Tekad
Baru Menuju Revitalisasi
Yoshihiko
Noda,
PERDANA MENTERI JEPANG
SUMBER : KORAN TEMPO, 16 Maret 2012
Tanggal 11 Maret 2011 adalah tanggal
peringatan satu tahun bencana gempa dahsyat di wilayah timur Jepang yang
terpahat kuat pada hati masyarakat Jepang. Memperingati setahun terjadinya
bencana gempa dahsyat yang krisisnya belum pernah dihadapi Jepang sepanjang
sejarah itu, dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan belasungkawa
kepada pihak yang mengalami tragedi bencana gempa ini dan juga kepada semua
korban bencana di seluruh dunia yang mengalami bencana alam.
Kita tidak dapat melupakan keluarga sahabat
dan rekan-rekan yang kita cintai, yang telah menjadi korban bencana gempa.
Selain itu, yang tidak akan dilupakan tentunya adalah bantuan besar dan
solidaritas yang ditunjukkan, yang diberikan oleh seluruh dunia kepada Jepang.
Kami berterima kasih dengan hati yang tulus atas dukungan dari masyarakat
internasional.
Jepang telah melakukan langkah besar menuju
restorasi dan rekonstruksi selama satu tahun ini. Tanggal 11 Maret 2012
merupakan peringatan 1 tahun peristiwa bencana gempa dan hari itu harus
dijadikan sebuah kesempatan untuk memperbarui tekad guna mendapatkan pelajaran
dari banyaknya kesulitan yang telah kami hadapi. Saat ini, justru pada waktu
yang sulit ini, adalah saatnya Jepang harus memulai revitalisasi yang sejati,
dan kami sedang menyambut waktu ini.
Masalah-masalah yang dihadapi Jepang saat ini
adalah masalah yang jauh lebih rumit daripada masalah-masalah yang timbul
akibat gempa, tsunami, serta kecelakaan PLTN tahun lalu. Jepang berjuang menuju
perwujudan pertumbuhan ekonomi dan rekonstruksi kebijaksanaan fiskal selama
beberapa tahun terakhir ini. Namun, dalam perwujudannya, semakin banyak waktu
yang dibutuhkan, permasalahannya menjadi semakin serius.
Semenjak saya menjabat Perdana Menteri pada
September tahun lalu, hal yang terus saya janjikan kepada rakyat Jepang adalah
bahwa kami harus merombak politik yang bersifat status quo. Menunda isu
utama politik akan berdampak negatif bagi perekonomian rakyat dan masa depan
Jepang. Maka, kami tidak bisa mendiamkannya begitu saja.
Dengan solidaritas yang kuat, tujuan yang
jelas, dan kesadaran akan krisis yang dimunculkan bencana gempa, saya yakin
bahwa kami dapat menghadapi masalah mendesak, antara lain rekonstruksi wilayah
bencana, penonaktifan PLTN Fukushima Daiichi Tokyo Electric Power Company dan
dekontaminasi wilayah setempat, serta menuju revitalisasi perekonomian Jepang.
Dalam setahun ini, untuk menuju restorasi dan
rekonstruksi bencana gempa dahsyat wilayah timur Jepang, beragam kebijakan
strategis diambil, penyediaan anggaran dan pembuatan kerangka hukum telah
diselenggarakan. Selain itu, Badan Rekonstruksi, organisasi baru yang dapat
menjawab kebutuhan dengan terpadu, sedang menjalankan rencana rekonstruksi dan
kegiatan sebagai menara komando, termasuk mengumpulkan dana rekonstruksi dan
menetapkan zona khusus untuk rekonstruksi.
Kini, kekhawatiran terbesar yang dimiliki
oleh sebagian besar rakyat Jepang, termasuk korban bencana, adalah hal-hal yang
sangat mendasar. Singkatnya, seperti jaminan tempat bekerja dan kehidupan
sehari-hari yang dapat dijalani dengan aman bersama keluarga. Di bawah konsep
“rekonstruksi yang terbuka”, kami akan mempromosikan penciptaan lapangan kerja
dengan menarik masuk investasi baru dari dalam dan luar negeri ke wilayah
bencana dengan menggunakan sistem penerapan wilayah berkebijakan khusus dan
penanganan lainnya, serta juga dengan merangsang industri di wilayah bencana
dan mempercepat inovasi.
“Kota berlingkungan masa depan” yang
ditetapkan di seluruh Jepang, termasuk Kota Ofunato dan Kota Rikuzentakata di
Prefektur Iwate, yang adalah wilayah bencana, merupakan salah satu di antara
penanganan tersebut. Melalui pemberlakuan sistem pajak yang baik dan kebijakan
deregulasi, kami akan memberikan mekanisme untuk menangani masyarakat berusia
lanjut, serta untuk mendukung pengembangan infrastruktur yang ramah lingkungan,
seperti fasilitas pembangkit listrik yang menggunakan energi yang tergantikan
dan lain-lain. Jepang memiliki sosok kepemimpinan di mata dunia di bidang
penghematan energi dan teknologi inovatif. Justru saat ini, dengan menerapkan
pengalaman ini, saya berpendapat bahwa Jepang akan dapat menciptakan model baru
pertumbuhan yang berkesinambungan dan berbagi model itu dengan dunia.
Selain itu, pengetahuan Jepang yang dapat
memimpin dunia dan harus dimiliki bersama adalah penurunan risiko bencana dan
penanggulangan bencana. Alasan bahwa gempa dahsyat kali ini merupakan kejadian
yang “di luar perhitungan” sudah tidak berlaku lagi, namun menjadi bentuk
pelajaran yang sangat pahit dan berat bagi Jepang. Untuk melahirkan kembali
suatu komunitas yang kuat dan mengembangkan negara yang dapat bertahan terhadap
bencana alam, dewasa ini seluruh kebijakan terhadap bencana sedang ditinjau dan
dilakukan penguatan teknik dasar.
Dewasa ini banyak proyek restorasi dan
rekonstruksi yang berjalan, dan segala proyek akan menjadi sebuah langkah awal
yang penting menuju revitalisasi perekonomian Jepang. Meskipun ada kekhawatiran
akan ketidakjelasan arah perekonomian dunia ke depan, ditambah adanya penguatan
nilai mata uang yen terhadap dolar AS, serta deflasi yang memanjang waktunya,
perekonomian Jepang pasti akan kembali meraih kekuatan pertumbuhannya.
Kami perlu memanfaatkan kekuatan perekonomian
Jepang yang unik dan mengumpulkan kebijaksanaan dengan bekerja sama dengan
mitra internasional secara terbuka, sehingga kami dapat membuka bidang baru
bagi pertumbuhan. Bahkan bidang pertanian, energi, lingkungan, dan kesehatan
memiliki potensi besar untuk bertumbuh di bidang industri yang akan memimpin
Jepang. Dan dengan inovasi dan investasi yang dipimpin oleh pihak swasta,
termasuk investasi langsung dari luar negeri, saya berpendapat bahwa Jepang
akan dapat memainkan peranan penting di pasar dunia.
Jepang yang luluh-lantak terbakar karena
Perang Dunia II berhasil meraih perkembangan ekonominya yang cepat; dan di
tengah upayanya mengatasi oil shock telah mampu menciptakan perekonomian
dengan energi efisiensi tertinggi di dunia. Menyambut setahun bencana gempa
dahsyat, Jepang kembali bergulat dengan proyek besar, yaitu membangun negaranya
kembali. Namun, kali ini, kami tidak hanya akan mengembalikan kondisinya
menjadi seperti semula. Kami bertujuan membangun Jepang yang baru. Suatu
tantangan yang sangat besar dalam sejarah. Kami, orang Jepang, pasti akan dapat
mencapainya. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar