Tuhan
Pra-Ramadan
Faisal Ismail ; Guru Besar Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga
dan Program Magister Studi Islam
UII Yogyakarta
|
KORAN
SINDO, 24
Mei 2017
”Wahai orang-orang yang beriman,
diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang
terdahulu sebelum kamu, semoga dengan berpuasa itu kamu menjadi orangorang
yang bertakwa.”
Demikianlah Tuhan berfirman dalam Alquran Surah Albaqarah
ayat 183, dan firman inilah yang menjadi dasar hukum bagi umat Islam untuk melaksana
- kan puasa R amadan. Dari firman Tuhan tersebut dapat dipahami bahwa ajaran
puasa itu telah diwajibkan pula oleh Tuhan kepada umat-umat ter - dahulu.
Jadi, secara doktrinalteolog is, ajaran puasa merupa - kan ajaran fund
amental dan universal yang juga diperin tah - kan oleh Tuhan kepada umatumat
terdahulu sebelum umat Nabi Muhammad.
Esensi puasa Ramadan adalah menahan diri dari makan dan
minum serta tid ak melakukan hubungan badan antara suami istri se jak fajar
terbit sampai matahari teng gelam. Puasa Ramad an wa jib di lak - sanakan
oleh setiap muslim dan muslimah yang sudah akil balig dan sehat
jasmaniah-rohaniah. Orang sak it yang penyakitnya tak d apat disembuhkan dan
orang tua jompo (sudah uzur) tidak diwajibkan ber puasa, te - tapi wajib mengganti
puasanya dengan membayar fidyah yang diberikan kepada fakir miskin.
Musafir yang melakukan per - jalanan jauh diperbolehkan
tidak berpuasa, tetapi wa jib meng ganti puasanya sebanyak har i yang
ditinggalkan. Wanita yang mengalami menstruasi, hamil tua, atau baru
melahirkan anak tidak diwajibkan ber - puasa, tetapi harus mengganti puasanya
di hari-hari lain di luar bulan R amadan sebanyak hari yang diting galkan.
Tuhan Maha Pengasih, Pemaaf, dan Pe murah serta memberikan ke mudahan dan ker
inganan kepada hamba- Nya dalam menjalankan ibadah puasa. Anak-anak kecil
yang belum akil balig dididik untuk, misalnya , melaksanakan ”puasa bedug”
(berpuasa setengah hari ) sebagai latihan kerohani an dan keagamaan.
Berbagai kegiatan sosial ke - agamaan dilakukan menjelang
bulan suci R amadan tiba. Aktivitas-aktivitas keagamaan dilakukan oleh
elemen-elemen masyarakat muslim demi me - nyambut bulan suci R amadan d an
sekaligus menghormatinya karena Ramadan adalah bulan yang suci, penuh berkah,
anu - ge rah, rahmah, dan magfirah- Nya. Masjid-masjid dicat, di tata, dan
dirapikan serta pro gramprogram ceramah keagamaan disusun oleh panitia
Ramadan seperti kuliah tujuh menit (kultum) sebelum berbuka puasa, ceramah
sebelum salat tarawih, dan ceramah sesudah salat Subuh.
Program tadarus Alquran juga dirancang dan kemudian
dilaksanakan selama bulan suci R amadan. Pengaji an nisfu Sya’ban juga
dilaksanakan sebagai salah satu cara menyambut datangnya bu - lan suci
Ramadan. Di kalangan komunitas muslim di beberapa daerah di Indonesia seperti
di Jawa Tengah d an Sumatera Barat, ritual bud aya bernuansa ke agam aan yang
disebut ”padus an” dan sejenisnya juga di laku kan secara beramairamai.
Ke giatan bazar dan pasar murah baik pada masa pra-
Ramadan maupun pada saat Ramad an yang biasanya dilak - san akan oleh ibu-ibu
musli - mah, juga diagendakan sebagai salah satu program menyam - but, meng
hormati, dan menye - marak kan bulan suci R amadan. Masjid-masjid kampus di
berbagai universitas atau per - guruan tingg i baik yang negeri maupun yang
swasta juga ber siap dan bergiat menyambut bulan suci Ramadan.
Program d an kegiatan keagamaan diran cang selama sebulan
penuh oleh panitia Ramadan dan Idul Fitri dalam rangka menyambut dan
menyemarakkan bulan suci yang penuh berkah, anugerah, rah mah, dan mag
firah-Nya. Ilmu wan, intelektual, cen dekia wan, dan tokoh-tokoh agama
dilibat kan dan diikut sertakan untuk mem - berikan siraman rohani, tausiah,
mauizah hasanah, kuliah, ceramah, dan pencerahan ke pada para jamaah masjid
men jelang berbuka puasa, sebelum salat tarawih, dan sesudah salat Subuh.
Tidak jarang panitia Ramadan mengundang tokoh agama atau
intelektual yang bergelar profe - sor doktor dari kota lain sebagai
penceramah di masjid kampus tersebut. Feno mena keagamaan yang se rupa dapat
di sak si - kan dan di rasa kan pula di masjidmasjid kota pro - vinsi,
kabupaten, kecamatan, kelurahan, dan desa. Denyut ketuhan - an dan keagamaan
sangat terasa di mana-mana. Untuk menyambut dan me - nyemarakkan bulan suci R
ama - dan, televisi-televisi di Tanah Air juga sudah merancang dan membuat
program spesial R a ma dan.
”Pesbukers R ama - dan” akan segera disaji kan oleh se
buah televisi di Jakarta dengan melibatkan ar tisar tis cantik dan terkenal
yang diramu de ngan sense of humor dan gurau an yang kocak dan lucu. Pro gram
kajian ”Tafsir Al-Misbah” yang diuraikan secara ilmiah-diniah oleh Prof Dr
Quraish Shihab, juga sudah menjadi salah satu program spesial R amadan di
sebuah televisi di Jakarta. Sinetron-sinetron yang di kemas dalam bingkai
cerita dan kisahkisah keagamaan akan tetap menghiasi dan menye marakkan bulan
suci Ramadan. Ustadustad seperti C holil Nafis, Jujun Djunaedi, dan Syech Ali
Jaber sudah pasti akan direkrut oleh stasiun televisi di Jakarta untuk
menyampaikan siraman rohani d an tausiahnya.
Pemerintah juga terus ber - siap dan berg iat menyambut
datangnya bulan suci R amadan. Harga-harga sembako dan kebutuhan pokok
masyarakat untuk Lebaran, termasuk harga bawang , dicoba distabilkan. Izin
impor bawang merah dicabut dari sebuah perusahaan karena perusahaan itu
ketika dirazia diketahui melakukan penimbunan bawang yang jum - lahnya
berton-ton. Mentan Andi Amran Sulaiman mene - gas kan, kebutuhan beras men -
jelang dan sampai dengan Lebaran aman. Jadi, masya - rakat tidak perlu
khawatir.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki
Hadimuljono meyakin kan ke - pada para pemudik bahwa jalan raya dan jalan tol
sudah diper - baiki dan siap untuk dilalui oleh para pemudik pada musim
Lebaran. Seperti pada masa pra- Ramadan sebelum nya, jam operasi tempat-tem
pat hiburan di berba gai kota besar dibatasi atau ditutup dan aparat ke -
amanan terus bersiap dan ber - giat melakukan razia . Ribuan botol minuman
keras dirazia dan dimusnahkan.
Tuhan pra-Ramad an sangat di hormati, dimuliakan, dan di -
a g ungkan serta sangat di jun - jung tinggi ajaran-a jaran-Nya. Penghor
matan yang tinggi d an pemuliaan yang agung ter hadap Tuhan dan
ajaran-ajaran-Nya tidak sebatas pada masa pra- Ramadan, tetapi berdenyut d an
bergema sepanjang Ramadan. Nama, sifat, dan ajaran-ajaran Tuhan dihayati
secara men - dalam dan dirasakan secara intens dalam lubuk sanubari umat
beriman. Semua tampak ilahiah, semua terasa diniah.
Di balik fenomena maraknya keagamaan Ramadan ini, terjadi
paradoks yang memilukan dan memalukan. Korupsi semakin marak. Korupsi Bakamla,
korupsi Pelindo II, korupsi KTP, korupsi Alquran, dan korupsi BLBI. Tuhan
sama sekali tidak pernah teledor, yang teledor adalah para koruptor yang
mengabaikan, meninggalkan, dan melupakan Dia saat mereka melakukan korupsi. ●
|
( Mohon maaf, proses
edit belum diselesaikan )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar