasila juga bersikap tegas dalam menindak berbagai pelanggaran, khususnya terhadap mereka yang mau meruntuhkan NKRI dan Pancasila. Termasuk penggunaan kekerasan ketika berbeda pendapat dalam soal agama dan sosial lainnya, terhadap para koruptor dan penyebar serta pengguna narkoba.

Indonesia dalam wujud itu akan kuat posisinya dalam masyarakat internasional. Apalagi kalau tingginya kesejahteraan rakyat memungkinkan pemerintah membentuk revenue makin besar dan dengan itu dapat membiayai perkembangan TNI sebagai kekuatan pertahanan yang andal di darat, laut, dan udara.

Hasil dari kesejahteraan lahir dan batin yang makin tinggi menjadikan kehidupan bangsa Indonesia makin tinggi tingkat peradabannya. Budaya bangsa yang asli selalu dipelihara dan ditingkatkan mutunya, dan makin dapat dilengkapi dengan peradaban sebagai hasil peningkatan mutu pendidikan dan penelitian.

Masyarakat dunia akan mengenal Indonesia tak hanya dari keseniannya yang tersohor, tetapi juga dari makin banyaknya film dan novel Indonesia bermutu, makin banyaknya penemuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dari prestasi olahraganya. Tidak aneh kalau nanti ada orang Indonesia mendapat Hadiah Nobel, baik sebagai sastrawan atau ilmuwan, atau menjadi juara dunia dalam olahraga.

Namun, dengan segala kemajuan itu, manusia Indonesia selalu tahu diri: itu semua dimungkinkan karena perjuangan hidupnya diridai Tuhan. Sebab itu, ia sadar bahwa tidak ada tempat bagi arogansi, apalagi kegemaran menggunakan tindakan kekerasan. Sebaliknya selalu diusahakan harmoni dan keselarasan, baik dalam hubungan antara berbagai suku dan etnik yang membentuk bangsa Indonesia, antara penganut macam-macam agama, maupun hubungan antarbangsa.

Insya Allah negarawan Pancasila akan memimpin rakyat Indonesia dalam perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. Semoga bangsa Indonesia, paling lambat pada tahun 2014, memperoleh karunia Allah itu. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar