Sindang
Heula, Intip Bendungan Kebanggaan Pertama Warga Banten Mulyadi dan Teguh Mulia Aribawa ; Pemenang Lomba Karya Tulis Favorite 1 PUPR
Kategori PUPR |
DETIKNEWS, 19
Agustus 2021
Sindang Heula 'Mampir Sebentar' Melihat Bendungan Kebanggaan
Pertama di Banten Sindang Heula
yang berarti dalam padanan bahasa Sunda adalah ungkapan ajakan untuk 'mampir
sebentar' hanya untuk sekedar melihat-lihat, menengok, bahkan lebih dari itu
mengagumi, mengapresiasi sampai dengan mempelajari dari apa yang sebelumnya
hanya sekedar keinginan melihat-melihat saja. Berawal dari Study on Cidanau
Cibanten Water Resources Development Project oleh Japan International
Cooperation Agency (JICA) tahun 1992 mengidentifikasi potensi dibangunnya
bendungan dengan nama Bendungan Cibanten di Sungai Cibanten. Kemudian di
tahun 2005, dilakukan Studi Kelayakan dengan perubahan nama menjadi Bendungan
Gelam oleh Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten. Pada tahun
2008 dengan nama Bendungan Gelam berubah menjadi Bendungan Sindang Heula
dengan tinggi bendungan 37 meter, volume tampungan total 14 juta meter kubik,
volume tampungan efektif sebesar 9 juta meter kubik dengan luas areal
genangan sekitar 150 hektare, estimasi biaya konstruksi pada saat itu sebesar
kurang lebih 220 Milyar Rupiah. Perubahan nama terakhir ini disebabkan oleh
penyesuaian nama bendungan dengan lokasi tapak tubuh bendungan yang terletak
pada Desa Sindangheula, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. Lokasi
bendungan ini berjarak kurang lebih 15 km dari alun-alun Kota Serang
sedangkan jika ditempuh dari Kota Jakarta kurang lebih 95 km dengan perkiraan
waktu tempuh 1,5 jam. Studi dan kajian terus dilakukan sampai akhirnya
disetujui sertifikasi desain pada tahun 2012 dan Bendungan Sindangheula mulai
diprogramkan untuk dibangun mulai tahun 2015-2018 selama tiga tahun dengan
sumber pendanaan APBN. Segudang Manfaat Bendungan Sindangheula Pembangunan
Bendungan Sindangheula merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi
Banten yang menjadi bagian dalam berkontribusi terhadap pencapaian target
nasional dalam menaikkan kapasitas tampungan air dari 12,6 miliar meter kubik
menjadi 19,1 miliar meter kubik atau menambah tampungan sebesar 6,5 miliar meter
kubik. Bendungan
Sindangheula dan Bendungan Karian (ongoing
construction) akan berkontribusi sekitar 216,4 juta meter kubik atau
sekitar 3% dari rencana penambahan tampungan nasional, menjadi sebuah
kebanggaan dan apresiasi terhadap pengorbanan masyarakat Banten terutama
masyarakat yang tergenang sekira 150 Ha di tiga desa meliputi Desa
Sindangheula, Desa Sanyar dan Desa Pancanagara Kecamatan Pabuaran Kabupaten
Serang yang telah bersedia melakukan relokasi melepaskan tanah, rumah, sawah
dan kebun mereka untuk memberikan manfaat yang lebih besar sebagai area
genangan untuk keberadaan waduk Sindangheula. Kemanfaatan
dari pengorbanan masyarakat yang rela wilayahnya tergenang adalah akan
memberikan penyediaan air baku untuk wilayah Kabupaten Serang, Kota Serang
dan Kota Cilegon dengan total sebesar 0,80 meter kubik per-detik yang dapat
memberikan layanan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk kurang lebih
115.000 rumah tangga pada 14 kecamatan di tiga kabupaten kota tersebut,
memenuhi kebutuhan kawasan strategis Provinsi Banten diantaranya Sport Center
Provinsi Banten, Kampus Universitas Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) dan Kawasan
Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Selain itu,
Bendungan Sindangheula ini diharapkan dapat memberikan penyediaan kebutuhan
air irigasi untuk daerah irigasi Cibanten dengan luas kurang lebih 1.000 Ha
sebesar 0,80 meter kubik per-detik sehingga aktivitas musim tanam dapat
terpenuhi sepanjang tahun dengan target capaian indeks pertanaman (IP) hingga
300% melalui 3 kali musim tanam. Bendungan ini juga menjadi infrastruktur
pengendalian banjir daerah hilir Kabupaten dan Kota Serang dengan kapasitas
tampung banjir sebesar 1,5 juta meter kubik atau setara dengan 50 meter kubik
per-detik, serta penyediaan sarana rekreasi dan destinasi wisata air dan
wisata arsitektur bangunan kantor dan rumah dinas yang mengadopsi bangunan
'leuit', yaitu bangunan penyimpan padi khas masyarakat Baduy, serta memiliki
potensi pembangkitan energi listrik sebesar 0,40 megawatt. Strategi Penyelesaian Pembangunan Bendungan Sindangheula Keberhasilan
penyelesaian pembangunan Bendungan Sindangheula tidak terlepas dari lima
strategi pencapaian untuk bisa menangani berbagai permasalahan yang bersifat
teknis maupun non-teknis (sosial). Kelima strategi tersebut adalah; 1)
program/programming, dimana program kerja harus tersistemkan dengan baik dan
fokus terhadap apa yang menjadi output dan outcome yang akan dicapai; 2)
decision making atau pengambilan keputusan yang cepat dan berani mengambil
resiko adalah kondisi mental yang harus diambil oleh seluruh pelaksana
proyek; 3) Pelaksanaan yang mengutamakan kerja sama (team work) dengan
berbagai pihak dan elemen pelaksana, serta dengan dibarengi semangat kerja
irama Rock And Roll seperti yang Pak Menteri PUPR selalu memberikan semangat;
4) Pengawasan yang berjenjang dan berkelanjutan mulai dari tingkat
operasional lapangan sampai dengan tingkat manajerial serta dari
lembaga/badan pengawasan lainnya; 5) Keamanan Bangunan atau Infrastruktur,
yaitu untuk memastikan dan menjamin infrastruktur yang direncanakan,
dibangun, dioperasikan serta dipelihara telah sesuai dengan standar, dalam
hal pembangunan Bendungan. Tentunya peran Komisi Keamanan Bendungan Besar
harus hadir sebagai Quality Control dari standar-standar keamanan bendungan
yang harus dipenuhi. Nilai nilai
strategi yang dilaksanakan tentunya sebagai bagian dari pendidikan mental dan
semangat Nasionalisme dalam menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab
yang diberikan. Karena buah dari semua kerja keras itu adalah kepuasan dan
kebanggaan sebagai insan PUPR, insan yang memiliki jatidiri sebagai pemersatu
bangsa Indonesia melalui Pembangunan Infrastruktur. Kini, segala
prakarsa, upaya dan daya serta kolaborasi dari semua pihak, baik Pemerintah
Pusat yang dalam hal ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Serang serta seluruh
masyarakat Banten khususnya tertuntaskan, tepat tanggal 4 Maret 2021 (4/3/21)
Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo melakukan peresmian Bendungan
Sindangheula yang merupakan Infrastruktur Bendungan Kebanggaan Pertama di
Banten, dalam pesannya beliau menitikberatkan kepada seluruh jajaran
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat agar turut menjaga dan memanfaatkan
Bendungan Sindangheula untuk kesejahteraan masyarakat. Keberlangsungan Bendungan Sindangheula Ada tanggung
jawab besar yang menanti setelah sebuah infrastruktur sumber daya air selesai
dibangun, tanggung jawab itu adalah untuk menjaga keberlangsungan dari
kemanfaatan infrastruktur Bendungan Sindangheula, agar kemanfaatan yang
dirasakan masyarakat dapat tetap terjaga. Ada resep OPOR ala Pak Menteri PUPR
yaitu, Optimalisasi, yakni segera manfaatkan keberadaan Bendungan
Sindangheula untuk kesejahteraan masyarakat. Pemeliharaan, yakni mengutamakan
pemeliharaan Infrastruktur Bendungan Sindangheula untuk menjaga umur teknis
Bendungan. Operasional, yakni seluruh keberfungsian Bendungan Sindangheula
harus dapat beroperasi. Rehabilitas, yakni mengutamakan program rehabilitasi
apabila mulai terdapat kerusakan-kerusakan pada infrastruktur Bendungan
Sindangheula yang telah terbangun. Di samping
itu, penguatan mental sebagai insan PUPR yang diberikan tugas oleh
undang-undang sebagai ujung tombak pelaksana infrastruktur di Indonesia,
harus menjadi bagian yang dapat mempengaruhi masyarakat luas untuk
menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan atas prestasi dan kerja keras anak
negeri dalam membangun kemandirian infrastruktur. Sebab, infrastruktur itu
mempersatukan, infrastruktur itu memberikan kebanggaan, infrastruktur itu
menumbuhkan nasionalisme, serta infrastruktur itu menunjukkan jati diri
bangsa, untuk Indonesia Tangguh, Indonesia Bertumbuh. ● Sumber : https://news.detik.com/kolom/d-5688139/sindang-heula-intip-bendungan-kebanggaan-pertama-warga-banten |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar