|
HAMPIR semua media, cetak maupun elektronik, sekarang memberi
perhatian luar biasa pada 2014. Persaingan tahun itu, dalam memimpin negara
ini, memang sepertinya bakal berlangsung seru luar biasa.
Yang membuat kami di Jawa Pos agak khawatir, banyak pihak yang saat ini berbuat seolah-olah 2014 adalah tahun terakhir perjalanan. Seolah-olah tidak ada tahun lagi setelah 2014.
Ya, masa depan Indonesia memang bisa ditentukan oleh siapa pun yang meraih kemenangan pada 2014. Masa depan yang baik, atau masa depan yang lebih buruk.
Kalau 2014 dapat pemimpin yang baik, siapa pun dia, mungkin lima tahun Indonesia akan lebih baik. Dan siapa tahu, pemimpin yang baik tersebut juga meletakkan fondasi-fondasi yang membuat Indonesia lebih baik setelah lima tahun itu berlalu
Kalau 2014 dapat pemimpin yang kurang baik, ya nasib. Mungkin harus menunggu 2019 untuk memilih lagi pemimpin yang lebih baik. Dan kemajuan negara ini harus tertunda...
Tapi, daripada memasrahkan diri pada proses yang terjadi setiap lima tahun sekali, bukankah lebih baik memikirkan hal-hal lain yang lebih konkret? Yang dampaknya bukan hanya untuk 2014. Bukan hanya untuk lima tahun setelah 2014. Dan mungkin untuk selamanya?
Dengan edisi khusus hari ini, Jawa Pos ingin memberikan lagi apresiasi dan perhatian kepada generasi muda, yang sekarang mulai menunjukkan taring, dan kelak memegang kendali negara ini.
Yaitu, mereka yang berusia 40 tahun atau lebih muda, yang sekarang sudah memegang tanggung jawab besar, dan kelak punya potensi untuk menjadi jauh lebih besar lagi.
Yang lain silakan pikirkan 2014, hanya berpikir satu tahun ke depan, atau maksimal lima tahun ke depan. Dengan edisi khusus ini, kami ingin mengajak semua untuk berpikir lebih jauh lagi ke depan.
Sekali lagi, siapa pun yang menang pada 2014, dia mungkin hanya akan berperan sebagai ''pengantar''. Generasi itu sedang berada dalam zaman yang gamang. Zaman yang penuh dengan masalah, dan zaman yang lebih sibuk dengan permasalahan-permasalahan atau kepentingan-kepentingannya sendiri daripada memikirkan yang jauh ke depan.
Generasi yang diwakili puluhan orang dalam edisi khusus ini, menurut saya, berada dalam posisi yang lumayan unik.
Mereka ini kami anggap sangat memikirkan masa depan, punya visi untuk masa depan, dan - kalau everything goes well - akan punya peran yang sangat besar pada masa mendatang.
Mereka ini juga termasuk repot menghadapi tantangan masa kini. Berjuang atau berkarya di tengah situasi yang seringkali tidak menyenangkan, ikut memikirkan atau mengatasi masalah-masalah yang seharusnya bukan masalah di tempat/negara yang lebih maju/modern.
Bisa dibilang pula, mereka ini ikut dipusingkan oleh masalah-masalah yang disebabkan oleh generasi yang sekarang lebih pusing memikirkan 2014.
Memang, bukan hal mudah untuk menentukan siapa yang layak ditampilkan dalam edisi khusus ini. Ada ratusan, mungkin ribuan, orang muda yang layak ditampilkan.
Tentu, akan interesting juga kalau kita membulatkan jumlahnya dengan angka-angka yang ''marketable''. Misalnya, ''100 Masa Depan''. Atau, yang sekarang ditampilkan beberapa majalah: ''40 under 40'' (kebetulan saya pribadi terpilih dalam salah satunya).
Tapi, kami memutuskan untuk tidak terpaku dalam angka-angka bulat atau khusus. Siapa yang kami rasa perlu dan bisa ditampilkan, akan kami tampilkan.
Mereka mewakili berbagai bidang, bukan hanya politik dan pemerintahan. Ada ekonomi, entertainment, budaya, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Dan dalam edisi khusus ini, mereka tidak sekadar ditampilkan atau diperkenalkan. Mereka juga memaparkan visi, gambaran masa depan menurut pandangan mereka. Siapa tahu, dalam tahun-tahun ke depan -termasuk jauh setelah 2019- visi mereka itu menjadi kenyataan atau bisa dipertanggungjawabkan.
Bisa dibilang, edisi khusus ini adalah kumpulan visi dan harapan masa depan orang-orang muda. Masa depan di mana mungkin pemimpin-pemimpin generasi sekarang sudah tidak ada lagi (tidak lagi merepotkan?).
Kami berharap, terbitan hari ini yang begitu tebal (minimal 100 halaman, tergantung di mana Anda mendapatkan Jawa Pos) bakal menjadi edisi yang bisa disimpan, at least dikenang.
Kami tidak menerbitkan edisi ini hanya sekadar untuk menembus angka 100 halaman. Percuma kalau jumlah halamannya begitu banyak, namun isinya hanya pengganjal halaman. Lebih parah lagi, hanya untuk mengakomodasi tuntutan iklan.
Kami juga tidak ingin edisi khusus seperti ini menjadi edisi yang preachy (sok menggurui). Kami berharap pembaca tidak merasa seperti ''digurui'' oleh orang-orang yang ditampilkan (yang seperti itu biasanya yang tua, hehehe...). Tapi, merasa seperti diajak sharing, diajak sama-sama memikirkan masa depan.
Sebab, sosok-sosok yang ditampilkan ini -meskipun banyak yang sudah melakukan pencapaian hebat dalam hidupnya- masihlah sibuk dan fokus memikirkan potensi-potensi masa depan.
Dengan menampilkan mereka, kami ingin lebih menyemangati lagi sosok-sosok yang ditampilkan ini. Dan itu berarti menyemangati pula para pembaca -khususnya yang masuk kategori generasi masa depan- supaya bisa seperti sosok-sosok ini.
Bahkan, kalau bisa lebih hebat lagi.
Terus terang, pilihan-pilihan sosok yang ditampilkan mungkin tidak bisa memuaskan seluruh pembaca. Tentu masih banyak orang lain yang visi dan harapannya layak ditampilkan.
Kami pun mohon maaf kepada mereka, dan kepada pembaca yang mengharapkan penampilan mereka itu. Namun, dengan hadirnya edisi ini, semoga pembaca paham bahwa kami sangat ingin menampilkan mereka semua. Edisi ini bukanlah yang terakhir. Kelak, tokoh-tokoh yang belum tampil itu tentu akan kami suguhkan.
Selamat menikmati edisi khusus Jawa Pos hari ini. Selamat menikmati visi dan harapan para tokoh muda yang tampil hari ini. Biarlah generasi yang sekarang sibuk dengan masalah-masalah yang sekarang. Mari kita semua berpikir lebih jauh ke depan, bekerja untuk masa depan yang jauh lebih gemilang.
Sebab, hidup kita tidak berakhir pada 2014... ●
Yang membuat kami di Jawa Pos agak khawatir, banyak pihak yang saat ini berbuat seolah-olah 2014 adalah tahun terakhir perjalanan. Seolah-olah tidak ada tahun lagi setelah 2014.
Ya, masa depan Indonesia memang bisa ditentukan oleh siapa pun yang meraih kemenangan pada 2014. Masa depan yang baik, atau masa depan yang lebih buruk.
Kalau 2014 dapat pemimpin yang baik, siapa pun dia, mungkin lima tahun Indonesia akan lebih baik. Dan siapa tahu, pemimpin yang baik tersebut juga meletakkan fondasi-fondasi yang membuat Indonesia lebih baik setelah lima tahun itu berlalu
Kalau 2014 dapat pemimpin yang kurang baik, ya nasib. Mungkin harus menunggu 2019 untuk memilih lagi pemimpin yang lebih baik. Dan kemajuan negara ini harus tertunda...
Tapi, daripada memasrahkan diri pada proses yang terjadi setiap lima tahun sekali, bukankah lebih baik memikirkan hal-hal lain yang lebih konkret? Yang dampaknya bukan hanya untuk 2014. Bukan hanya untuk lima tahun setelah 2014. Dan mungkin untuk selamanya?
Dengan edisi khusus hari ini, Jawa Pos ingin memberikan lagi apresiasi dan perhatian kepada generasi muda, yang sekarang mulai menunjukkan taring, dan kelak memegang kendali negara ini.
Yaitu, mereka yang berusia 40 tahun atau lebih muda, yang sekarang sudah memegang tanggung jawab besar, dan kelak punya potensi untuk menjadi jauh lebih besar lagi.
Yang lain silakan pikirkan 2014, hanya berpikir satu tahun ke depan, atau maksimal lima tahun ke depan. Dengan edisi khusus ini, kami ingin mengajak semua untuk berpikir lebih jauh lagi ke depan.
Sekali lagi, siapa pun yang menang pada 2014, dia mungkin hanya akan berperan sebagai ''pengantar''. Generasi itu sedang berada dalam zaman yang gamang. Zaman yang penuh dengan masalah, dan zaman yang lebih sibuk dengan permasalahan-permasalahan atau kepentingan-kepentingannya sendiri daripada memikirkan yang jauh ke depan.
Generasi yang diwakili puluhan orang dalam edisi khusus ini, menurut saya, berada dalam posisi yang lumayan unik.
Mereka ini kami anggap sangat memikirkan masa depan, punya visi untuk masa depan, dan - kalau everything goes well - akan punya peran yang sangat besar pada masa mendatang.
Mereka ini juga termasuk repot menghadapi tantangan masa kini. Berjuang atau berkarya di tengah situasi yang seringkali tidak menyenangkan, ikut memikirkan atau mengatasi masalah-masalah yang seharusnya bukan masalah di tempat/negara yang lebih maju/modern.
Bisa dibilang pula, mereka ini ikut dipusingkan oleh masalah-masalah yang disebabkan oleh generasi yang sekarang lebih pusing memikirkan 2014.
Memang, bukan hal mudah untuk menentukan siapa yang layak ditampilkan dalam edisi khusus ini. Ada ratusan, mungkin ribuan, orang muda yang layak ditampilkan.
Tentu, akan interesting juga kalau kita membulatkan jumlahnya dengan angka-angka yang ''marketable''. Misalnya, ''100 Masa Depan''. Atau, yang sekarang ditampilkan beberapa majalah: ''40 under 40'' (kebetulan saya pribadi terpilih dalam salah satunya).
Tapi, kami memutuskan untuk tidak terpaku dalam angka-angka bulat atau khusus. Siapa yang kami rasa perlu dan bisa ditampilkan, akan kami tampilkan.
Mereka mewakili berbagai bidang, bukan hanya politik dan pemerintahan. Ada ekonomi, entertainment, budaya, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Dan dalam edisi khusus ini, mereka tidak sekadar ditampilkan atau diperkenalkan. Mereka juga memaparkan visi, gambaran masa depan menurut pandangan mereka. Siapa tahu, dalam tahun-tahun ke depan -termasuk jauh setelah 2019- visi mereka itu menjadi kenyataan atau bisa dipertanggungjawabkan.
Bisa dibilang, edisi khusus ini adalah kumpulan visi dan harapan masa depan orang-orang muda. Masa depan di mana mungkin pemimpin-pemimpin generasi sekarang sudah tidak ada lagi (tidak lagi merepotkan?).
Kami berharap, terbitan hari ini yang begitu tebal (minimal 100 halaman, tergantung di mana Anda mendapatkan Jawa Pos) bakal menjadi edisi yang bisa disimpan, at least dikenang.
Kami tidak menerbitkan edisi ini hanya sekadar untuk menembus angka 100 halaman. Percuma kalau jumlah halamannya begitu banyak, namun isinya hanya pengganjal halaman. Lebih parah lagi, hanya untuk mengakomodasi tuntutan iklan.
Kami juga tidak ingin edisi khusus seperti ini menjadi edisi yang preachy (sok menggurui). Kami berharap pembaca tidak merasa seperti ''digurui'' oleh orang-orang yang ditampilkan (yang seperti itu biasanya yang tua, hehehe...). Tapi, merasa seperti diajak sharing, diajak sama-sama memikirkan masa depan.
Sebab, sosok-sosok yang ditampilkan ini -meskipun banyak yang sudah melakukan pencapaian hebat dalam hidupnya- masihlah sibuk dan fokus memikirkan potensi-potensi masa depan.
Dengan menampilkan mereka, kami ingin lebih menyemangati lagi sosok-sosok yang ditampilkan ini. Dan itu berarti menyemangati pula para pembaca -khususnya yang masuk kategori generasi masa depan- supaya bisa seperti sosok-sosok ini.
Bahkan, kalau bisa lebih hebat lagi.
Terus terang, pilihan-pilihan sosok yang ditampilkan mungkin tidak bisa memuaskan seluruh pembaca. Tentu masih banyak orang lain yang visi dan harapannya layak ditampilkan.
Kami pun mohon maaf kepada mereka, dan kepada pembaca yang mengharapkan penampilan mereka itu. Namun, dengan hadirnya edisi ini, semoga pembaca paham bahwa kami sangat ingin menampilkan mereka semua. Edisi ini bukanlah yang terakhir. Kelak, tokoh-tokoh yang belum tampil itu tentu akan kami suguhkan.
Selamat menikmati edisi khusus Jawa Pos hari ini. Selamat menikmati visi dan harapan para tokoh muda yang tampil hari ini. Biarlah generasi yang sekarang sibuk dengan masalah-masalah yang sekarang. Mari kita semua berpikir lebih jauh ke depan, bekerja untuk masa depan yang jauh lebih gemilang.
Sebab, hidup kita tidak berakhir pada 2014... ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar