Sakit,
Perilaku, dan Anatomi Karakter
Abdurachman ; Kepala Departemen Anatomi dan Histologi FK Unair dan Past
President Asia Pacific International Congress of Anatomist (APICA) 6th
|
JAWA
POS, 13 Maret 2018
”Mayoritas mengatakan, intelektualitaslah yang membuat
seseorang hebat. Mereka salah. Yang membuatnya hebat adalah karakter.”
(Albert Einstein)
PASIEN-pasien
yang sakit darah tinggi harus meminum obat seumur hidup. Penderita diabetes
melitus (kencing manis) juga harus mengonsumsi obat seterusnya, selama hidup.
Benarkah?
Martin
Hagger, profesor psikologi dari Universitas Nottingham dan Universitas Curtin
Australia, banyak meneliti tentang adanya karakter dasar seseorang dan susceptibility
(kerentanan)-nya terhadap penyakit. Artinya, orang yang memiliki kelemahan
pada karakter tertentu rentan menderita penyakit yang sesuai dengan
karakternya.
Pemahaman
itu mengantar pada solusibahwausahauntukmemperbaiki karakter, sesuai dengan karakter
penyakit yang diderita, merupakan jalan kesembuhan di samping konsumsi obat.
Penyakit tidak bisa dicover hanya dengan obat. Penderita darah tinggi,
diabetes, dan banyak lagi penyakit yang lain tidak harus mengonsumsi obat
seumur hidup.
Para
ilmuwan Tiongkok, yang terkenal teknik pengobatannya sejak 3.000 tahun lalu,
mendasarkan pengobatan pada teori lima organ. Mereka menggolongkan organ
tubuh manusia menjadi lima: liver, pankreas, jantung, ginjal, dan paru-paru.
Setiap organ mewakili karakter tertentu. Liver mewakili karakter orang yang
selalu bersyukur; pankreas mewakili karakter orang yang yakin, percaya diri;
jantung mewakili karakter suka apa adanya; ginjal mewakili karakter
pemberani; paru-paru mewakili karakter suka bahagia.
Sesuai
teori pasangan, organ liver berpasangan dengan kandung empedu, pankreas
dengan lambung, jantung dengan usus kecil, ginjal berpasangan dengan kandung
kemih, dan paruparu dengan usus besar. Karakter suka bersyukur berpasangan
dengan suka kecewa; karakter yakin, percaya diri, berpasangan dengan ragu;
apa adanya berpasangan dengan menutupi; pemberani berpasangan dengan penakut;
suka berbahagia berpasangan dengan suka bersedih.
Di
dalam psikologi dikenal the big five personality traits, lima tipe karakter
dasar. Teori tersebut digunakan secara luas. Secara empiris, penelitian telah
menunjukkan bahwa lima karakter itu bersifat konstan. Studi menyebutkan bahwa
teori lima karakter dasar tersebut sangat universal, tidak bergantung pada
kebangsaan, usia, jenis kelamin, dan budaya. Lima karakter itu: openness,
conscientiousness, extrovert, agreeableness, dan neuroticism.
Karakter
openness memiliki ciri terbuka, suka bersyukur. Openness
berpasangan/berlawanan dengan closeness, memiliki ciri belum mudah menerima
hal-hal baru, mudah kecewa. Orang yang berkarakter conscientiousness
bercirikan: kegiatannya terencana, yakin, dan tenang. Karakter
conscientiousness berlawanan dengan unconscientiousness, sering gelisah dan
kerap cemas. Tipe extrovert memiliki ciri apa adanya, berpasangan dengan
introvert, yang memiliki ciri tertutup, mencari alasan untuk menghindar. Tipe
agreeableness berciri berani, care
terhadap orang lain, berpasangan dengan tipe karakter penakut, fear, egois.
Tipe neuroticism memiliki ciri melankolis, sering sedih, berpasangan dengan
karakter menjadikan tekanan sebagai dorongan, suka bahagia.
Bila
teori lima organ dikorelasikan dengan the
big five personality traits, tipe karakter yang sesuai dengan liver
memiliki ciri yang semisal dengan tipe openness; tipe karakter sesuai
pankreas cocok dengan tipe karakter conscientiousness; tipe karakter jantung
sesuai dengan tipe extrovert; tipe karakter ginjal semisal dengan tipe
agreeableness; tipe karakter paru berkorelasi dengan tipe neuroticism.
Dengan
demikian, orang yang sering kecewa, tidak mudah puas, lebih rentan menderita
penyakit berkaitan liver. Baik penyakit yang secara langsung menimbulkan
gejala sakit pada liver atau darah tinggi akibat gangguan pada liver. Orang
berkarakter suka ragu, cemas, dan gelisah rentan menderita penyakit terkait
pankreas, misalnya diabetes. Pankreas berpasangan dengan lambung; orang
peragu rentan terhadap penyakit mag.
Pengobatan
spesifik sesuai dengan organ yang sakit adalah wajar. Namun, memperbaiki
karakter sesuai dengan organ yang menderita sakit merupakan jalan menuju
kesembuhan sempurna. Pengobatan sakit terkait liver menggunakan obat-obat
yang sesuai. Kalau liver yang terganggu menimbulkan tekanan darah tinggi,
bisa diobati menggunakan anti-darah tinggi yang sesuai. Mengubah karakter suka
kecewa menuju selalu bersyukur adalah cara yang harus ditempuh agar penderita
tidak mengonsumsi obat seumur hidup. Diabetes melitus dan mag diobati dengan
obat-obat yang sesuai. Namun, mengubah karakter ragu menjadi karakter percaya
diri, yakin, adalah pilihan bijaksana.
Keterkaitan
penyakit dengan perilaku secara implisit telah disampaikan Einstein (1905)
melalui persamaan E = mC2. Persamaan ini menyematkan makna bahwa perubahan
bentuk/ fungsi organ (m) terjadi akibat perubahan E (perilaku, karakter).
Pengaruh persamaan Einstein sangat besar dalam dunia kedokteran. Salah satu
yang paling fenomenal adalah ditemukannya rantai utas ganda pasangan basa
deoxyribonucleic acid (DNA) sebagaiblueprint makhluk hidup. Peran lainnya
adalah dalam bidang anatomi. Anatomi yang dulu hanya membahas
anatomi-morfologi (bentuk) fisik, maka –melalui persamaan Einstein– anatomi
fisik ekuivalen anatomi karakter. Bentuk tubuh manusia menunjukkan karakter
dasarnya.
Jadi,
bagaimana dengan anatomi tubuh kita? ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar