Jumat, 16 Maret 2012

Me-manage ke Atas


Me-manage ke Atas
Eliezer H Hardjo, ANGGOTA DEWAN JURI REKOR BISNIS (REBI) &
INSTITUTE OF CERTIFIED PROFESSIONAL MANAGERS (ICPM) – USA
SUMBER : SINDO, 16 Maret 2012



Me-manage ke atas tidak sama dengan memanage atasan, sekalipun termasuk di dalamnya. Me-manage ke atas adalah bagaimana Anda mengatur dan mengelola apa yang Anda miliki atau yang ada pada diri Anda, termasuk potensi yang belum tergali untuk membantu Anda naik ke atas dalam jenjang karier Anda.

Banyak dari kita,khususnya para eksekutif dan profesional yang memimpikan untuk meraih jabatan yang lebih tinggi akan tetapi dalam keseharian melaksanakan tugas manajerial, justru masuk dalam pusaran yang turun ke bawah dan bukan meniti tangga ke atas. Tiap-tiap orang yang ingin maju dan meraih jabatan yang lebih tinggi, harus berinisiatif dan proaktif merancang atau membuat tangga karier bagi dirinya, tidak berlaku pasif dan menunggu perusahaan membuatkan untuk dirinya.

Jangan berharap orang lain dalam hal ini atasan berpikir untuk kita jika Anda sendiri tidak memikirkan diri Anda.Belum lagi atasan Anda sibuk memikirkan urusan dan tanggung jawabnya yang menuntut konsentrasi sehingga tidak sempat memikirkan nasib Anda. Banyak dari kita yang mengharapkan bahkan menuntut atasan kita memberi perhatian dan menolong kita, akan tetapi yang ada di benak atasan sesungguhnya terbalik dengan yang kita pikirkan; mereka berpikir apa yang dapat kita - bawahannya - bantu untuk meringankan tugasnya.

Itulah hakikat keberadaan kita ketika kita menjadi bawahan seseorang. Dengan Anda membantu dan meringankan tugas dari atasan Anda; akan memberikan waktu bagi dia untuk memikirkan nasib Anda.Di sinilah letak rahasianya bagaimana kita me-manage ke atas, bukan bermimpi untuk mengatur atasan kita supaya ia mengikuti kemauan kita,namun bagaimana ia menjadi tergantung kepada kita dan menghargai apa yang kita perbuat baginya yang memperingan tugasnya. Kita membantu atasan kita untuk berhasil dalam tugas dan tanggung jawabnya.

Memang ada juga atasan yang tidak menghargai dan berterima kasih apalagi jika ia menganggap Anda sebagai pesaing yang akan merebut kedudukannya, dan berusaha untuk selalu menutupi kelebihan Anda di mata atasannya namun jangan kiranya itu menyurutkan Anda berbuat yang terbaik karena pada akhirnya untuk kebaikan Anda juga. Michael S Dobson dan Deborah Singer, penulis buku Managing Up (AMACOM) memberikan tips bagaimana membuat dan meniti tangga karier ke atas: 1. Miliki sikap positif dan biasakan memandang jauh ke depan.

Me-manage bawahan saja tidak mudah apalagi atasan, oleh karena itu perlu realistis dalam hal ini bahwa besar tantangan yang Anda hadapi. Sikap positif adalah dengan melihat semua rintangan atau halangan sebagai tantangan bukan sebagai masalah atau problem yang mematahkan semangat. Orang yang bersikap positif selalu melihat segi baiknya, sedangkan orang yang bersikap negatif selalu melihat dari segi buruknya. 2. Sesuaikan diri Anda dengan gaya kepemimpinan atasan Anda.

Tiap-tiap orang mempunyai gaya dalam kepemimpinan, ada yang bersikap dekat, friendly, menganggapnya sebagai mitra kerja, ada yang menjaga jarak bahkan bersikap sombong dan arogan. Anda harus bersikap “right or wrong, he or she is my boss” . Dengan berjalannya waktu dan sikap Anda yang tetap sopan dan mengontrol diri akan mengubah keadaan. 3. Bersikaplah profesional, Anda harus mengetahui dengan baik apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab Anda.

Anda perlu menanyakan kepada atasan Anda apa yang dia harapkan dari Anda. Anda harus berusaha memenuhinya bahkan lebih daripada yang dia harapkan. Bukan untuk atasan Anda, akan tetapi untuk diri Anda sendiri, karena itu merupakan tugas Anda.Dengan Anda memperbaiki kesalahan atau kekurangan Anda, Anda menjadi bertambah profesional. 4. Miliki pandangan yang lebih besar dan lebih luas dalam pekerjaan. Kala Anda melihat pekerjaan Anda hanya pada batas diri Anda maka Anda memperkecil kesempatan untuk dapat maju.

Anda harus berusaha melihat dalam lingkup yang lebih luas. Baik itu di departemen Anda berada maupun di ruang lingkup perusahaan yang lebih besar. 5. Miliki hubungan baik dengan setiap orang, baik itu atasan Anda, yang merupakan kewajiban bagi Anda,maupun dengan rekan kerja bahkan siapa saja yang Anda berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pekerjaan Anda dalam lingkungan perusahaan. 6. Jalan terakhir.

Apabila Anda telah melakukan semua daya dan usaha, namun tidak ada penghargaan yang Anda terima dari atasan Anda atau dari perusahaan, maka tidak ada salahnya untuk mulai berpikir mencari lowongan di tempat lain. Setidaknya ada dua landasan pemikiran bagi Anda untuk dengan tidak ragu memilih untuk hijrah ke perusahaan lain. Pertama, kedudukan yang lebih tinggi.Kedua, perolehan penghasilan (income) yang jauh lebih tinggi dari yang Anda terima sekarang.

Dan kalau mau ditambahkan, yang ketiga adalah bahwa perusahaan yang Anda akan hijrah jauh lebih besar dari perusahaan sekarang. Me-manage ke atas bukan hanya berlaku di perusahaan di mana kita bekerja sekarang, namun juga di perusahaan manapun kita berkarier. Buatlah tangga bagi Anda untuk meniti karier dan jangan andalkan orang lain yang membuatkannya bagi Anda. Sukses!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar