Kader
PDIP Jangan Kecewa
( Wawancara )
Megawati Soekarnoputri ; Ketua Umum PDI-P
|
KOMPAS,
01 Desember 2014
SETELAH 10 tahun ”berpuasa”, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada
2014 semestinya ”berpesta”. Pemilu DPR ataupun Pemilu Presiden berhasil
dimenangi. Namun, kemenangan itu justru melahirkan sejumlah kekecewaan pada
kader. PDI-P cuma kebagian empat dari 34 jabatan menteri Kabinet Kerja. Banyak
posisi justru dipercayakan kepada kader partai lain atau nonpartai.
Kader PDI-P yang masuk kabinet hanyalah Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Dalam Negeri Tjahjo
Kumolo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, serta Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.
Kekecewaan itu pun diungkapkan kader PDI-P secara terbuka di media
nasional dan internasional. Ada juga sejumlah kader yang secara terbuka
menyatakan ketidaksetujuan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak yang
diputuskan pemerintah belum lama ini.
Meski demikian, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mempunyai
pandangan lain mengenai hal itu. Berikut petikan wawancara Kompas, Sabtu
(29/11), di Jakarta.
Apa komentar Anda terhadap kader
yang merasa kecewa?
Kader PDI-P yang kecewa atas jumlah menteri di Kabinet Kerja itu hanya
didasarkan pada subyektivitas kepentingan masing-masing. Kekecewaan itu tidak
jelas. Jika berhitung dari jumlah kursi yang kami dapatkan atau
persentasenya, saya kira tidak ada persoalan.
Bagi saya, partai adalah alat perjuangan untuk merebut kekuasaan secara
konstitusional dan kami sudah memenangi
pileg dan pilpres.
Presiden Joko Widodo juga kader PDI-P. Jadi, selain sudah ada presiden,
ada pula menteri koordinator, beberapa menteri, dan para pejabat negara
lainnya. Jadi, kekecewaan itu sumir.
Apalagi kalau kita melihat pemerintahan yang baru berjalan sekitar satu
bulan ini. Berbagai kalangan di dalam dan luar negeri sudah memberikan
apresiasi cukup tinggi terhadap pemerintahan baru.
Apakah kekecewaan itu bisa
menimbulkan riak di internal?
Tidak ada riak. Yang kecewa dan bersikap subyektif itu hanya beberapa
orang. Anggota partai adalah petugas partai yang harus siap ditunjuk atau
juga tidak ditunjuk menempati posisi yang kami sebut ”tiga pilar”, yakni
struktur partai, legislatif, dan eksekutif.
Hasto Kristiyanto (Pelaksana Tugas Sekjen PDI-P) ini juga sempat
digadang-gadang menjadi menteri. Namun, saya perintahkan dia tetap bertugas
di partai. (Hasto adalah salah seorang dari empat bekas deputi Tim Transisi,
yang diketuai Rini Soemarno, yang dibentuk setelah kemenangan duet Jokowi-JK.
Dua eks deputi lainnya yang nonpartai, Anies Baswedan dan Andi Widjajanto,
saat ini pun masuk dalam kabinet).
Terserah jika ada media nasional/internasional yang membuat analisis
atau berspekulasi apa pun. Mesti dicamkan juga bahwa keputusan memilih
menteri merupakan hak prerogatif presiden.
Yang merasa kecewa dipersilakan menuangkan unek-unek ke DPP PDI-P atau
kelak ke Kongres IV di Bali, April 2015.
Apa saja agenda Kongres IV
mendatang?
Kongres IV mendatang akan difokuskan pada konsolidasi sumber daya
manusia di partai sesuai amanat kongres sebelumnya. Sebagai langkah awal,
PDI-P sudah melakukan tes psikologi terhadap sekitar 17.000 kader yang kelak
diharapkan dapat meningkatkan mutu pengetahuan (knowledge) sehingga memenuhi syarat untuk menjadi utusan di
kongres.
Kami menerapkan perekrutan yang bottom-up,
menyaring utusan dari tingkat terbawah sampai ke pusat. Dari segi ideologis,
militansi, dan loyalitas, tidak ada persoalan.
Namun, kami merasakan masih perlunya peningkatan knowledge. Untuk itu, kami juga sedang merencanakan akan membuka
dua sekolah, yakni sekolah partai dan sekolah kader. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar