|
Keberhasilan tim
nasional (timnas) Indonesia U-19 menembus putaran final Piala AFC U-19
merupakan kebanggaan sekaligus pembuktian bahwa Indonesia mampu bersaing dengan
negara lain.
Tidak hanya mampu bersaing, bahkan timnas keluar sebagai juara Grup G dalam Kualifikasi Piala AFC U-19. Terlebih, pada pertandingan terakhir, Garuda Jaya berhasil mengalahkan Korea Selatan yang telah menjuarai kompetisi ini 12 kali. Semangat, kepercayaan diri, skill individu, dan yang terpenting kerja kolektif membuat timnas U-19 semakin kuat, solid, dan kompetitif.
Kolektivitas di lini pertahanan, lapangan tengah, dan penyerangan membuat timnas Indonesia U-19 selalu menang dalam tiga pertandingan babak kualifikasi. Apa yang ditunjukkan timnas Indonesia U-19, termasuk keberhasilan mengalahkan tim kuat Korea Selatan, merupakan sumber inspirasi bagi kita semua. Penuntasan agenda reformasi serta agenda percepatan pembangunan nasional sangat membutuhkan semangat kolektivitas.
Selama ini Indonesia telah menunjukkan kemampuan sebagai sebuah tim nasional untuk keluar cepat dari krisis multidimensi 1998, melakukan konsolidasi demokrasi, dan mempercepat pembangunan ekonomi. Setelah melalui beberapa fase konsolidasi, ekonomi Indonesia memiliki daya saing dan daya tahan yang terus meningkat. Meski masih terdapat banyak pekerjaan rumah yang mesti kita selesaikan, berbagai guncangan eksternal secara relatif dapat kita kelola secara baik.
Indonesia mampu mengelola dampak tingginya harga minyak mentah dunia, imbas krisis subprime mortgage pada 2008, dan dampak rencana pengurangan stimulus moneter The Fed. Semangat Indonesia Incorporated menekankan kepada kita semua, apa pun latar belakang profesi, kepentingan politik, suku, agama, pendidikan, dan sosial-budaya mesti tetap menjadi satu kesatuan dalam bingkai berbangsa dan bernegara. Dinamika antarperbedaan di dalam negeri melebur menjadi semangat keindonesiaan ketika kita harus bersaing dengan negara lain.
Prinsip dan filosofi ini yang perlu semakin kita perkuat di tengah-tengah desentralisasi pemerintahan dan terlebih menjelang kompetisi politik untuk Pemilu 2014. Ego sektoral yang sempit antarkementerian, lembaga, dan pusat-daerah harus kita hapuskan. Melalui hal ini kita akan dapat menyatukan semua sumber daya, kompetensi, kapabilitas, dan bersinergi untuk membawa Indonesia keluar sebagai pemenang dalam persaingan perdagangan dan investasi dunia.
Komunikasi, koordinasi, dan konsultasi kebijakan antarlembaga negara serta pelaku ekonomi nasional perlu terus kita tingkatkan. Semangat Indonesia Incorporated akan menyatukan segenap pengambil kebijakan dan menghindarkan perpecahan. Selain itu, harmonisasi kebijakan pusat-daerah juga perlu semakin kita tingkatkan. Baik pusat maupun daerah membutuhkan satu dengan yang lain.
Pemerintah pusat tidak memahami secara baik dan persis aspirasi masyarakat daerah dalam rencana pembangunan sehingga membutuhkan daerah. Begitu juga pemerintah daerah sangat membutuhkan pemerintah pusat untuk bantuan pendanaan pembangunan infrastruktur daerah. Semakin baiknya kerja sama pusat-daerah akan semakin mempercepat pembangunan di Tanah Air. Pola koordinasi yang baik juga diperlukan dalam hubungan industrial.
Baik buruhserikat pekerja maupun pengusaha saling membutuhkan satu dengan yang lain. Buruh sangat membutuhkan pengusaha untuk mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang layak, sedangkan pengusaha membutuhkan buruh agar proses produksi dapat berjalan secara baik. Semangat Indonesia Incorporated juga mencerminkan semangat berbagi keuntungan sekaligus berbagi tanggung jawab.
Stabilitas, keamanan, serta keberlangsungan produksi perlu terus kita jaga dan tingkatkan. Konflik yang berkepanjangan antara serikat pekerja dan pengusaha tentunya akan tidak menguntungkan siapa pun. Dalam hal ini, pemerintah akan terus berupaya agar kesepakatan dan komunikasi antara buruh dan pengusaha dapat berjalan dengan baik. Semangat Indonesia Incorporated juga semakin kita perlukan di tengah semakin terbukanya pasar kawasan dan dunia.
Saat ini ekonomi Indonesia berada dalam pusaran perekonomian regional dan kawasan. Ekonomi Indonesia tidak hanya harus semakin berdaya saing, tetapi juga resilient terhadap setiap guncangan eksternal. Di samping itu, sejumlah skema perdagangan regional baik itu di tingkat ASEAN, Asia-Pasifik, Asia Timur, ASEAN+ maupun tingkat global semakin membutuhkan kolektivitas segenap lembaga negara dan pelaku ekonomi untuk membuat Indonesia memenangi persaingan ekonomi.
Keterpaduan kebijakan dan strategi antar-stakeholders akan sangat menentukan posisi Indonesia dalam persaingan di tingkat kawasan. Terbukanya pasar kawasan merupakan peluang bagi para pelaku dunia usaha di Indonesia baik swasta nasional, BUMN maupun UKM untuk memiliki jangkauan pasar yang lebih luas. Terlebih dalam kerangka kerja sama APEC, Indonesia telah berhasil memasukkan kesepakatan untuk mendorong dan meningkatkan partisipasi UKM dalam kerja sama kawasan.
Tidak hanya pasar yang semakin terbuka, basis produksi juga berpotensi untuk diperluas. Ekspansi sejumlah BUMN dan swasta nasional di sejumlah negara ASEAN menunjukkan pelaku ekonomi nasional telah memanfaatkan terbukanya pasar kawasan. Kita perlu terus mendorong agar semakin banyak lagi BUMN dan swasta nasional serta UKM yang berorientasi regional. Terbukanya ekonomi Indonesia terhadap ekonomi kawasan dan global juga berisiko terdampak krisis yang terjadi di negara atau kawasan lain.
Daya tahan ekonomi nasional perlu terus kita perkuat. Pekerjaan terpenting dalam membangun kekuatan ekonomi domestik adalah terus melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas fungsi produksi. Kerja sama yang baik selama ini dari pemerintah, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pelaku dunia usaha perlu terus kita tingkatkan.
Dihadapkan pada situasi sulit dan dalam ancaman krisis ekonomi dunia, soliditas semua elemen bangsa semakin diperlukan. Kita semua berharap, sinergi nasional antarpengambil kebijakan dan pelaku usaha akan meningkatkan daya saing nasional. Kepentingan lokal, daerah, dan politik perlu diletakkan dalam kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan nasional.
Saling berbagi, bersinergi, membuka diri, berdialog, dan berempati sangat dibutuhkan untuk membangun sinergi nasional. Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan di saat Indonesia menganut sistem multipartai dan pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah. Kita perlu terus mengurangi risiko terjebaknya kita pada kekuatan ego sektoral yang berpotensi mengurangi efektivitas sistem pemerintahan dan sistem produksi nasional. ●
Tidak hanya mampu bersaing, bahkan timnas keluar sebagai juara Grup G dalam Kualifikasi Piala AFC U-19. Terlebih, pada pertandingan terakhir, Garuda Jaya berhasil mengalahkan Korea Selatan yang telah menjuarai kompetisi ini 12 kali. Semangat, kepercayaan diri, skill individu, dan yang terpenting kerja kolektif membuat timnas U-19 semakin kuat, solid, dan kompetitif.
Kolektivitas di lini pertahanan, lapangan tengah, dan penyerangan membuat timnas Indonesia U-19 selalu menang dalam tiga pertandingan babak kualifikasi. Apa yang ditunjukkan timnas Indonesia U-19, termasuk keberhasilan mengalahkan tim kuat Korea Selatan, merupakan sumber inspirasi bagi kita semua. Penuntasan agenda reformasi serta agenda percepatan pembangunan nasional sangat membutuhkan semangat kolektivitas.
Selama ini Indonesia telah menunjukkan kemampuan sebagai sebuah tim nasional untuk keluar cepat dari krisis multidimensi 1998, melakukan konsolidasi demokrasi, dan mempercepat pembangunan ekonomi. Setelah melalui beberapa fase konsolidasi, ekonomi Indonesia memiliki daya saing dan daya tahan yang terus meningkat. Meski masih terdapat banyak pekerjaan rumah yang mesti kita selesaikan, berbagai guncangan eksternal secara relatif dapat kita kelola secara baik.
Indonesia mampu mengelola dampak tingginya harga minyak mentah dunia, imbas krisis subprime mortgage pada 2008, dan dampak rencana pengurangan stimulus moneter The Fed. Semangat Indonesia Incorporated menekankan kepada kita semua, apa pun latar belakang profesi, kepentingan politik, suku, agama, pendidikan, dan sosial-budaya mesti tetap menjadi satu kesatuan dalam bingkai berbangsa dan bernegara. Dinamika antarperbedaan di dalam negeri melebur menjadi semangat keindonesiaan ketika kita harus bersaing dengan negara lain.
Prinsip dan filosofi ini yang perlu semakin kita perkuat di tengah-tengah desentralisasi pemerintahan dan terlebih menjelang kompetisi politik untuk Pemilu 2014. Ego sektoral yang sempit antarkementerian, lembaga, dan pusat-daerah harus kita hapuskan. Melalui hal ini kita akan dapat menyatukan semua sumber daya, kompetensi, kapabilitas, dan bersinergi untuk membawa Indonesia keluar sebagai pemenang dalam persaingan perdagangan dan investasi dunia.
Komunikasi, koordinasi, dan konsultasi kebijakan antarlembaga negara serta pelaku ekonomi nasional perlu terus kita tingkatkan. Semangat Indonesia Incorporated akan menyatukan segenap pengambil kebijakan dan menghindarkan perpecahan. Selain itu, harmonisasi kebijakan pusat-daerah juga perlu semakin kita tingkatkan. Baik pusat maupun daerah membutuhkan satu dengan yang lain.
Pemerintah pusat tidak memahami secara baik dan persis aspirasi masyarakat daerah dalam rencana pembangunan sehingga membutuhkan daerah. Begitu juga pemerintah daerah sangat membutuhkan pemerintah pusat untuk bantuan pendanaan pembangunan infrastruktur daerah. Semakin baiknya kerja sama pusat-daerah akan semakin mempercepat pembangunan di Tanah Air. Pola koordinasi yang baik juga diperlukan dalam hubungan industrial.
Baik buruhserikat pekerja maupun pengusaha saling membutuhkan satu dengan yang lain. Buruh sangat membutuhkan pengusaha untuk mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang layak, sedangkan pengusaha membutuhkan buruh agar proses produksi dapat berjalan secara baik. Semangat Indonesia Incorporated juga mencerminkan semangat berbagi keuntungan sekaligus berbagi tanggung jawab.
Stabilitas, keamanan, serta keberlangsungan produksi perlu terus kita jaga dan tingkatkan. Konflik yang berkepanjangan antara serikat pekerja dan pengusaha tentunya akan tidak menguntungkan siapa pun. Dalam hal ini, pemerintah akan terus berupaya agar kesepakatan dan komunikasi antara buruh dan pengusaha dapat berjalan dengan baik. Semangat Indonesia Incorporated juga semakin kita perlukan di tengah semakin terbukanya pasar kawasan dan dunia.
Saat ini ekonomi Indonesia berada dalam pusaran perekonomian regional dan kawasan. Ekonomi Indonesia tidak hanya harus semakin berdaya saing, tetapi juga resilient terhadap setiap guncangan eksternal. Di samping itu, sejumlah skema perdagangan regional baik itu di tingkat ASEAN, Asia-Pasifik, Asia Timur, ASEAN+ maupun tingkat global semakin membutuhkan kolektivitas segenap lembaga negara dan pelaku ekonomi untuk membuat Indonesia memenangi persaingan ekonomi.
Keterpaduan kebijakan dan strategi antar-stakeholders akan sangat menentukan posisi Indonesia dalam persaingan di tingkat kawasan. Terbukanya pasar kawasan merupakan peluang bagi para pelaku dunia usaha di Indonesia baik swasta nasional, BUMN maupun UKM untuk memiliki jangkauan pasar yang lebih luas. Terlebih dalam kerangka kerja sama APEC, Indonesia telah berhasil memasukkan kesepakatan untuk mendorong dan meningkatkan partisipasi UKM dalam kerja sama kawasan.
Tidak hanya pasar yang semakin terbuka, basis produksi juga berpotensi untuk diperluas. Ekspansi sejumlah BUMN dan swasta nasional di sejumlah negara ASEAN menunjukkan pelaku ekonomi nasional telah memanfaatkan terbukanya pasar kawasan. Kita perlu terus mendorong agar semakin banyak lagi BUMN dan swasta nasional serta UKM yang berorientasi regional. Terbukanya ekonomi Indonesia terhadap ekonomi kawasan dan global juga berisiko terdampak krisis yang terjadi di negara atau kawasan lain.
Daya tahan ekonomi nasional perlu terus kita perkuat. Pekerjaan terpenting dalam membangun kekuatan ekonomi domestik adalah terus melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas fungsi produksi. Kerja sama yang baik selama ini dari pemerintah, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pelaku dunia usaha perlu terus kita tingkatkan.
Dihadapkan pada situasi sulit dan dalam ancaman krisis ekonomi dunia, soliditas semua elemen bangsa semakin diperlukan. Kita semua berharap, sinergi nasional antarpengambil kebijakan dan pelaku usaha akan meningkatkan daya saing nasional. Kepentingan lokal, daerah, dan politik perlu diletakkan dalam kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan nasional.
Saling berbagi, bersinergi, membuka diri, berdialog, dan berempati sangat dibutuhkan untuk membangun sinergi nasional. Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan di saat Indonesia menganut sistem multipartai dan pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah. Kita perlu terus mengurangi risiko terjebaknya kita pada kekuatan ego sektoral yang berpotensi mengurangi efektivitas sistem pemerintahan dan sistem produksi nasional. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar