|
SUSAH menjelaskan perasaan saya saat ini sejak mendengar
tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Rasa
kecewa, getir, dan masygul campur-aduk begitu kuat. Saya hanya bisa terkesima,
bengong, lutut pun lemas dan tangan gemetaran, tidak tahu lagi apa yang harus
diperbuat.
Saya tak mempunyai hubungan apa pun dengan Yang Mulia Akil
Mochtar. Ia bukan kenalan, apalagi punya hubungan darah. Saya pun tak peduli
ia mau dituntut hukuman mati atau seumur hidup ditambah denda. Saya hanya
mengandaikan bila semua perkara di MK diselesaikan dengan cara seperti itu,
bagaimana jadinya bangsa ini?
Bangsa Indonesia sedang mengalami kedukaan terberat,
benteng hukum terakhir yang paling diandalkan untuk membuat bangsa ini lebih
tertib dan adil, ternyata tidak steril dari jerat korupsi. Kebanggaan diri
karena prestasi yang dihasilkan dari kompetensi pribadi ternyata tidak
layak ditonjolkan pada saat masyarakat lebih menghargai atribut-atribut
materialisme.
Hampir seluruh aktivitas kehidupan kita dimaknai secara
ekonomi, sulit menemukan ketulusan dalam pelayanan. Ke mana pun Anda pergi,
apabila ingin mendapat pelayanan baik, hasil yang diharapkan maka Anda tidak
cukup hanya mengandalkan kemampuan diri tetapi juga kemampuan untuk memberi.
Anda pun tidak cukup untuk mengatakan kepada aparat bahwa
ini sudah menjadi tugas Anda sebagai aparat yang digaji dengan uang rakyat.
Senyuman mereka tidak akan lebar mungkin hanya disunggingkan sedikit sebagai
bentuk cibiran karena Anda tidak mau mengerti.
Seseorang harus menjadi kaya kalau ingin dihormati atau pun
dipuji, rasanya hidup menjadi bermakna ketika kita mempunyai banyak atribut
yang menandakan bahwa kita berhasil sebagai manusia. Hampir semua pemuas nafsu
terpajang di depan mata, daya tariknya selalu diperbarui. Persaudaraan dan
kegotongroyongan yang selalu menjadi bagian dari dimensi kultur kehidupan kita
makin sering ditinggalkan, rasa syukur yang harusnya kita sampaikan kepada Sang
Khalik tertutup rasa haus untuk memupuk harta.
Hal itu membuat hati kita menjadi tidak peka, mata sulit
terbuka dengan lingkungan, pendengaran ditulikan sehingga berita, hujatan dan
kehancuran koruptor, yang dulu pejabat dimulyakan, yang dipertontonkan media
cetak dan visual tidak mengurungkan koruptor-koruptor lain untuk bertobat.
Karena, mereka telah menjadi bagian dari seorang Qorun, yang memupuk harta dan terkubur hartanya sendiri.
Akibatnya, buku-buku yang memotivasi seseorang menjadi kaya
dalam 5 menit, atau kaya tanpa harus kerja keras sangat laris terjual. Judulnya
pun makin beragam. Bagaimana mungkin Anda bisa mempunyai rumah tanpa harus keluar
uang, menjadi kaya tanpa harus bekerja.
Tak hanya buku, makin banyak manajemen investasi yang
bermunculan, menawarkan pendapatan yang cepat. Manusia kehilangan akal sehat,
akal yang oleh Allah diberikan kepada manusia untuk membedakannya dari
binatang, ternyata tertutup nafsu sehingga kita tidak lebih dari binatang.
Tumbuh
Ketidakadilan
Seperti dikatakan Allah dalam firman-Nya, ‘’saat engkau diberi harta berlimpah
sebenarnya itu ujian’’. Dengan demikian bila kita ingin lulus ujian, jalani
proses dengan benar, mempersiapkan diri dengan baik, rajin berlatih, dan selalu
berdoa supaya Tuhan selalu meringankan perjuangan. Jangan sekali pun Anda
menyontek karena berarti tidak memanfaatkan akal yang diberikan oleh Tuhan
sesuai perintah-Nya.
Korupsi berarti sama dengan menyontek, Anda mendapat nikmat
tanpa harus bekerja keras, Anda mendapat pengembalian yang jauh lebih besar
tidak seimbang dengan apa yang Anda lakukan. Korupsi sama saja dengan membantu
menumbuhkan ketidakadilan, memperlebar kesenjangan, dan menghambat pengentasan
masyarakat dari kemiskinan.
Mari kita yakini Indonesia masa depan adalah Indonesia yang
bersih dari korupsi, bisa menjadi teladan bagi bangsa lain. Langkah KPK
memberantas korupsi harus mendorong seluruh elemen bangsa ini memurnikan atau memperkuat
jati diri kebangsaan menuju bangsa yang adil dan beradab serta berketuhanan.
Seperti dikatakan Gede Prama, tak satu pun putaran di mana
kehidupan hanya berisi kebahagiaan. Ia mencontohkan AS yang harus melalui
proses sejarah berdarah-darah sebelum menjadi kekuatan ekonomi nomor 1 di
dunia. China, kekuatan ekonomi ke-3 dunia saat ini, beberapa puluh tahun lalu,
makan nasi bagi rakyat negeri itu terhitung mewah.
Jepang, negara yang sangat memengaruhi dan memberi
inspirasi bagi dunia, bangkit setelah Hiroshima dan Nagasaki hancur oleh bom
atom. Mari kita bersama-sama berharap, pengungkapan kasus-kasus korupsi besar
oleh KPK, mempercepat bangsa ini untuk lahir kembali menjadi bangsa besar yang
dapat memengaruhi dunia.
Saya teringat kata-kata Harry S Truman, mantan Presiden AS,
saat meninggalkan Gedung Putih dan menyerahkan kekuasaan kepada penggantinya,
Eleanor Rosevelt. “Kalau kita melakukan
yang benar, dunia itu seperti surga”, kata Harry kepada istri. Mengapa kita
tidak menciptakan surga di dunia sehingga tidak ada lagi kedukaan menyelimuti
bangsa tercinta ini. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar