Jumat, 26 Desember 2014

Misteri Orang Majus

                                                Misteri Orang Majus

Daud Sihombing  ;   Pati Polri, Sedang kuliah Magister Teologi di STTII Jakarta
KORAN SINDO,  25 Desember 2014

                                                                                                                       


Dalam Alkitab hanya dikatakan bahwa ada orang-orang Majus dari Timur yang datang ke Betlehem guna membesuk bayi Yesus Kristus yang telah terlahir di sana. Tidak dijelaskan jumlah orangnya dan dari negeri mana mereka berasal, selain hanya menyebut dari Timur. Itu saja, tidak lebih dari itu. Sehingga tidak dapat dipastikan siapa mereka itu yang sejatinya. Disebut dari Timur, itu berarti dari Timur negeri Israel. Sebab subyek yang diceritakan adalah di negeri Israel.

Dengan demikian, orang-orang Majus tersebut, apabila mengacu pada peta, maka dimungkinkan berasal dari negeri Babilonia (Irak sekarang) atau dari Persia. Kisah orang Majus ini, acap kali, kalau tidak dapat dikatakan senantiasa ditampilkan dalam momen-momen memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Namun penggambarannya atau pengisahannya banyak keliru dan kurang lengkap.

Dalam lukisan-lukisan atau diorama-diorama misalnya, sering ditampilkan orang-orang Majus itu membesuk bayi Yesus secara bersamasama dengan para gembala dan tempatnya pun pada umumnya diperlihatkan di kandang hewan dengan sang bayi sedang terbaring lelap di dalam palungan (pinggang hewan).

Padahal, kedatangan orangorang Majus itu bukanlah tepat pada hari kelahiran Yesus Kristus, sebagaimana kedatangan para gembala tersebut, yang memang mereka ini datang pada waktu itu juga, sesaat setelah mereka mendapat pemberitahuan dari malaikat di tempat mereka menggembala, yaitu di padang Betlehem.

Sementara orang-orang Majus itu datangnya bukanlah pada saat itu, melainkan beberapa waktu kemudian, yaitu antara satu hari hingga dua tahun setelah kelahiran Yesus Kristus. Pandangan ini dirujuk dari tindakan Raja Herodes yang membunuh para bayi berusiadua tahun kebawah diseluruh daerah yang menjadi tempat kelahiran bayi Yesus Kristus, yaitu di Betlehem dan sekitarnya.

Rentang waktu hingga dua tahun itu diperoleh Raja Herodes dari hasil penelusurannya terhadap keterangan yang disampaikan oleh orang-orang Majus ketika mereka dipanggilnya ke istana guna menjelaskan tentang kelahiran sang bayi raja yang tempatnya dicari-cari oleh mereka.

Informasi tentang telah lahirnya sang bayi raja dimaksud, tidak diperoleh orang-orang Majus itu dari pemberitahuan siapa pun, melainkan dari hasil pengamatan mereka terhadap kemunculan satu bintang unik yang terlihat memancar di sebelah barat dari negerinya. Menurut analisis mereka selaku ahli perbintangan, bintang tersebut merupakan bintang dari seorang raja istimewa yang telah terlahir di negeri sebelah barat.  

Kemudian dari hasil penyelidikan mereka lebih lanjut, dipahami dan diyakini oleh mereka bahwa raja istimewa itu adalah sang Mesias, Raja Ilahi, yang lahirnya di negeri dan bangsa Yahudi, sehingga mereka sebut “Raja orang Yahudi”. Pemahaman dan keyakinan akan hal itulah diperkirakan yang mendorong dan menggerakkan orang-orang Majus tersebut berangkat dan pergi ke negeri orang Yahudi, mengikuti arah pergerakan bintang unik tersebut guna membesuk dan menyembah sang Mesias yang telah terlahir di sana.

Jika bukan karena pemahaman dan keyakinan yang demikian itu, maka sangat sulit dapat dimengerti alasan mereka untuk bersusah diri pergi jauh-jauh ke sana. Sebab orang-orang Yahudi itu bukanlah bangsa penguasa dunia, yang rajanya layak dan mesti disembah oleh warga bangsabangsa dunia.

Malah, saat itu justru orang-orang Israel itu menjadi bangsa yang sedang terpuruk dan berada di bawah kekuasaan bangsa lain, yaitu bangsa imperialis Romawi. Oleh sebab itu, sungguh sangat keliru Raja Herodes, yang menganggap sang bayi Yesus Kristus, yang disebut oleh orangorang Majus itu sebagai “Raja orang Yahudi”, merupakan ancaman bagi kelangsungan kekuasaannya.

Atas dasar pandangan itulah dia melakukan pembunuhan massal terhadap semua anak laki-laki yang berusia dua tahun ke bawah di seantero daerahyangmenjaditempat kelahiran bayi Yesus Kristus, yaitu di Betlehem dan sekitarnya, demi melenyapkan sang bayi raja dimaksud. Umur dua tahun ini sesuai dengan batas usia yang diperolehnya dari hasil penyelidikannya terhadap keterangan yang disampaikan oleh orangorang Majus tersebut.

Sesungguhnya, apabila Raja Herodes berpikir jernih, maka dia tidak akan berbuat biadab demikian itu. Sebab sudah sangat jelas sebenarnya, bahwa sang bayi “Raja orang Yahudi” yang disebutkan oleh orang-orang Majus itu, bukanlah raja duniawi, yang menjadi pesaing atau rivalnya Herodes.

Karena tidak mungkinlah bagi orang asing seperti orang-orang Majus itu, yang notabene bukanlah warga yang berada di bawah kekuasaan orang Yahudi, datang ke negeri orang Yahudi untuk membesuk dan menyembah raja orang Yahudi yang lahir. Namun karena Raja Herodes itu mabuk kekuasaan, maka dia langsung terkaget-kaget dan cemas, begitu mendengar telah terlahir seorang raja lain di Israel.

Sehingga karena itu dia berupaya untuk melenyapkannya, yang untuk itu dia memerintahkan aksi pembunuhan massal terhadap semua bayi laki-laki yang seusia dengan bayi raja yang baru terlahir tersebut sebagaimana yang dikemukakan di atas. Timbul pertanyaan, dari mana orang-orang Majus itu memiliki pemahaman tentang Mesias? Subyek Mesias ini tidak dikenal di luar dari orang-orang Yahudi.

Sementara orang-orang Majus itu dapat dipastikan bukanlah orang Yahudi, yang dapat dilihat dari kata-kata pertanyaan yang merekaajukan, yaitu:“Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?” (periksa Mat 2:2). Sekiranya mereka itu orang Yahudi, maka tentu tidak akan bertanya dengan kata- kata sedemikian kepada orang-orang Yahudi, yaitu katakata “raja orang Yahudi”, melainkan “raja kita”.

 Besar kemungkinannya pemahaman tentang Mesias itu mereka peroleh dari orang-orang Yahudi yang berada di diaspora, terutama sejak pembuangan bangsa Israel di Babel (yang berlangsung hingga tiga kali, pertamata hun 597 SM, keduatahun 587 SM; dan ketiga tahun 582 SM) serta pada waktu-waktu lainnya ketika terjadinya pelarian orang-orang Yahudi kelua rnegeri akibat negerinya dijajah atau dikuasai oleh bangsa-bangsa lain yang lebih kuat.

Tentu orang-orang Yahudi yang tersebar di diaspora tersebut secara tersembunyi-sembunyi, kalau memang tidak bisa secara terang-terangan, menjalankan ajaran agamanya di sana. Dari sinilah kemungkinannya orang-orang Maju situ mendapat pemahaman tentang Mesias dimaksud.

Selain dari pada itu, bisa juga mereka mendapat “wangsit” (amanat gaib) dari Ilahi, sehingga karena itu mereka tergerak untuk berangkat dan pergi ke negeri orang Yahudi, sesuai dengan tempat yang ditunjukkan oleh arah pergerakan dari bintang unik yang mereka amati, guna membesuk dan menyembah sang Mesias yang telah terlahir di sana, yang mereka sebut sang “Raja orang Yahudi”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar