Jumat, 15 Juni 2012

Kerja Sama Pendidikan RI-Arab Saudi

Kerja Sama Pendidikan RI-Arab Saudi
Basuni Imamuddin ; Ketua Program Studi Pascasarjana Kajian Timur Tengah
dan Islam, Universitas Indonesia
Sumber :  REPUBLIKA, 14 Juni 2012


Indonesia merupakan mitra strategis bagi Arab Saudi karena memiliki berbagai persamaan kepentingan dan budaya. Keberadaan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia menjadi modal utama dalam membangun hubungan dengan negara-negara Timur Tengah, khususnya Arab Saudi.
Dari tahun ke tahun, hubungan Indonesia-Arab Saudi selalu mengalami peningkatan, baik di bidang ekonomi, politik, pendidikan, maupun budaya.
 
Walau sempat mengalami pasang surut, secara umum hubungan bilateral ini terus membaik. Dalam beberapa kasus, Arab Saudi memberikan dukungan politik kepada Indonesia dan mendukung posisi Indonesia pada forum-forum internasional.
Kerja sama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia-Arab Saudi merupakan bidang kerja sama yang mengalami perkembangan pesat.
 
Sejak lama Arab Saudi menjadi tujuan utama warga negara Indonesia dalam menuntut ilmu.

Pada 2009, mahasiswa Indonesia yang kuliah di Arab Saudi berjumlah 308 orang dan tersebar di enam universitas. Pada 2012 terjadi peningkatan dua kali lipatnya, yaitu mencapai 507 mahasiswa. Di samping itu, ada ratusan santri yang belajar di rubath-rubath di Makkah dan Madinah.

Diplomasi Budaya

Secara umum peningkatan hubungan di bidang pendidikan dan kebudayaan akan meningkatkan hubungan Indonesia dengan Arab Saudi di bidang-bidang yang lain. Hubungan di bidang pendidikan dan kebudayaan ini sangat berkontribusi dalam membangun hubungan internasional yang lebih luas dengan Arab Saudi. Ini dikarenakan budaya diplomasi Arab Saudi secara umum dijalankan secara informal dan sangat berkaitan dengan aspek-aspek budaya mereka.

Bagi Arab Saudi, hubungan kemitraan, baik itu diplomasi politik, ekonomi, maupun investasi bersifat sangat personal (kekeluargaan) dan lebih mengandalkan pada kepercayaan (trust). Diplomasi yang berjalan lebih mengikuti pola persahabatan (friendship) dan pola hubungan keluarga (family relationship) serta bersifat informal (Donboli: 2005).

Di sinilah kemudian peningkatan kerja sama di bidang pendidikan dan kebudayaan berperan dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Lewat bidang ini, pemahaman budaya dan semangat saling membangun kepercayaan akan terbina. Inilah yang kemudian disebut diplomasi budaya dan ternyata berdampak luas dalam meningkatkan hubungan diplomasi politik.

Untuk kasus Arab Saudi, diplomasi budaya ini mengedepankan hubungan people to people diplomacy dan berfungsi sebagai penopang diplomasi politik.
Hal ini bertujuan meningkatkan kerja sama pendidikan dan mengubah persepsi negatif Arab Saudi tentang Indonesia.

Lewat interaksi budaya ini, kesepahaman dan pemahaman yang lebih komprehensif antara negara yang satu dan yang lain akan terbangun (Hawkesworth dan Kogan, 1992). Para penuntut ilmu asal Indonesia di Arab Saudi berfungsi sebagai duta-duta bangsa yang berinteraksi langsung dengan masyarakat Arab Saudi.

Kerja Sama Pendidikan

Keberhasilan misi diplomasi Indonesia-Arab Saudi sangat ditentukan dengan kualitas kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Arab Saudi. Kerja sama ini tidak hanya terikat pada pemberian beasiswa kepada pelajar-pelajar Indonesia, tetapi harus diperluas dalam misi kebudayaan secara umum.

Lewat kerja sama ini diharapkan akan terbangun persepsi positif tentang Indonesia. Selama ini, persepsi masyarakat Arab Saudi tentang Indonesia masih rendah, terutama apabila dikaitkan dengan keberadaan pekerja-pekerja wanita domestik Indonesia. Agar kerja sama itu dapat berdampak optimal dalam kerangka membangun hubungan bilateral kedua negara, perlu menekankan pada beberapa hal penting.

Pertama, meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Arab Saudi, terutama di bidang-bidang sains dan teknologi, serta memperbanyak kesempatan kepada para pengajar dan peneliti Indonesia untuk bekerja di universitas-universitas di Arab Saudi. Saat ini, telah terjadi peningkatan penerima beasiswa dari Indonesia dan ke depan harus terus terjadi penambahan.

Kedua, perlunya peningkatan promosi pendidikan dan kebudayaan Indo nesia di negara Arab Saudi. Promosi ini ditujukan untuk memberikan informasi yang positif tentang Indonesia dan kebudayaannya. Selama ini, masyarakat Arab Saudi yang mengenal Indonesia secara baik masih sangat terbatas dan masih banyak dari mereka bahkan tidak mengenal Indonesia.

Diharapkan dengan banyaknya program promosi pendidikan dan kebudayaan Indonesia di Arab Saudi, akan semakin membuka pengetahuan warga Arab Saudi terhadap Indonesia. Langkah positif ini telah dilakukan oleh Indonesia dengan memfasilitasi empat perguruan tinggi Indonesia untuk mengikuti pameran international, International Exhibition Center, di Riyadh, pada 17-20 April 2012.

Universitas-universitas dari Indonesia yang berpartisipasi adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Ketiga, di samping menerima beasiswa dari negara Arab Saudi, Pemerintah Indonesia juga harus mulai memberikan prioritas kepada pelajar-pelajar dari Arab Saudi untuk belajar di Indonesia. Ini dapat dilakukan dengan memberikan beasiswa studi, program pertukaran pelajar, dan program pendidikan lainnya guna memberikan kesempatan seluasnya kepada pelajar-pelajar Arab Saudi untuk mengenal Indonesia secara langsung.

Pengalaman-pengalaman mereka di Indonesia tentunya akan membawa persepsi positif tentang Indonesia dan diharapkan mampu semakin mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi. Biar bagaimanapun persepsi (perception), gambaran (image), dan sikap (attitude) itu sangat berpengaruh dalam menentukan hasil (outputs) dari suatu suatu hubungan bilateral (Holsti: 1988).

Pada akhirnya, kesuksesan diplomasi budaya melalui peningkatan hubungan di bidang pendidikan dan kebudayaan ini akan semakin memperkokoh hubungan Indonesia dan Arab Saudi di masa depan. Keberhasilan dunia kampus, misalnya, untuk memberikan anugerah kehormatan berupa doctor honoris causa (Dr HC) kepada Raja Abdullah, hendaknya dapat diapresiasi dan dipahami sebagai langkah strategis untuk menopang diplomasi politik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar