Negarawan
Pancasila
Sayidiman Suryohadiprojo ; Mantan Gubernur Lemhannas
|
KOMPAS,
12 Desember 2012
Beberapa hari lalu ada sahabat bertanya:
bagaimana keinginan dan harapan saya mengenai presiden yang akan kita pilih
pada 2014. Saya menjawab, ”Saya
harapkan presiden kita yang akan datang seorang negarawan yang berjiwa dan
bersemangat Pancasila.”
Negarawan yang tidak hanya
memandang Pancasila sebagai satu ideal dan falsafah, tetapi disertai tekad
untuk menjadikan Pancasila satu kenyataan hidup di Indonesia. Untuk itu, kita
perlukan seorang presiden yang negarawan, bukan sekadar seorang pemimpin politik.
Pikiran saya ini didorong
oleh kenyataan bahwa sekalipun semua orang Indonesia setuju Pancasila menjadi
dasar NKRI, tetapi dalam kenyataan amat sukar menemukan implementasinya dalam
kehidupan berbangsa. Dengan begitu, kita mudah dicap sebagai bangsa paling
munafik, tak hanya bangsa yang korup.
Makna Pancasila yang utama
dan perlu segera terwujud adalah kesejahteraan lahir batin, yang tinggi dan
merata untuk seluruh rakyat Indonesia. Kenyataan baru itu akan amat membantu
untuk menciptakan kondisi lain yang bersangkutan dengan nilai- nilai
Pancasila. Kita tak keberatan di Indonesia ada orang kaya, miliarder, tetapi
itu harus disertai rendahnya jumlah orang miskin serta sempitnya kesenjangan
antara kaya dan miskin.
Untuk itu perlu diciptakan
kesempatan kerja penuh bagi rakyat, yang memberikan penghasilan makin baik
bagi rakyat seluruhnya. Dengan begitu, lambat laun bagian terbesar rakyat
menjadi golongan menengah. Hal itu akan sangat mengurangi pengaruh
radikalisme dan daya tarik menjadi teroris, juga kesediaan menjadi agen
negara asing.
Alhasil, yang maju dan
sejahtera tak hanya rakyat di kota besar, tetapi juga mereka yang tinggal di
desa-desa yang tersebar di seluruh Indonesia. Artinya, baik pertanian maupun
perikanan maju dan menghasilkan makanan bagi rakyat secara luas.
Sektor pertambangan dan
perindustrian pun maju, khususnya kegiatan industri yang menghasilkan nilai
tambah bagi berbagai produk pertanian, perikanan, dan pertambangan yang
dihasilkan bangsa kita. Usaha itu selain dilakukan perusahaan besar swasta
dan BUMN juga oleh berbagai usaha mikro, kecil, menengah yang besar jumlahnya
dan menjadi penyedia kesempatan kerja utama dalam masyarakat.
Negarawan Pancasila itu
sadar kesejahteraan harus didukung infrastruktur luas dan efektif. Hubungan
darat, laut, dan udara dapat dilaksanakan dengan makin luas dan efektif,
seperti kemampuan untuk secara teratur dan sering menyinggahi setiap pulau
yang dihuni orang Indonesia. Juga tersedianya listrik yang memadai yang
tersebar di wilayah nasional yang luas.
Kesejahteraan lahir dan
batin perlu pendidikan nasional yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat. Menjadikan manusia Indonesia makin cerdas, berkarakter
kuat, berbudi pekerti luhur, dan mampu berpartisipasi dalam produksi nasional
secara efektif. Manusia demikian semoga makin jauh dari perbuatan korupsi dan
kuat menolak narkoba. Kesejahteraan juga mengharuskan adanya usaha pemerintah
menyediakan jaminan kesehatan dan jaminan sosial lain bagi seluruh rakyat.
Negarawan Pancasila
sebagai Presiden RI punya kewibawaan untuk mengajak seluruh masyarakat ikut
aktif merealisasikan hal ini, khususnya para pemimpin daerah dan organisasi
yang ada dalam masyarakat. Ia cakap menginspirasi semangat dan elan bangsa
untuk bersama-sama mewujudkan ini.
Makin tingginya
kesejahteraan memungkinkan rakyat berpartisipasi secara aktif dan bermutu
dalam kehidupan demokrasi bangsa. Tidak bisa lagi suara dan haknya dibeli
dengan uang, dikelabui, atau diintimidasi. Dengan begitu, pengertian kedaulatan
rakyat, yaitu rakyat berkuasa, makin jadi kenyataan.
Hal ini semua menjadikan
kebangsaan Indonesia satu hal yang konkret bagi rakyat umumnya, termasuk
mereka yang tinggal di perbatasan. Demikian pula bagi rakyat Papua yang
sekarang mungkin masih banyak yang bertanya untuk apa ia jadi bangsa
Indonesia.
Namun, presiden yang
negarawan Pancasila juga bersikap tegas dalam menindak berbagai pelanggaran,
khususnya terhadap mereka yang mau meruntuhkan NKRI dan Pancasila. Termasuk
penggunaan kekerasan ketika berbeda pendapat dalam soal agama dan sosial
lainnya, terhadap para koruptor dan penyebar serta pengguna narkoba.
Indonesia dalam wujud itu
akan kuat posisinya dalam masyarakat internasional. Apalagi kalau tingginya
kesejahteraan rakyat memungkinkan pemerintah membentuk revenue makin besar
dan dengan itu dapat membiayai perkembangan TNI sebagai kekuatan pertahanan
yang andal di darat, laut, dan udara.
Hasil dari kesejahteraan
lahir dan batin yang makin tinggi menjadikan kehidupan bangsa Indonesia makin
tinggi tingkat peradabannya. Budaya bangsa yang asli selalu dipelihara dan
ditingkatkan mutunya, dan makin dapat dilengkapi dengan peradaban sebagai
hasil peningkatan mutu pendidikan dan penelitian.
Masyarakat dunia akan
mengenal Indonesia tak hanya dari keseniannya yang tersohor, tetapi juga dari
makin banyaknya film dan novel Indonesia bermutu, makin banyaknya penemuan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dari prestasi olahraganya. Tidak aneh
kalau nanti ada orang Indonesia mendapat Hadiah Nobel, baik sebagai sastrawan
atau ilmuwan, atau menjadi juara dunia dalam olahraga.
Namun, dengan segala
kemajuan itu, manusia Indonesia selalu tahu diri: itu semua dimungkinkan
karena perjuangan hidupnya diridai Tuhan. Sebab itu, ia sadar bahwa tidak ada
tempat bagi arogansi, apalagi kegemaran menggunakan tindakan kekerasan.
Sebaliknya selalu diusahakan harmoni dan keselarasan, baik dalam hubungan
antara berbagai suku dan etnik yang membentuk bangsa Indonesia, antara
penganut macam-macam agama, maupun hubungan antarbangsa.
Insya
Allah negarawan Pancasila akan memimpin rakyat Indonesia
dalam perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. Semoga bangsa Indonesia, paling
lambat pada tahun 2014, memperoleh karunia Allah itu. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar