Selasa, 01 Januari 2013

Perubahan yang Lebih Baik


Perubahan yang Lebih Baik
Gilang Iskandar ;   Direktur Eksekutif World Peace Movement    
SINDO,  01 Januari 2013



Sebagian masyarakat merayakan pergantian tahun dengan acara khusus dan pesta kembang api. Ada suasana sukacita dalam perayaan tersebut. Tentu tidak banyak orang yang melakukan evaluasi saat pergantian tahun untuk melihat sejauh mana pencapaian keberhasilan ataupun seperti apa kegagalan yang ditemui. 

Memang pergantian tahun adalah hal yang alami dalam arti hal itu merupakan suatu rutinitas perjalanan waktu. Jadi tidaklah menjadi persoalan serius jika seseorang atau sekelompok orang mau merayakannya atau tidak. Itu hanyalah sebuah pilihan biasa saja. Di lain pihak, tidak salah pula jika pergantian tahun itu digunakan sebagai momentum untuk mengevaluasi diri karena perubahan merupakan bagian dari kehidupan. Ada pepatah, “Tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan.” Artinya memang perubahan itu pasti dan selalu terjadi. 

Pada diri manusia, perubahan itu dapat dilihat mulai terjadinya pembuahan, perkembangan janin, kelahiran, perkembangan dari bayi ke anak, dari anak ke remaja,dari remaja ke dewasa,dari dewasa ke usia tua, dan seterusnya sampai waktu kematian tiba. Contoh tersebut menunjukkan bahwa perubahan itu tidak hanya meliputi proses, tapi juga hasilnya. Hal yang perlu dipastikan adalah perubahan itu tidak hanya asal berubah, tapi bagaimana perubahan itu membawa ke suatu kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. 

Semua orang menginginkan dan senang jika perubahan itu membawa pada kondisi yang lebih baik. Kondisi ini berlaku di tingkat individu, keluarga, masyarakat sampai ke tingkat bangsa atau negara. Kondisi yang lebih baik itu memiliki prasyarat mutlak, yaitu usaha atau upaya yang keras dan cerdas diiringi doa supaya usaha atau upaya itu diberkahi dan diridai oleh Tuhan Yang Maha Esa. Di tingkat mana pun, apakah individu, keluarga, masyarakat, bangsa, atau negara, kondisi yang lebih baik tidak akan datang begitu saja tanpa adanya usaha atau upaya. 

Sejak kecil kita sering menemui atau mendengar kata kata “ora et labora” yang artinya “berdoalah dan bekerja”. Seseorang tidak hanya meminta kepada Tuhan, tapi juga harus berusaha atau bekerja. Dalam konteks individu, perubahan yang diinginkan adalah kondisi yang lebih baik seperti dalam hal karier, keuangan, bisnis, penghasilan, keahlian, kepintaran, pendidikan, kesehatan, dan lainlain serta dalam hubungan dengan Tuhan.

Dalam konteks keluarga, perubahan yang lebih baik diinginkan dalam kualitas hubungan dengan suami, istri, anak, saudara, orang tua, sehingga keluarga menjadi kelompok yang menyenangkan untuk berbagi, berkumpul, berkomunikasi, dan berinteraksi. Dalam konteks masyarakat, perubahan yang lebih baik itu menyangkut hubungan sosial yang harmonis, di mana anggota masyarakat bisa hidup berdampingan secara damai, saling menghargai, tanpa memandang asal usul suku, agama, ras dan golongan. 

Dalam konteks bangsa dan negara, kondisi yang lebih baik itu rakyat merasa ada pemerintahan yang semakin baik dalam mengurus dan melayani mereka, rakyat merasa makin sejahtera, dan makin diperlakukan adil. Negara dan bangsa ini menjadi rumah besar yang semakin nyaman dan aman bagi setiap warga negara, makin dihargai dan dihormati dalam pergaulan antarbangsa sehingga anak bangsa bangga menjadi warga negara Indonesia. 

Pertanyaannya, dari mana memulai dan siapa yang bertanggung jawab agar terjadi perubahan yang lebih baik itu? Yang paling mendasar adalah individu sebagai inti dari kumpulan warga negara dalam suatu bangsa. Untuk individu yang masih anak-anak, maka dimulai dari orang tua dan yang bertanggung jawab adalah orang tua. Bagi individu yang sudah tergolong remaja ke atas harus dimulai dari diri sendiri, dan yang bertanggung jawab adalah diri sendiri. Faktor luar diri adalah faktor penunjang, yang utama diri sendiri. 

Sikap mau terus belajar, terbuka atas pemikiran dan gagasan baru, selektif dalam mengadaptasi sesuatu,pantang menyerah, optimistis, toleran, cerdas, dalam mengatur langkah yang akan dilakukan,tidak boros.Selain itu kita tidak boleh menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak produktif, mau mengevaluasi diri secara terus-menerus dan mau memperbaiki kekurangan diri adalah contoh-contoh prasyarat untuk mencapai perubahan yang lebih baik pada tingkat individu remaja ke atas. 

Di tingkat keluarga dimulai dari hubungan yang harmonis antara suami dan istri juga anak-anak dengan orang tua. Penanggungjawabnya kepala keluarga. Jika di tingkat individu dan keluarga sudah baik, maka hampir bisa dipastikan di tingkat bangsa dan negara juga akan menjadi lebih baik. Namun, ada prasyarat tambahan yang memengaruhi, yaitu “determinasi” atau ketetapan hati pemerintah dalam mencapai maksud atau tujuan yang telah ditetapkan. Pemerintah tidak “gamang” dalam arti takut, ragu-ragu, khawatir dalam mengambil keputusan pada saat dihadapkan pada masalah yang besar. 

Determinasi pemerintah harus kuat karena pemerintah itu adalah sistem yang menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya. Dalam arti sempit, pemerintah hanya lembaga eksekutif. Pemerintah dalam arti luas mencakup aparatur negara yang meliputi semua organ, badan, atau lembaga, alat perlengkapan negara yang melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan negara. Artinya semua lembaga negara yang terdiri dari legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 

Pemerintah inilah yang menjalankan pemerintahan. Pemerintahan memiliki arti segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara. Dalam demokrasi, rakyat memberikan mandat untuk menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara itu melalui pemilihan umum. Jika tidak ada determinasi atau ketetapan hati dari aparatur dan lembaga pemerintah, modal individu dan keluarga yang baik itu tidak akan menghasilkan kondisi bangsa dan negara yang lebih baik. 

Jadi, mencapai kondisi bangsa dan negara yang lebih baik lagi sangat dipengaruhi oleh determinasi atau ketetapan hati para anggota legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam menjalankan pemerintahan. Kita sambut tahun baru sebagai momen untuk bersukacita, sekaligus untuk melakukan evaluasi dari tingkat individu, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara agar setiap kali berada di tahun yang baru, di semua tingkatan tadi kita juga berada dalam kondisi yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar