Mengenal
Sosok Fethulah Gulen
(Tanggapan Atas Artikel ‘Ancaman dari Pennsylvania’)
Ali Unsal, DIREKTUR FETHULLAH GULEN CHAIR UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
SUMBER : REPUBLIKA, 8 Maret 2012
Sejak
2009 hingga sekarang, penulis adalah direktur Fethullah Gulen Chair yang secara
resmi dibuka oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak
datang ke Indonesia, penulis mulai tertarik mengikuti perkembangan media,
terutama harian Republika. Dan, penulis sangat senang ketika di harian
Republika, beberapa kali memuat artikel yang berhubungan dengan Turki atau
tentang Fethullah Gulen.
Hingga
akhirnya, pada 5 Ma ret 2010 dalam lembar Teraju, harian Republika memuat
ulasan “Cara Erdogan” (Resep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Turki) dan di
bagian terakhir menceritakan tentang M Fethullah Gulen dengan judul artikel
“Ancaman dari Pennsylvania”. Khusus dalam ulasan mengenai Fethullah Gulen yang
banyak mengutip secara langsung dari majalah The Economist, penulis ingin berbagi (sharing) tentang bagian-bagian dari ulasan tersebut yang kurang
penulis setujui.
Pertama,
dalam tulisan tersebut dikatakan bahwa Fethullah Gulen adalah seorang pebisnis yang sukses. Justru sebaliknya,
Fethullah Gulen adalah seorang alim ulama dan pemikir yang ba nyak
menginspirasi orang banyak. Banyak
sekali orang-orang yang terinspirasi dengan pemikiran beliau sehingga mereka
berinisiatif untuk mendirikan berbagai lembaga pendidikan (sekolah-sekolah,
universitas, dan bimbingan belajar), lembaga kesehatan atau rumah sakit, dan
mereka juga membuka televisi, koran, majalah, dan radio.
Namun,
terhadap lembaga-lembaga ini Fethullah Gulen sama sekali tidak me milikinya
bahkan tidak mendapatkan sedikit pun hasilnya. Beliau menjalani kehidupan
dengan sangat sederhana dan menjauhkan diri dari materi.
Kedua,
dalam tulisan tersebut, digambarkan bahwa Fethullah Gulen dan RecepTayyip
Erdogan, serta Partai AKP (partai yang dipimpin oleh Erdogan) seolah-olah
sedang dalam perseteruan. Opini ini sangat tidak memiliki dasar dan sumber yang
benar. Bahkan sebaliknya, baru-baru ini ketika PM Turki menjalani operasi usus
besar tiga minggu yang lalu, Fethullah Gulen menyampaikan doa untuk kesembuhan
Erdogan.
Kutipan
doa beliau yang dimuat oleh beberapa media di Turki, Fethullah Gulen
mengatakan, “Dalam setiap doa saya, ketika saya mendekatkan diri dan berdoa
kepada Allah SWT, saya selalu berdoa untuk PM Turki, saya pun sangat sedih
ketika mendengar beliau harus menjalani operasi kedua.“ Pada bulan Februari
2012, pada acara ulang tahun koran Zaman (salah satu media yang didirikan oleh
orang-orang yang terinspirasi oleh pemikiran Gulen) yang ke25, Erdogan hadir
bersama sembilan orang menteri.
Ketiga,
dalam tulisan tersebut dinyatakan bahwa Fethullah Gulen menyusupkan
orang-orangnya dalam lembaga peradilan dan kepolisian Turki. Di dalam website
(http://www.herkul.org) secara langsung dalam ceramahnya, Fethullah Gulen
mengatakan, “Selama lebih dari 50 tahun saya memberikan ceramah yang selalu dihadiri
puluhan ribu orang, saya tekankan bahwa generasi muda Turki harus selalu
mengabdi kepada bangsa dan negaranya.“ Untuk hal ini, seorang anak bangsa tidak
akan mungkin `menyusup'.
Keempat,
dalam tulisan tersebut digunakan kata `Gulenist'
bagi orang-orang yang terinspirasi oleh pemikirannya.Untuk hal ini, penulis
ingin menjelaskan bahwa Fethullah Gulen adalah seorang pemikir yang telah menulis
lebih dari 60 buku tentang agama, masalah sosial, pendidikan, dan isu-isu
kontemporer yang telah diterjemahkan dalam 40 bahasa, termasuk bahasa
Indonesia.
Dengan
demikian, orang-orang di ber bagai penjuru dunia membaca, meneliti, dan
mengkaji pemikiran serta ide-ide Fethullah Gulen.Tentu saja, setiap orang dari
berbagai belahan dunia bisa mengambil faedah dari pemikirannya. Oleh karena
itu, istilah ‘Gulenist’ sangat tidak
tepat dan Fethullah Gulen sendiri menolak istilah tersebut.
Kelima,
satu hal lagi yang ingin penulis sampaikan, dalam tulisan tersebut, Fethullah
Gulen selalu dikaitkan dengan isu-isu politik. Penulis ingin menyampaikan bahwa
Fethullah Gulen sepanjang hidupnya selalu berada di luar pergulatan politik dan
selalu menjaga jarak yang sama terhadap kekuatan politik manapun.
Keenam,
dalam tulisan tersebut seolah-olah Fethullah Gulen digambarkan mengambil
contoh-contoh Calvinist dalam
penerapannya di dalam Islam (reformasi
agama). Fethullah Gulen sendiri mengatakan bahwa dalam Islam tidak ada
reformasi pada substansi Agama, yang ada adalah tajdid dan mujadid (pembaruan
dan pembaru).
Yang paling penting serta membuat penulis
perlu menjelaskan lebih jernih dalam tulisan tersebut digambarkan dengan judul
“Ancaman dari Pennsylvania” dengan gambar seseorang memegang senjata (gambaran
seorang teroris). Hal ini justru sebaliknya, sepanjang hidupnya, Fethullah
Gulen adalah sosok yang mengedapankan dialog, toleransi, serta kasih sayang.
Bagaimana mungkin judul tersebut dapat dihubungkan dengan kepribadian dan
kehidupan beliau yang sebenarnya? ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar