Rabu, 02 Januari 2013

Mencegah Korupsi Membangun Sistem yang Bersih


Mencegah Korupsi Membangun Sistem yang Bersih
( Wawancara )
Susilo Bambang Yudhoyono ; Presiden RI
MEDIA INDONESIA,  02 Januari 2013



PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono sangat meyakini Indonesia ke depannya akan lebih baik lagi, baik dalam pemberantasan korupsi, perpolitikan dalam negeri, maupun kesejahteraan rakyat. Hal itu tertuang dalam wawancara eksklusif Presiden Yudhoyono dengan Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV Najwa Shihab. Berikut petikannya. Saya akan terus bekerja bersama dan sekaligus memastikan menteri-menteri dari parpol benar-benar bisa membagi waktu dan mengutamakan pekerjaan di pemerintahan.

Apa strategi supaya tetap fokus bekerja di tengah hiruk-pikuk politik 2013?

Saya akan benar-benar fokus. Pengalaman 2008-2009, saat pemilu, tugas-tugas menjalankan roda pemerintahan berjalan dengan baik dan akan saya ulangi lagi.
Yang penting bagi jajaran pemerintahan yang berasal dari parpol, baik pusat maupun daerah, tetap fokus. Meskipun mereka juga punya tugas politik di parpol masing-masing, prioritas dan konsentrasi tugasnya harus tetap menjalankan roda pemerintahan. Kita punya program, kebijakan yang akan kita lihat dan ukur. Manakala ada yang tidak berjalan secara baik, akan saya berikan peringatan supaya tetap kembali pada fokusnya, menjalankan roda pemerintahan demi rakyat.

Di kabinet banyak sekali menteri yang berasal dari parpol, 18 orang dari 34 menteri. Bagaimana menjewer mereka supaya betul-betul fokus pada kerja pemerintahan, bukan pada parpol?

Hingga saat ini mereka masih mengerjakan tugas pokok dengan baik. Namun betul, bahwa 2013 sudah jadi tahun politik, sehingga apa yang saya sampaikan akan saya lihat betul-betul supaya dipatuhi.

Rakyat kan benar-benar bisa melihat siapa mereka yang terlalu banyak menggunakan waktu untuk politik sehingga kurang dalam melayani rakyat dan menjalankan tugas-tugas di pemerintahan. Rakyat akan memberikan koreksi dan kritik. Inilah demokrasi.

Saya akan mengajak pegang teguh apa yang kita lakukan sesuai dengan kontrak politik dan pakta integritas. Saya akan terus bekerja bersama dan sekaligus memastikan menterimenteri dari parpol benarbenar bisa membagi waktu dan mengutamakan pekerjaan di pemerintahan.

Jadi belum ada yang perlu dijewer?

Kita akan lihat nanti. Mudah-mudahan tidak ada yang menyimpang dan betul-betul mereka bekerja untuk rakyat. Rakyat akan memberikan koreksi juga.

Apakah ada peluang reshuffle dalam waktu yang tersisa ini?

Saya belum berbicara soal reshuffle. Saya sedang memikirkan mengganti menpora, karena saudara Andi Mallarangeng sudah mengundurkan diri. Tentu akan saya pilih yang paling baik dan sesuai dengan konstelasi.

Kabinet ini ada yang dari parpol dan nonparpol. Parpol pun sesuai dengan struktur dan kekuatan di DPR. Ada berapa persentase untuk setiap parpol tersebut, tentu akan saya patuhi dan pegang teguh komposisinya. Sehingga akan membawa rasa keadilan bagi jajaran parpol koalisi, tanpa mencederai apa yang diinginkan rakyat, harus menteri dengan kapasitas dan integritas yang bagus.

Untuk menghindari spekulasi terjadinya kompromi politik di antara parpol koalisi, bagaimana caranya?

Politik itu juga berkaitan dengan kompromi, berkaitan dengan konsensus. Politik juga menganut sistem take and give. Yang harus dijaga adalah supaya kompromi politik tidak meninggalkan prinsip-prinsip dasar.

Koalisi itu ialah kompromi sebetulnya, meskipun setelah duduk di pemerintahan, yang memegang kendali adalah presiden sebagai kepala pemerintahan. Jadi banyak yang memiliki mindset era otoriter seperti Presiden Soeharto dulu, yang bisa memilih menteri dari mana pun dan siapa pun, tanpa harus bertanya kepada parpol parpol lainnya.

Dulu Golkar bisa lebih dari 70%, DPR-nya mendukung presiden secara penuh. Sekarang demokrasi multipartai, yang meniscayakan koalisi antarparpol dengan take and give di dalamnya. Tetapi secara rasional, kemudian tidak berlebihan. Yang penting tidak mendikte dan memaksakan kehendaknya kepada presiden sebagai kepala pemerintahan.

Dalam bidang hukum, seberapa optimistis Anda melihat penanganan kasuskasus korupsi di 2013?

Semua tahu bahwa pemberantasan korupsi bukan proses sekali jadi. Di negara-negara lain juga begitu. Indonesia harus lega bahwa pemberantasan korupsi saat ini benar-benar serius, agresif, dan tidak tebang pilih atau tanpa pandang bulu. Itu titik yang baik untuk upaya bangsa ini dalam membangun sistem yang bersih.

Kalau saya, lebih bagus setelah kita mencegah sekuat tenaga, tetap ada yang korupsi dan kita temukan, kita adili, dan berikan sanksi. Daripada tidak ada yang diadili dan perasaan kita aman-aman saja, tapi tiba-tiba korupsi merajalela di bawah permukaan. 

Saya lebih senang setelah kita cegah, banyak yang kita proses secara hukum, dan saya memintakan dukungan rakyat untuk ikut melakukan pengawasan secara lebih serius. Tetapi, saya yakin arah penegakan hukum dalam pemberantasan kasus korupsi ini sudah benar. KPK sudah berjalan baik, demikian juga kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan pengacara meningkatkan kinerja di area penegakan hukum.

Saya akan mendorong semuanya dalam penegakan hukum ini untuk tetap konsisten dan seadil-adilnya.

Bahwa banyak yang terlibat adalah aktor-aktor politik yang ada di lingkaran kekuasaan, bagaimana Anda melihatnya?

Itu konsekuensi. Yang penting prinsip tidak tebang pilih atau tanpa pandang bulu itu harus diterima. Saya tahu di pusat dan daerah ada. Yang penting kita bangun sistem yang bersih dengan mencegah korupsi. Tapi, tetap ada sanksi dalam penegakan hukumnya.

Di 2012 sempat terjadi friksi antarlembaga negara. Bagaimana memastikan konflik seperti itu diminimalisasi?

Rivalitas dan perbedaan pandangan antarlembaga negara bisa saja terjadi. Contohnya di Hong Kong ada konflik antara KPK-nya dan kepolisian Hong Kong, meski akhirnya bisa diatasi. Yang penting jangan keluar dari konteks konstitusi, embanan tugasnya, dan jangan berangkat dari konflik-konflik personal di antara pemimpin lembaga negara itu.

Saya tidak bisa mengontrol langsung semua lembaga negara. Tapi jika konfliknya tidak semestinya tidak terjadi, ya tidak baik, rakyat juga tidak suka. Seharusnya ada koordinasi dan komunikasi di antara lembaga negara itu, karena tugasnya sama. Jadi jika ada masalah, kenapa tidak dibicarakan dulu baik-baik, tidak langsung dibawa ke arena pers atau publik, jadinya kan malah tidak bagus. Masih ada ruang saling konsultasi tetap sesuai amanah konstitusi dan UU, sehingga rakyat tidak lagi mendapat tontonan konflik di antara mereka, yang menurut saya tidak bagus. Itu harapan saya.

Proyeksi di Bidang Ekonomi

Di Bali, Pak Presiden pernah menyebut ada empat bidang yang menjadi peluang usaha sangat besar di tahun mendatang. Tapi akhir-akhir ini kita lihat demo buruh terkait dengan upah. Adakah strategi tertentu di tahun 2013?

Yang pertama saya jelaskan posisi pemerintah. Memang era buruh murah itu sudah usai. Bagaimanapun buruh, para pekerja kita, makin ke depan harus mendapatkan penghasilan yang makin layak. Itu kewajiban moral kita, termasuk kewajiban moral dunia usaha.

Tetapi, buruh juga harus menjaga produktivitasnya. Dengan demikian, perusahaannya akan tumbuh dan bisa memberikan upah yang lebih baik lagi.
Itulah semangat kita. Yang bisa menjabarkan dan melaksanakan ialah tripartit.

Karena itu, saya berharap bipartit dulu, antara serikat pekerja dan asosiasi pekerja dan asosiasi dunia usaha itu melakukan konsultasi yang baik, yang jernih, jangan emosional. Jangan disertai kekerasan-kekerasan karena tujuannya mencari solusi demi kebaikan buruh, untuk kebaikan serikat pekerja.

Pemerintah akan masuk ma nakala harus mengeluarkan policy yang cocok, regulasi yang benar, serta, katakanlah, fiskal insentif yang diperlukan. Pendek kata, itu yang kita harus lakukan. Saya tahu di sana sini memang masih banyak hambatan, tetapi itu bukan berarti tanpa ada pemecahan masalah yang bisa kita lakukan.

Saya masih optimistis kita bisa lakukan, dan tahun-tahun lalu juga ada masalah itu toh perekonomian kita tetap tumbuh. Maksud saya, kalau semua itu kita beresi, kita bikin baik, hubungan antara serikat pekerja dan dunia usaha makin baik, peran pemerintah juga makin tepat.

Yang dikhawatirkan tadi peluangnya ada, jangan sampa digerogoti atau dikurangi oleh urusan ini. Semangat itulah yang harus kita jalankan dan saya akan memastikan pemerintah akan bekerja keras untuk iklim itu terbentuk dan akhirnya semua win. Baik itu pekerja mendapatkan upah yang lebih baik, maupun perusahaan terus tumbuh sehingga memberikan upah yang lebih baik lagi ke pekerja dan membayar pajak pada negara

Calon Pemimpin Nasional

Seberapa jauh Pak Presiden memantau munculnya calon-calon yang menyatakan diri siap menjadi Presiden atau kemudian ada orang yang digadang-gadang, atau ada orang yang mengatakan bisa memimpin negeri ini Seberapa kemudian dinamika itu Pak Presiden lihat dan amati?

Dinamika yang ada sekarang menurut saya, justru baik. Arti nya, banyak putra putri bangsa yang merasa bisa menangkap peluang tahun 2014 dan bisa memimpin negeri ini dan ke mudian semacam mengajukan dirilah, siap untuk menjad presiden. Itu bagus, artinya tidak ada sikap apatisme dar elite politik.

Yang penting, mari kita berikan ruang yang luas ke pada beliau-beliau itu untuk memperkenalkan diri masing masing kepada rakyat, untuk menjelaskan kalau beliau terpi lih jadi presiden, kira-kira mau dibawa ke mana Indonesia ini Kebijakannya dan solusi un tuk mengatasi masalah yang kita hadapi sekarang ini juga seperti apa. Dengan demi kian, rakyat pada saatnya bisa memilih dengan benar.

Tanpa komunikasi seperti itu, rakyat ibaratnya seperti memilih ku cing dalam karung, tidak boleh terjadi. Waktu masih ada, masih ada dua tahun. Jadi saya justru menganjurkan para capres itu, tampillah jangan malu-malu dan ragu-ragu untuk menyampaikan ‘Saya ingin mencalonkan diri sebagai presiden, saya ingin memimpin negeri ini’. Silakan.

Media massa, saya berharap juga memberikan ruang yang baik pada mereka, sehingga rakyat sekali lagi bisa mengikuti satu demi satu. Saya lebih bagus saat ini berkata se perti itu. Kita persilakan kepada rakyat, siapa yang paling dikehendaki. Saya sendiri juga belum punya jago, biarlah mengalir dulu, insya Allah pada saatnya bersama-sama bisa memilih calon yang paling baik.

Pak SBY bilang belum punya jago, tapi sudah ada yang dikeker-keker, sudah ada yang diamat-amati?

Belum ada, bener. Biarkan proses demokrasi mengalir dengan baik karena saya harus mendengar kehendak rakyat. Sambil juga nantinya tentu di samping rakyat suka kepada calon itu dan calon itu memenuhi persyaratan dasar untuk memimpin negeri ini, yang kompleks, yang banyak sekali tantangan.

Nah, paduan dari sang calon itu, integritasnya, apakah kapasitasnya, apakah rekam jejaknya semua itu akan disatukan. Rakyat lebih suka siapa. Bisa saja ada lima calon nantinya dan kemudian limalimanya baik, tentu ada plus dan minusnya.

Saya pun sebagai manusia ada kekurangan dan kelemahan. Demikian juga pemimpin yang lain. Nah, kalau sudah ketemu, entah lima entah tujuh, tapi diyakini itu memenuhi syarat, ya terserah rakyat. Yang dipilih X, ya tidak berarti yang lain tidak sebagus X. Rakyat memang menghendaki X, itulah demokrasi. Mari kita lihat perjalanan politik kita seperti apa.

Tapi makin lama makin seru ya nama yang muncul?

Pastilah, sebagaimana 2009 dulu.

Untuk 2014, kriteria seperti apa yang seharusnya dimiliki calon presiden kita?

Pertama-tama mereka harus paham betul negara kita ini; permasalahannya, tantangannya, dan misi yang harus diemban, kompleks, rakyat sering tidak sabar, ingin segalanya berubah dengan cepat dan menjadi baik. Itu sering di luar batas kemampuan pemerintah atau negara. Tapi, seorang pemimpin harus tetap melakukan sesuatu yang harus dilakukan, meskipun situasi sosial kita sering seperti itu.

Pekerjaan rumah masih tetap ada. Misalkan meneruskan pemberantasan korupsi, meneruskan reformasi birokrasi, membangun infrastruktur, menjaga pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas politik, menjaga kerukunan di antara umat beragama, mempertahankan peran internasional kita, dan yang tidak kalah penting membuat pembangunan ini makin adil dan merata.

Itu harus ada dalam pikiran para capres. Pun dalam praktiknya akan lebih kompleks lagi. Banyak masalah yang akan muncul setiap saat, sehingga akhirnya, menurut pandangan saya, capres-capres mendatang haruslah orang yang bermental tangguh, sabar, tegar, mau bekerja siang dan malam, dan harus siap menghadapi risiko apa pun. Mungkin dihujat, mungkin dicaci, tapi itulah amanahnya. Itulah takdirnya sebagai pemimpin. Sambil mempersiapkan diri, harapan saya rakyat bisa mengikuti tentang integritas, kapasitas, rekam jejak, dan selebihnya keyakinan bahwa mereka itu bisa memimpin.

Jika kita meneropong 2014, kondisi rakyat yang seperti apa membutuhkan 
pemimpin yang seperti apa?

Saya tidak boleh terlalu ke situ. Belum tepat. Saya masih mempersilakan para capres memperkenalkan diri. Saya mempersilakan rakyat melihat lebih fokus lagi. Dengan demikian, pertanyaan Anda akan terjawab, barangkali, akhir tahun depan. Akhirnya rakyat dapat menentukan tipe pemimpin seperti apa, karakter pemimpin seperti apa, kemampuan dan pengalaman seperti apa yang kita yakini, bisa memimpin kita semua nanti dari 2014 hingga 2019. Saya pikir itulah yang patut saya sampaikan, sekarang ini.

Pak SBY, pertanyaan terakhir sedikit pribadi, baru dapat cucu laki-laki ya Pak?

Iya, alhamdulillah. Dua duanya kami sayang, dua-duanya anugerah Tuhan. Tentunya dengan kehadiran cucu kedua saya, sekeluarga kami bersyukur. Kami pribadi memohon kepada Tuhan, Allah SWT, semoga cucu saya yang kedua ini sama dengan doa saya untuk Aira. Cucu tumbuh sebagai putra yang tangguh. Kalau tangguh itu, mengemban tugas apa pun akan bisa dilaksanakan dengan baik. Itu harapan kami, ayahnya, ibunya, harapan kakek dan neneknya, dan tentunya sambil memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar permohonan ini dikabulkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar