|
SINAR
HARAPAN, 01 Juli 2013
Rapat paripurna
DPR hari senin (17/6) menyetujui Rancangan Undang-Undang Anggaran pendapatan
dan Belanja Negara Perubahan 2013 untuk disahkan menjadi undang-undang.
Pengesahan
RAPBN-P tahun 2013 ini bermakna sangat penting bagi kestabilan fiskal negara.
Subsidi
BBM tahun 2012 mencapai Rp 211,9 triliun atau 61,17 dari anggaran subsidi
pemerintah. Subsidi ini sebagian besar dinikmati oleh para pengendara motor
yang pada dasarnya bisa dikelompokkan ke dalam kelompok mampu. Pemerintah
diperkirakan menaikkan harga premium dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 6.5000
per liter dan solar dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 5.500 per liter.
Kenaikan
harga BBM bersubsidi akan diikuti dengan pemberian kompensasi kepada masyarakat
dalam bentuk bantuan tunai. Program yang bernama Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat (BLSM) dialokasikan untuk 15,5 juta rumah tangga sasaran dengan
total biaya sebesar Rp 9,3 triliun.
Program
lain yang menjadi cakupan program pada RAPBN 2013 adalah Pembangunan
Infrastruktur Dasar, Program Keluarga Harapan, Program Bantuan Siswa Miskin dan
Program Beras untuk Rakyat Miskin.
Isu
BBM dan program kompensasi belakangan ini telah masuk ke dalam ranah politik,
apalagi menjelang pemilu 2014. Tidak hanya menolak kebijakan menaikkan harga
BBM, partai oposisi dan beberapa partai koalisi ikut menolak pemberian bantuan
langsung karena dianggap sebagai alat pemerintah untuk mendongkrak suara mereka
di pemilu 2014 nanti. Tetapi benarkah BLSM meningkatkan probabilitas incumbent untuk terpilih kembali pada
pemilu selanjutnya?
Kisah
Sukses CCT
Program
bantuan langsung menjadi kebijakan yang sangat populer dalam 15 tahun terakhir,
khususnya di banyak negara berkembang. Kebijakan dalam bentuk bantuan bersyarat
(Conditional Cash Transfers/CCT) dan
tanpa syarat (Unconditional Cash
Transfers) merupakan sebuah inisiasi dari pemerintah untuk mengurangi angka
kemiskinan dan memutus mata rantai kemiskinan di masyarakat.
Program-program
seperti Bolsa Familia di Brasil, Oportunidades di Meksiko, Familias en Accion di Kolombia, Program
Keluarga Harapan (PKH) di Indonesia dan beberapa program bantuan langsung
lainnya terbukti mampu mengurangi angka kemiskinan serta memperbaiki standar
hidup masyarakat yang menerimanya.
Litschig
dan Morrison (2013) menunjukkan bahwa program CCT yang dilakukan di Brasil
mampu meningkatkan angka baca tulis sebesar 4% dan menurunkan tingkat
kemiskinan sebesar4%. Soares et al (2007) juga meneliti dampak kebijakan CCT di
tiga negara, Brasil, Meksiko dan Cile. Hasilnya adalah CCT mampu mengurangi
kesenjangan yang terjadi pada ketiga negara tersebut. Angka Gini Index diketiga
negara tersebut terus mengalami penurunan semanjak program kompensasi ini
dijalankan oleh pemerintah.
Dari
beberapa kajian juga bisa ditarik kesimpulan bahwa program kompensasi yang
dilakukan oleh pemerintah merupakan salah satu kebijakan yang tergolong
berhasil dalam mengatasi masalah kemiskinan dan meningkatkan standar hidup
masyarakat miskin. Di Zambia dan Namibia, cash transfer mampu meningkatakan
permintaan dan membangun pengembangan pasar lokal.
Bagaimana
dengan Indonesia? Kajian yang dilakukan oleh Rosfadhila et al (2013) terkait
program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilakukan oleh pemerintah tahun 2008
dan 2005 menunjukkan bahwa BLT merupakan kebijakan yang sangat relevan dalam mengurangi
dampak langsung yang dialami oleh masyarakat miskin ketika harga BBM dinaikkan.
Meskipun
terdapat banyak kekurangan, khususnya terkait penyaluran, akan tetapi BLT
ternyata tidak terbukti membuat masyarakat miskin menjadi malas dan hanya
berpangku tangan terhadap kebijakan pemerintah.
CCT
dan Pemilu
Lalu
apakah benar kebijakan bantuan langsung, baik CCT maupun UCT meningkatkan suara
incumbent pada pemilu selanjutnya? Akhir-akhir ini banyak kajian yang mencoba
melihat kaitan antara hubungan CCT dengan pemilu. Studi Baez et al (2012)
menunjukkan, ada kecenderungan peningkatan partisipasi pemilih dalam pemilu
setelah dilakukannya kebijakan CCT.
Dampaknya
terhadap peningkatan perolehan suara bagi incumbent
adalah sebesar 2% dibandingkan pemilu sebelumnya. Namun kesimpulan yang
mereka berikan adalah peningkatan tersebut hanya terjadi pada daerah yang
memiliki keterkaitan ideologi.
Berdasarkan
hitungan yang penulis lakukan, dari 28 negara yang mengimplementasikan
kebijakan CCT, tidak terlihat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan
kebijakan bantuan langsung dengan meningkatnya probabilita terpilihnya incumbent.
Hubungan
antara bantuang langsung dengan terpilihnya kembali partai penguasa atau incumbent terjadi pada negara yang
memiliki tingkat demokrasi dan korupsi yang sangat buruk, khususnya di
negara-negara seperti Yaman, Nigeria, Kenya dan Burkina Faso.
Untuk
level Indonesia sendiri, dampak dari pemberian BLT dengan peningkatan suara
legislatif DPR RI tidak signifikan. Sehingga kecemasan masyarakat banyak,
khususnya parta politik terhadap kemungkinan digunakannya BLSM sebagai alat
pemerintah untuk meningkatkan perolehan suara pada pemilu mendatang bisa
disangsikan terlebih dahulu.
Apa
yang Harus Dilakukan?
Mengingat
pemerintah kenaikan harga BBM serta memberikan kompensasi kepada masyarakat
miskin, maka ada baiknya masyarkat melakukan beberapa hal. Pertama, semua
elemen masyarakat punya kewajiban untuk mengawasi penggunaan anggaran negara.
Pengurangan subsidi BBM yang direncanakan untuk meningkatkan belanja
infrastruktur harus terus diawasi dan memastikan pemerintah benar-benar
melaksanakannya dengan baik.
Kedua,
pemerintah sejatinya memulai untuk mengembangkan energi alternatif. Mengingat
dalam beberapa tahun mendatang Indonesia akan menghadapi kesulitan khususnya
terkait ketahanan energi. Ketiga, memastikan penyaluran bantuan langsung
benar-benar tepat sasaran dan memberikan edukasi kepada masyarkat untuk
menggunakan bantuan tersebut secara baik.
Ketakutan
parpol dan mahasiswa terhadap penyelewengan dana kompensasi dan kaitannya
terhadap pemilu harus dikesampingkan. Sekarang yang harus dilakukan adalah
awasi kebijakan anggaran pemerintah dan pastikan masyarakat miskin memperoleh
kompensasi, seperti yang dijanjikan oleh pemerintah. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar