|
Pemilu 2014 sudah di depan mata. Partai Golkar terus
mempersiapkan diri dengan menggelar rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang akan
digelar Oktober ini sebagai arena untuk memantapkan strategi pemenangan pemilu.
Agendanya mayoritas tertuju pada pemantapan pemenangan pemilu. Tahun ini
merupakan tahun pemantapan pemenangan pemilu, maka konsentrasi rapimnas adalah
program-program pemenangan, upaya memperkuat mesin partai dan strategi
pemenangan caleg-caleg (calon anggota legislatif) Golkar pada Pemilu Legislatif
(Pileg) 2014.
Yang menjadi perhatian utama, bagaimana mesin politik
bergerak dari pusat sampai desa. Hingga ujungnya, nanti kader-kader Golkar siap
di tempat pemungutan suara (TPS). Rapimnas akan mematangkan program-program
serta memperkuat mesin partai dalam mendulang suara.
Partai Golkar melakukan survei untuk para caleg di daerah.
Survei digelar per daerah pemilihan (dapil). Tak hanya menyangkut elektabilitas
dan popularitas, tetapi juga ada deep interview (wawancara mendalam konstituen)
guna melihat peluang dan kekuatan, kelemahan dan target caleg per dapil
masing-masing. Hal ini penting untuk menganalisis setiap dapil. Dengan survei
itu, maka akan mudah ditindaklanjuti oleh para caleg. Hasil survei tersebut
akan menentukan strategi yang akan diterapkan, tentunya satu daerah dengan
daerah lainnya berbeda.
Prinsipnya, Golkar terus memperbaiki dan memperbarui
dinamika politik yang berkembang dan terus berubah. Informasi melalui media
tracking, koran, radio, untuk memotret dapil, terus dilakukan agar bisa disusun
strategi-strateginya.
Sebagai konsekuensi pemilihan langsung dengan sistem suara
terbanyak, kompetisi internal memang tidak bisa dihindari. Ini terjadi di semua
partai. Karena itu, Golkar akan mengeluarkan kode etik yang akan dibahas dalam
rapimnas mendatang. Dengan kode etik itu, maka para caleg Golkar akan bisa
berbagi dengan caleg Golkar lainnya untuk menggencarkan stategi pemenangannya.
Yang jelas, tidak ada evaluasi apalagi konvensi. Rapimnas
sebelumnya memutuskan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB)
sebagai calon presiden Partai Golkar. Dalam parpol besar pasti banyak
pemikiran. Namun, jika sudah ada keputusan partai, semua harus patuh dan ikut.
Dari konfirmasi kepada pihak-pihak yang mengeluarkan pernyataan di publik yang
kontroversial, ternyata statemen itu tidak seperti yang berkembang di media.
Prinsipnya, ARB sudah memutuskan
untuk maju sebagai capres dua tahun. Dia diusulkkan oleh 33 DPD I Partai
Golkar. Alasan Partai Golkar menetapkan lebih awal adalah agar tidak kembali
terulang kasus penetapan seperti capres Jusuf Kalla tahun 2009 pada akhir-akhir
sehingga tidak ada waktu sosialisasi. Golkar tidak mau mengulanginya sesuai
permintaan daerah. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar