Kamis, 03 Januari 2013

Pembangunan Kesra


Pembangunan Kesra
Rahmat Hidayat ; Ph D Ekonomi Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM),
Bekerja di Kemenpera 
REPUBLIKA,  02 Januari 2013



Pemerintah telah melaksanakan pembangunan di segala bidang. Harus diakui telah banyak kemajuan yang dicapai, antara lain, pendapatan per kapita Indonesia mencapai 3.452 dolar AS per tahun, menempatkan Indonesia masuk kelompok negara berpenghasilan menengah. PDB Indonesia berada di level 15 dunia, menempatkan Indonesia dalam jajaran G-20.
Penduduk miskin secara bertahap berkurang. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2012 berjumlah 29,13 juta orang (11,96 persen) atau berkurang 890 ribu orang dibandingkan bulan yang sama pada 2011 (30,02 juta orang/12,49 persen). Angka partisipasi sekolah (APS) di semua jenjang umur sekolah dan jenis kelamin meningkat. Demikian pula, angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu melahirkan (AKI) menurun.
Tantangan
Harus diakui, masih banyak kekurangan yang sekaligus menjadi tantangan pembangunan. Dalam 20 tahun mendatang, Indonesia menghadapi tekanan jumlah penduduk yang makin besar, diperkirakan mencapai sekitar 274 juta orang pada 2025. Jumlah penduduk yang besar, di samping menjadi tantangan, sekaligus menjadi peluang. 
Harus disadari, SDM mempunyai posisi sentral dalam pembangunan Indonesia. Ia merupakan subjek sekaligus objek pembangunan. Presiden SBY dalam ceramahnya pada acara KEN 13 November 2012 menegaskan, masa depan Indonesia ada pada human capital.
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan SDM adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada 2011, UNDP me-ranking IPM di 187 negara di dunia. Hasilnya, IPM Indonesia berada di rangking ke-124 dari 187 negara, di bawah Singapura (26), Malaysia (61), Thailand (103), dan Philipina (112). 
Ada tiga indikator penting dalam pengukuran IPM. Kemajuan atau keberhasilan dalam tiga indikator tersebut berpengaruh langsung pada perbaikan IPM, yaitu tingkat pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. 
Pertama, bidang pendidikan. Tantangan yang dihadapi, antara lain, masih tingginya tingkat kesenjangan kualitas dan pemerataan pendidikan antarkelompok masyarakat. Berdasarkan data UN- ESCO (2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development in- dex (EDI) Indonesia pada 2008 adalah 0,934, menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1, me dium jika di atas 0,80, dan rendah jika di bawah 0,80.
Kedua, bidang kesehatan. Tantangan yang dihadapi, antara lain, masih tingginya tingkat kesenjangan status kesehatan masyarakat dan akses mereka terhadap pelayanan dan fasilitas kesehatan. 
Ketiga, masalah kesejahteraan. Tantangan yang dihadapi, antara lain, masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia (per Maret 2012 berjumlah 29,13 juta orang atau 11,96 persen dari total penduduk Indonesia) dan angka pengangguran juga tinggi. 
Arah ke Depan
Arah pembangunan bidang kesra yang pertama adalah meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan di Indonesia. Kualitas SDM, seperti apa yang diharapkan atau akan dibangun? Tentu kualitas yang paripurna, yaitu seimbang antara dimensi intelektualitas, dimensi emosi, dan dimensi spiritual. 
Untuk mencetak SDM yang berkualitas, pendidikan berperan penting dan menentukan. Oleh karena itu, bagaimana kita meningkatkan kualitas pendidikan di semua jenjang usia sekolah sampai pendidikan tinggi serta bagaimana semua anak usia sekolah dari seluruh kelompok masyarakat (kaya dan miskin)
di seluruh wilayah Indonesia (perkotaan, perdesaan, dan perbatasan) dapat menikmati pendidikan yang berkualitas. 
Untuk mencapai itu, pemerintah telah menyediakan anggaran yang besar, yaitu 20 persen dari APBN, bahkan beberapa pemerintah daerah menganggarkannya lebih dari 20 persen. Ternyata, anggaran yang besar saja tidak cukup. Yang lebih penting, bagaimana anggaran tersebut dikelola secara profesional dan amanah serta dibelanjakan secara baik, benar, efisien dan tepat sasaran. 
Kedua, perbaikan tingkat pelayanan dan akses terhadap fasilitas kesehatan.
Kesehatan merupakan salah satu sektor penting dan strategis. Kita akan bisa belajar, bekerja, bahkan beribadah dengan baik kalau kita sehat. Betapa pentingnya menjaga kesehatan masyarakat. 
Ketiga, perbaikan tingkat dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Pengalaman mengajarkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dinikmati seluruh masyarakat bila disertai pemerataan kesejahteraan melalui kebijakan yang berpihak pada kelompok masyarakat yang paling lemah, melalui pendekatan yang menyeluruh, dan seimbang, konsisten, juga adil. 
Harus disadari, pemerintah punya keterbatasan. Oleh karena itu, pemerintah sangat perlu untuk mendorong peran serta aktif masyarakat, lembaga/institusi/ organisasi sosial keagamaan, dan tempat-tempat ibadah untuk terlibat aktif dalam perbaikan kualitas pendidikan, pelayanan kesehatan, serta perbaikan kesejahteraan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar