Saatnya
Mengonsolidasikan “Orang Baik”
Tim Kompas ; Wartawan Kompas
|
KOMPAS,
02 Januari 2014
KEBANGGAAN menjadi
anggota DPR kini telah berangsur surut, bahkan bagi sebagian anggota Dewan,
dirasa sudah sirna dengan banyaknya rekan mereka yang terseret kasus korupsi.
Meskipun demikian, di tengah wajah buram DPR itu, masih ada harapan besar di
ujung sana karena masih ada yang ingin terus berjuang memperbaikinya.
Terlepas dari berbagai
kekurangan yang terjadi, dunia internasional juga masih menghargai
perkembangan demokrasi yang terjadi di negeri ini. Dunia memandang Indonesia
sebagai negara demokrasi terbesar ketiga. Inilah yang menjadi tantangan
proses demokrasi Indonesia ke depan.
Indonesia juga
memiliki geopolitik yang sangat strategis, kekayaan alam melimpah, dan
penduduk yang besar dan majemuk. Pertumbuhan ekonomi juga luar biasa. Apabila
ini semua dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi bangsa
besar.
Proses demokrasi
Indonesia, saatnya, mengalami pendewasaan dan pemantapan. Hal ini yang akan
menentukan apakah bangsa ini nantinya akan mengalami kemunduran karena proses
korupsi yang mengharu biru; hanya menjadi bangsa medioker, atau justru
menjadi bangsa yang besar karena mau mengoreksi diri dan kemudian bangkit.
Ini tentunya menjadi
tantangan bagi siapa pun yang sekarang ini akan masuk dalam arena Pemilihan
Umum 2014. Mereka harus menjawab harapan publik agar benar-benar menjadi
wakil rakyat yang sesungguhnya.
Postur caleg 2014
Melihat postur calon
anggota legislatif (caleg) yang akan bertanding dalam Pemilu 2014, memang
harapan tidak bisa terlalu banyak digantungkan. Rata-rata caleg yang ada
sekarang ini mayoritas, yaitu 3.212 orang atau sekitar 49 persen, berlatar
belakang non-kader partai. Mereka yang berasal dari kader partai hanya 2.202
orang atau sekitar 33 persen, sedangkan 18 persen sisanya tanpa keterangan.
Dengan tingginya caleg
nonkader dan berasal dari luar partai politik ini, sangat kecil kemungkinan
dari mereka yang memahami secara mendalam ideologi partainya. Padahal,
ideologi partai politik pada umumnya menawarkan sebuah visi perjuangan
tentang membangun kesejahteraan bersama secara berkeadilan.
Dari total 6.607 caleg
yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum, sebanyak 3.241 caleg (49,1 persen)
berlatar belakang pengusaha. Jumlahnya kontras dengan mereka yang berlatar
belakang aktivis, yaitu hanya 244 caleg (3,7 persen).
Dari 560 anggota DPR
periode 2009-2014, hampir 90 persennya juga kembali mencalonkan diri.
Sebanyak 80 persen di antaranya bahkan ditempatkan oleh partai politiknya
masing-masing di nomor urut 1 dan 2. Karena itu, diperkirakan 70 persen
anggota DPR periode 2014-2019 nanti akan diisi anggota-anggota DPR lama.
Bukan tidak mungkin, anggota Dewan yang malas tetapi memiliki banyak uang pun
akhirnya terpilih kembali.
Dengan masuknya
kembali wajah-wajah lama di DPR, tanpa munculnya kesadaran baru dan adanya
perubahan sistem berdemokrasi yang radikal, wajah DPR 2014-2019 kemungkinan
tidak akan banyak berubah dibandingkan periode sebelumnya. Apabila ini yang
terjadi adalah celaka.
Konsolidasi
Menghadapi situasi ini
yang terpenting saat ini adalah bagaimana menemukan dan mengonsolidasikan
orang baik. Komisi Pemilihan Umum seharusnya dapat lebih berperan untuk
menyampaikan informasi secara utuh ke publik profil dari 6.607 caleg ini.
Sayangnya, hal tersebut belum dikerjakan optimal oleh KPU.
Banyak caleg yang
tidak mengisi biodata secara lengkap tetapi dokumennya telah diterima dan
diberi cap oleh KPU. Data informasi para caleg ini pun masih sulit didapatkan
oleh publik. Karena itu, publik tidak bisa mengetahui secara pasti latar
belakang para caleg. Pemilih perlu diberi informasi untuk membedakan mana
caleg yang emas dan caleg yang loyang. Sesungguhnya, anggota DPR yang
bertindak korup pun di bawah 10 persen dan pemainnya hanya orang-orang
tertentu. Artinya, masih banyak yang baik di lembaga DPR.
Para ”orang baik” ini
pun hendaknya dengan rasa saling percaya satu sama lain dapat saling bertukar
gagasan untuk membangun kepentingan bersama yang lebih besar, yaitu
kepentingan bangsa. Apabila itu bisa terjadi, akan sangat dahsyat
pengaruhnya.
Salah satu kesadaran
bersama yang juga perlu dibangun di antara para caleg ”putih” adalah sejak
awal mau membangun mekanisme kontrol pada diri sendiri. Sebagai pejabat
publik, mereka harus bersedia melaporkan secara terbuka aset, kekayaan
pribadi, dan pajak yang dibayarkan.
Para caleg yang
idealis ini juga harus didukung publik karena sesungguhnya beban moral yang dihadapi
DPR juga tidak ringan di tengah tiadanya kebanggaan menjadi caleg. Kalau itu
bisa terjadi, masih ada harapan.
Kado DPR 2004-2009
DPR periode 2009-2014
pun di akhir masa jabatan hendaknya memberikan kado yang terbaik untuk DPR
periode 2014-2019, yaitu sistem yang bisa meningkatkan mekanisme kontrol di
lembaga DPR. Sebab, tanpa ada kontrol, dengan kekuasaan yang sedemikian
besar, anggota DPR bisa terjebak pada abuse of power.
Revisi Undang-Undang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD adalah salah satu yang penting
dilakukan. Dalam revisinya harus diatur tentang larangan conflict of
interest.
Partai politik pun
harus berbenah sehingga bisa menjadi sekolah politik bagi kader-kadernya dan
menjadi pabrik politisi berintegritas yang duduk di eksekutif ataupun
legislatif. Partai politik harus menjadi ”obor” seperti yang dicita-citakan
Soekarno. Partai bukan sekadar sekumpulan orang yang berkumpul dan bergerak,
tetapi mampu memberikan penyadaran.
Apabila itu terjadi,
di tengah sejuta pesimisme masih ada optimisme. Seperti kisah tentang
perundingan Osla, perundingan rahasia antara sejumlah elite Israel dengan
Palestina yang ingin menciptakan perdamaian di tengah perang yang terus
berkecamuk. Mereka tak memedulikan apa yang terjadi di lapangan, tetapi terus-menerus
melakukan perundingan dan mencari solusi hingga akhirnya didapatlah sejengkal
Gaza dengan Ramalah.
Demikian pula di
tengah keputusasaan tentang situasi partai, tentang DPR, yang marak oleh
korupsi, ketika masih ada sekelompok orang yang terus melakukan ikhtiar untuk
memperbaikinya, di sanalah masih tebersit harapan akan adanya masa depan
negeri yang lebih baik.... ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar