|
DELAPAN puluh lima tahun
lalu, para pemuda membakar semangat persatuan seluruh elemen bangsa untuk
bangkit melawan penjajah. Peristiwa ini ditandai dengan berdirinya organisasi
pemuda yang menumbuhkan semangat nasionalisme dan demokrasi kebangsaan lewat
Kongres Pemuda yang dipimpin Soegondo Djojopoespito, di gedung Indonesische Clubgebouw Jalan Kramat
Raya 106 Jakarta, tanggal 28 Oktober 1928.
Setelah peristiwa itu, kita
sekarang menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan. Bagaimana kita memaknai
Hari Sumpah Pemuda? Seharusnya kita bangkit membangun nasionalisme supaya
menjadi bangsa yang lebih maju dan makin berprestasi. Sudah saatnya pemerintah
dan para pemimpin memberikan perlakuan sama terhadap rakyatnya dari Sabang
sampai Marauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote.
Bila rakyat pada satu wilayah
sejahtera selayaknya rakyat di wilayah lain
juga menikmati kesejahteraan yang sama. Hal itu agar keadilan sosial
bagi seluruh rakyat diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian rasa persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa benar-benar
kokoh sepanjang masa.
Visi Membangun
Sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia, dengan 17.480 pulau, luas 5,8 juta km2, panjang garis pantai
95.181 km, sudah sepatutnya Indonesia memiliki
strategi maritim yang baik. Ada beberapa alasan mengapa kita dapat
mewujudkan visi membangun kemaritiman nasional.
Pertama; sebagai negara
kepulauan kita dapat memanfaatkan potensi kekayaan laut, produk domestik bruto
hampir mencapai 80% yang disumbang oleh Pulau Jawa, Sumatera dan Bali dengan
jumlah penduduknya 80% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Negara kita juga
merupakan titik konektivisitas untuk negara ASEAN melalui Selat Malaka, Selat
Karimata, Lautan Jawa, Selat Sunda, dan Selat Sulawesi
Kedua; tantangan pembangunan
maritim. Perlu inventarisasi dan eksplorasi besar-besaran sumber daya migas
dan mineral yang sudah makin menipis. Termasuk penelitian mendalam untuk daerah
migrasi atau ruaya ikan, peta logistik nasional untuk wilayah Indonesia barat
dan timur. Juga perlu menata angkutan laut, industri perkapalan, keselamatan
SDM dan kebijakan pembiayaan.
Ketiga; program prioritas
jangka pendek, yaitu membangun sistem angkutan laut dari Sabang sampai ke
Merauke dengan kapal roro, pelayaran perintis. Prinsip perdagangan membutuhkan
transportasi laut yang mendapat dukungan dari pemerintah pusat, daerah dan
perusahaan pelayaran, melalui efisiensi, baik pelayanan maupun masa tunggu
bongkar muat.
Keempat; mengembangkan
angkutan laut di Indonesia timur. Waktu pelayaran perintis di wilayah ini yang
cukup lama untuk tiap round trip (2 minggu), supaya dipersingkat sehingga
aktivitas perekonomian dan pemerintahan setempat berjalan lebih efisien. Hal
itu dapat dibantu feeder line dari
pelayaran rakyat.
Kelima; program jangka panjang,
dengan pengembangan SDM pelayaran, pembuatan kapal, pembenahan operator
keselamatan pelayaran dan kepelabuhan. Semua sarana pendidikan ini sebaiknya
dibangun di wilayah timur (Papua). Selain itu, pengembangan SDM untuk mengelola
mineral, migas lepas pantai, energi gelombang, pemanfaatan algae sebagai sumber
energi dan pengembangbiakan ikan di pantai.
Keenam; pembangunan maritim
tetap dilaksanakan dalam ruang dan lingkup pengembangan NKRI. Selama ini
pembangunan lebih difokuskan di wilayah Indonesia Barat, kini saatnya
mengungkit pembangunan di wilayah timur, mendasarkan pada pembangunan maritim yang komprehensif,
dipusatkan di Papua. Hal itu dapat tercapai apabila institusi finance pengembang armada dibangun,
insentif fiskal juga diberikan kepada perusahaan pelayaran, dan dok kapal yang
mengembangkan SDM di lingkungannya.
Semangat Pemuda
Dengan enam visi itu, sudah
saatnya pemuda kita diberikan wawasan komprehensif arti penting dari wilayah
dan potensi kepulauan, sebagai pendorong pembangunan nasional, dari yang
bersifat agraris menjadi berciri kemaritiman. Alam yang dianugerahkan oleh
Tuhan YME kepada negara dan rakyat hanya menjadi potensi yang idle selama tidak dimanfaatkan.
Potensi itu harus dikelola
dengan baik melalui visi, misi, iptek, dan SDM yang andal, guna memacu
pembangunan nasional. Hasil penelitian Balitbang Kementerian Perikanan dan Kelautan
mengestimasikan nilai ekonomi kelautan perairan Indonesia 1.000 miliar dolar AS
per tahun. Bandingkan dengan utang pemerintah/swasta saat ini 257 miliar dolar AS. Kita bisa melihat betapa besar
potensi keekonomian wilayah laut Indonesia untuk menopang pembangunan dan
kemajuan ekonomi.
Dengan memperingati Hari
Sumpah Pemuda, mudah-mudahan kita mempunyai gerakan moral dan kebulatan tekad
sama untuk terus mengumandangkan semangat maritim pada semua lapisan
masyarakat. Upaya itu guna membangun negara dengan visi kemaritiman nasional.
Seperti disampaikan Bung
Karno dalam pidato pada Hari Sumpah Pemuda 1963,’’ ”Berikan kepadaku 1.000 orang tua maka akan
aku cabut Semeru dari uratnya. Beri aku seorang pemuda, niscaya akan kuguncang
dunia’’. Ya, pemuda adalah pelopor untuk mewujudkan negara maritim Indonesia. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar