Senin, 11 Maret 2013

Murid Hamil dan Solusi Sekolah Pasutri


Murid Hamil dan Solusi Sekolah Pasutri
Gempur Santoso  ;   Sekretaris Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Timur,
Guru Besar di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
JAWA POS, 11 Maret 2013


Fenomena saat ini, banyak siswi yang hamil. Jumlahnya pun cenderung meningkat. Siswi hamil ini menjadi pro dan kontra; diperbolehkan ikut ujian negara (unas) atau tidak. Kontroversi ini selalu berulang setiap tahun.

Menurut laporan Jawa Pos National Network (JPNN) 23 Februari 2013, sebenarnya jumlah siswi hamil yang akan ikut unas cukup banyak. Sebab, Hotline Pendidikan Surabaya meneliti dan mendapat temuan yang mengejutkan pada Desember lalu. Sekitar 16 persen pelajar atau 64 di antara 400 pelajar mengaku sudah berhubungan seks. Jika mereka sampai hamil, itu berarti jumlah siswi hamil lebih banyak. 

Apakah hal itu karena kenakalan remaja? Atau adanya perubahan alami usia kedewasaan yang semakin muda? Berbagai pendapat mengatakan bahwa siswi hamil karena pergaulan bebas, pengaruh melihat gambar-gambar porno. Banyak pula pendapat bahwa kenakalan siswa disebabkan kenakalan orang yang sudah tua. Ada pula yang berpendapat bahwa siswi hamil karena lemah takwa dan lemah imannya. Pendapat mana yang benar? Bisa jadi, semua faktor benar.

Coba kita pahami dari sudut lain bahwa semakin banyak siswa yang hamil karena adanya perubahan alam, yakni usia kekedewasaan semakin muda. Sebagaimana laporan KAO Indonesia (2011), kalau ditinjau dari segi pubertas, saat ini cewek Indonesia puber antara usia 9-15 tahun, rata-rata mulai mengalami puber di usia 12 tahun. 

Jika benar usia kedewasaan semakin muda, perlu penataan ulang tingkat sekolah selama ini. Tingkat sekolah terkait dengan pengelompokan interval usia peserta didik. Pengelompokan pada interval usia peserta didik itu terkait dengan pemilihan strategi belajar mengajar yang digunakan.

Terdapat empat kelompok usia sekolah, yakni anak balita, anak, adolesensi, dan dewasa. Bayi balita masuk dalam tingkat pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini (PAUD); masa anak masuk pada tingkat pendidikan sekolah dasar (SD); masa adolesensi masuk pada tingkat pendidikan menengah (SLTP dan SLTA); dan masa dewasa masuk pada tingkat pendidikan perguruan tinggi. 

Terhadap kelompok interval umur/tingkat pendidikan yang berbeda, strategi belajar mengajar yang dipilih harus berbeda karena terkait dengan psikologi tumbuh kembang peserta didik. Hal itu merupakan strategi pendidikan dalam mendewasakan peserta didik (afektif, kognitif, dan psikomotorik) agar terjadi secara gradual and smooth.

Kalau hamil, siswi sebagai peserta didik masuk mana; masa adolesensi atau dewasa? Selama ini orang yang sudah menikah, apalagi hamil, masuk kategori dewasa sehingga memiliki hak dan kewajiban fasilitas hukum sebagai orang dewasa.

Murid yang hamil (= sudah bersuami/istri) dan masuk kategori dewasa kemudian dalam proses belajar mengajar dijadikan satu dengan murid kategori kelompok adolesensi jelas tidak cocok. Begitu juga siswi yang hamil dikelompokkan pada kelompok mahasiswa jelas tidak bisa karena belum lulus sekolah menengah. 

Jika siswi hamil masuk sekolah di kejar (kelompok belajar) paket pada pendidikan nonformal, ijazahnya kurang mendapat pengakuan. Perguruan tinggi negeri kerap tidak mau menerima calon mahasiswa dari lulusan/ijazah kerja paket meskipun jalur paket ini difasilitasi pemerintah juga. 

Karena itu, sebagai solusi, sebaiknya pemerintah membuat jenis sekolah formal khusus untuk murid laki-laki maupun perempuan yang sudah bersuami/istri (sudah hamil dan juga yang belum hamil). Dengan begitu, strategi belajar mengajar yang digunakan sesuai dengan jenis peserta didik, yakni murid yang sudah bersuami/istri (pasutri). Semoga pendidikan akan semakin lebih tertata.

1 komentar:

  1. Saat ini mereka 'jatuh/kecelakaan' tapi kalau terus dididik, niscaya nanti mereka akan bermoral jauh lebih mulia, dari pada yg sok suci dan munapik seperti komentar-2 yg negatif thd mereka.....hal ini berdasar pengamatan dan pengalaman dr banyak teman-2 yg dulu 'jatuh', dan sekarang mereka hidupnya berhasil, dan sangat bijak serta tulus thd apasaja dan siapa saja....

    BalasHapus