Agenda
Ramadan
Komaruddin Hidayat ; Guru Besar Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah
|
KORAN
SINDO, 26
Mei 2017
Kehadiran Ramadan seakan menjungkirbalikkan agenda
kehidupan. Atau lebih tepatnya memperkaya. Mungkin di antara kita ada yang
menjadikan malam hari sebagai waktu istirahat total.
Namun, selama Ramadan, bagi mereka yang berpuasa, menjadi
malam yang lebih hidup, penuh dengan aktivitas. Yang pasti adalah agenda
salat tarawih dan sahur. Dari obrolan dengan beberapa kawan, ada yang
menjadikan Ramadan tidak saja untuk melaksanakan puasa, melainkan diisi
dengan agenda lain yang terencana. Misalnya sengaja membeli buku-buku ke
agamaan untuk memperdalam dan memperluas wawasan spiritual dan kaidah-kaidah
agama.
Jika ini secara rutin dan terencana dilakukan, Ramadan tak
ubahnya bulan perkuliahan semester pendek. Andaikan aktivitas belajar ini
dikonversi ke dalam sistem kredit semester (SKS), banyak di antara
teman-teman mungkin sudah ekuivalen ilmunya dengan sarjana strata satu, ada
yang sudah strata dua (master), atau bahkan strata tiga (doktor) dalam kajian
agama. Hasil bacaan buku itu bisa diperkaya lagi dengan mendengarkan
ceramah-ceramah keagama an.
Materi ceramah selama Ramadan, yang paling ter struktur
mungkin kajian Alquran yang diasuh Prof Quraish Shihab di salah satu televisi
swasta. Dengan membaca buku dan mendengarkan ceramah, kita akan memiliki
perspektif komparatif tentang berbagai topik kajian serta metode dan kualitas
para penceramah.
Meng ingat begitu banyak penceramah yang kadang isinya
berbeda dengan pemahaman yang biasa kita dengar, sebaiknya kita memahami
ajaran-ajaran dasar keislaman berdasarkan Alquran dan Hadis yang mutawatir,
yang tidak diragukan keaslian mata rantainya bahwa itu ucapan dan tindakan
Rasulullah, agar kita tidak di buat bingung oleh berbagai perbedaan pendapat
yang disampaikan penceramah.
Perbedaan yang muncul itu biasanya pada tataran ranting
(furu’), bukan batang atau ajaran dasar dan pokok. Ada lagi teman yang
sengaja rajin mengeluarkan zakat, infak dan sedekah selama Ramadan, dengan
keyakinan bahwa perbuatan baik selama Ramadan itu dilipatgandakan pahalanya.
Yang sudah rutin dan mesti dijaga adalah meningkatkan silaturahim dengan
tetangga, terutama melalui salat jamaah isya dan tarawih.
Bagi mereka yang tinggal di kompleks perumahan, suasana
ini memberikan penyegaran dan penguatan persahabatan. Tak kalah penting nya
adalah untuk pendidikan anak-anak agar terbiasa dan merasakan kenyamanan ber
ibadah dan bermain di masjid. Mungkin saja banyak anak kecil yang lebih
banyak bermain ketimbang ikut salat dan mengaji. Itu semua biarkan saja, asal
tidak mengganggu orang dewasa yang lagi salat.
Anak-anak yang masa kecilnya akrab dengan masjid, nantinya
kalau sudah besar akan meninggalkan kenangan religius dan tetap tumbuh rasa
cinta pada masjid. Yang juga terasa lain selama Ramadan adalah suasana kerja
di perkantoran. Kata beberapa teman, ternyata lebih efektif dan produktif
mengadakan rapat ketika dalam suasana berpuasa.
Rapatnya tidak terinterupsi de ngan acara makan siang.
Otak dan hati lebih jernih dan sejuk. Relasi sosial yang tercipta selama
Ramadan juga lebih damai. Masing-masing pribadi emosinya terkendali. Yang
mesti di apresiasi adalah sikap teman-teman non-muslim yang selama ini
memiliki rasa empati tinggi. Meskipun tidak berpuasa, mereka tidak mau
makan-minum di depan teman yang lagi berpuasa.
Sebaliknya, seorang muslim yang tengah berpuasa tidak perlu
pamer tentang puasanya dan minta dihargai pihak lain. Jalani saja dengan
biasa, dengan penuh keikhlasan. Makanya, tidak relevan selama Ramadan me laku
kan sweeping terhadap restoran yang buka. Kalau mencolok, cukup diingat kan,
itu pun melalui aparat negara, jangan dilakukan oleh ormas. Justru salah satu
godaan puasa itu melihat hidangan makan-minum, dan kita kuat menahannya
(imsak).
Jadi, mungkin saja puasanya orang yang kerja di kota
dengan sekian banyak godaan, lebih besar pahalanya dari mereka yang di
kampung tanpa godaan. Demikianlah, sekarang kembali pada diri kita
masing-masing, agenda apa yang sudah kita rancang dan tetapkan memasuki
Ramadan ini? Jangan lewatkan kehadiran bulan penebar rahmat, berkah dan
ampunan ilahi untuk kita sambut dan isi dengan amal kebajikan
sebanyak-banyaknya. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar