Korut
Pasca Paman Kim
Aco Manafe ;
Pengamat Perkembangan Isu Internasional
|
KORAN
JAKARTA, 06 Januari 2014
Indonesia memiliki hubungan diplomatik dengan
Pyongyang, sehingga siap membantu. Hubungan ekonomi dan
perdagangan belum berarti, namun bahan-bahan industri bisa dikirim
Indonesia melalui Korsel dan China.
Korea Utara (Korut) senantiasa menarik karena
ketertutupannya. Negeri ini dikuasi dinasti Kim. Mulai dari Kim Il sung, Kim
Jong Il dan kini Kim Jong Un. Korut memiliki luas 122.760 km. Semenanjung
Korea luasnya 223.098 km. Korut memiliki teknologi nuklir yang membuat barat
dan Amerika Serikat cenderung memojokkannya.
Utara dan Selatan pernah mengalami perang
Korea 1950-1953 dan berakhir melalui gencatan senjata, tanpa perjanjian
perdamaian. Akibat konflik politik, ideologi dan prasangka nuklir, maka AS,
Korsel dan Jepang menganggap, Pyongyang membahayakan keamanan
Semenanjung Korea, khususnya bagi strategi Washington, serta aliansinya.
Penentangan Washington dan Seoul tanpa kompromi, akibat perbedaan ideologi
politik Marxisme-Leninisme yang dianut Pyongyang.
Gaung perdamaian serta runtuhnya komunisme
internasional pimpinan Uni Soviet, menetralisasi gesekan-gesekan politik
konvensional yang mengarah pada konflik militer, menisbikan
pembangunan, perdamaian regional dan global. Konflik Semenanjung Korea jelas
menghambat percepatan perdamaian Asia Timur (Semenajung Korea, Tiongkok,
Jepang dan Taiwan).
Permusuhan ideologis terhentikan isu-isu
advokasi, demokrasi, perdamaian abad ke-21, serta politik konfrontasi
pascaperang dingin. Perubahan dari radikalisme, agresivitas dan konfrontasi
menuju perdamaian dan saling mendekati. Ini diperkuat dengan kerja
sama ekonomi, perdagangan, sosial budaya dan kemanusiaan.
Kebijakan mantan
petinggi Uni Soviet Michael Gorbachev cukup gencar sejak awal dekade
1990 melalui kampanye pembaruan politik glasnost dan perestroika. Ini
mengubah citra komunisme-marxisme menuju demokrasi, perdamaian, serta
pasar bebas.
Internal
Pada Desember 2013 muncul berita bahwa
pemimpin Korut Kim Jong Un telah mengeksekusi mati paman iparnya bernama Jang
Sung Taek, suami Kim Kyong Hui, saudara perempuan ayah Kim Jong-il. Kim Jong
un mencium isu kudeta yang akan dilakukan Jang.
Penasihat rezim Korut itu juga dicurigai akan
menjual murah aset-aset dan sering berfoya-foya. Namun barat menduga
penyingkiran Jang, memberi jalan menuju dominasi Kim selanjutnya.
Posisi Jang akhir Desember 2013 segera digantikan oleh kakak tertuanya Kim
Jong-nam.
Presiden George Bush pernah merilis
istilah The Axis of Evil (poros kejahatan)
terhadap Pyongyang (termasuk Irak dan Iran). Sejak era Kim Jong-il,
barat cemas, Korut akan menggunakan kekuatan nuklirnya terhadap musuh-musuh
politiknya seperti AS, Korsel dan Jepang.
Untuk menghadapi ancaman AS dan aliansinya,
tidak ada pilihan, Pyongyang harus memiliki kekuatan nuklir. Uji coba nuklir
bawah tanah 2006 dan Mei 2009, serta rudal Nodong tahun 2007, mestinya
sebagai kebanggaan serta euforia percaya diri berlebihan Pyongyang.
Maka Barat dan Washington harus percaya serta
menghormati Pyongyang termasuk meredakan ketegangan dengan rezim Kim Jong Un
dan para jenderalnya. Dakwaan, cercaan dan sanksi politik ekonomi
DK PBB justru semakin menjauhkan Pyongyang dari perdamaian.
Sebaliknya mendorong permusuhan semakin langgeng.
Belakangan muncul pertanyaan, apakah Kim Jong
un membawa perubahan politik, yang otomatis mempengaruhi kawasan, khususnya
bagi Korsel dan Jepang?
Bagaimanapun, suksesi sepenuhnya tradisi dan hak
Pyongyang menyerahkan kekuasaan kepada penerus dinasti Kim. Logis, pewaris
menjabat Panglima Tertinggi, disertai pangkat jenderal berbintang empat,
menyusul perkenalan resmi Kim Jong Un kepada para jenderal. Penetapannya
sebagai Kepala Pemerintahan juga otomatis diperkuat Kongres Partai
Pekerja (Partai Buruh) dalam sidang 28 September 2010.
Pertanyaan strategis bagi AS dan barat,
apakah Kim Jong Un, jebolan universitas di Swiss meneruskan
kebijakan nuklir sebagai sarana pertahanan, bahkan untuk memerangi
lawan-lawannya? Atau kekuatan nuklir berupa martabat politik, teknologi dan
pertahanan nasional baginya? Jadi bukan untuk memerangi atau menakut-nakuti.
Logikanya, sejak bom atom AS di Hirosima dan
Nagasaki, dunia menyadari dampak dahsyatnya. Invasi AS terhadap
Irak juga karena analisis intelijen bahwa Irak punya senjata pemusnah
massal itu. Belakangan diketahui, nuklir Irak di Osirak sudah
dihancurkan Israel tahun 1987.
Tugas pertama Jong Un menyegerakan program-program
ekonomi terbaik, sehingga perdagangan dan bisnis dapat mendorong pertumbuhan
nasional. Sebagai perbandingan PDB Korsel 1,421 triliun dolar AS.
Pendapatan perkapitanya 28.700 dolar AS (data 2010). Sedangkan
Korut menikmati surplus perdagangan 1,6 miliar dollar AS. Korut
memiliki income perkapita 5.000 dolar AS. Ekonomi
Korut dibangun dari menjual ikan, hasil pertanian dan baja ke Korsel.
Juga dari sumber mineral seperti bijih besi, emas, dan gas bumi yang
diekspor ke China.
Tahun 2008, dinasti Kim memperkuat eksekutif
dengan menetapkan paman Chang Sung Taek sebagai pelaksana
harian pemerintah. Chang menjabat Wakil Ketua Komisi Militer menyamai posisi
Wakil Panglima AB.
Setidaknya Chang dan istrinya Kim Kyong
Hui membantu Kim yunior dalam memimpin. Jadi, peran Chang Sung Taek
strategis dalam membimbing dan mendampingi sang keponakan, Presiden Kim Jong
un. Namun pada Desember 2013, terbetik berita bahwa pamanda Chang
dieksekusi.
Indonesia memiliki hubungan diplomatik dengan
Pyongyang, sehingga siap membantu. Hubungan ekonomi dan perdagangan
belum berarti, namun bahan-bahan industri bisa dikirim Indonesia
melalui Korsel dan China. Hubungan historis sejak Presiden Soekarno
dan Kim Il Sung memprakarsai kebangkitan Asia Afrika melalui Konferensi
Bandung 1955.
Dengan prinsip politik luar negeri bebas
aktif, hubungan diplomatik, ekonomi, sosial dan budaya
bertumpu pada kepentingan nasional tanpa terpengaruh ideologi dan
politik Pyongyang. Jakarta mendukung perdamaian Semenanjung Korea dan
berharap Kim Jong un bisa membawa hubungan RI-Semenanjung Korea semakin
produktif. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar