KPK
dan Politik 2012
Saiful Mujani, ANALIS POLITIK DI SAIFULMUJANI R&C
Sumber
: KORAN TEMPO, 2 Januari 2012
Masalah utama yang harus diperhatikan dan diantisipasi
pada masa mendatang, termasuk pada 2012, berkaitan dengan tata kelola
pemerintahan, terutama rule of law serta kontrol terhadap korupsi.
Kejadian yang berkaitan dengan kontrol atas korupsi ini akan menjadi faktor
utama naik-turunnya suhu politik, dan bulat-lonjongnya peta kekuatan politik
nasional 2012, karena korupsi tersebut menyeret para politikus dan
partai-partai politik utama di negeri ini.
Kalau memperhatikan Governance Indicators dari World
Bank 2010-2011, tata kelola pemerintahan Indonesia secara umum masuk kategori
"negatif": korupsi tinggi, kepastian hukum rendah, regulasi kurang
berkualitas, politik kurang stabil, dan pelaksanaan pemerintahan kurang
efisien. Dan yang paling negatif berkaitan dengan penegakan hukum, serta secara
khusus berkaitan dengan pemberantasan korupsi.
Pada 2011 tidak ada tanda-tanda perbaikan. Memang
banyak pejabat publik, terutama anggota Dewan Perwakilan Rakyat, yang
dijebloskan ke penjara. Namun hukuman terhadap koruptor elite itu terlalu
ringan. Bahkan mereka mendapat simpati dari rekan mereka di DPR. Kasus
Nazaruddin dan Nunun juga belum menentu. Tahun 2011 belum mampu menyeret
pelaku-pelaku lain yang terkait dengan dugaan korupsi kedua orang tersebut.
Kita mengakhiri 2011 dengan perasaan tetap kurang percaya kepada elite politik.
Publik juga mengakhiri tahun ini dengan perasaan tidak percaya pada penegakan
hukum dan pemberantasan korupsi, kalau memperhatikan sejumlah hasil survei
opini publik nasional.
Dugaan korupsi berprofil politik tinggi pada 2011 akan
tetap mendominasi politik pada 2012. Setidaknya ada empat kasus hukum yang
kental bermuatan politik yang akan banyak menaikkan atau menurunkan suhu
politik dan bahkan mengubah peta politik 2012: kasus Bank Century, tersangka
korupsi Nazaruddin, kasus cek pelawat (Nunun Nurbaetie), dan pengembangan kasus
Gayus Tambunan.
Bila KPK bisa membuktikan Wakil Presiden Boediono
bersalah dalam kasus Bank Century, dan apalagi kalau sampai menyeret Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, akan terjadi krisis politik yang serius pada 2012.
Proses pemakzulan akan bergulir. Sebaliknya, bila KPK menyimpulkan tidak punya
bukti atas kesalahan mereka, politik 2012 akan lebih stabil, meskipun sebagian
politikus di DPR akan terus bernyanyi. Setelah tidak percaya pada hasil audit
Badan Pemeriksa Keuangan, politikus ini kemudian akan tidak percaya kepada KPK
kalau Boediono tidak menjadi tersangka. Tapi, bila BPK dan KPK akuntabel dalam
prosesnya dan keputusannya kredibel, nyanyian politikus tersebut tidak akan
merdu, dan karena itu tidak akan didengar orang.
Namun ada indikasi dari temuan audit BPK bahwa kasus
Bank Century tersebut tidak menyentuh Boediono ataupun Sri Mulyani, apalagi
Yudhoyono. Bambang Soesatyo, salah satu penggagas panitia khusus ini, menuduh
BPK sudah masuk angin dan tidak independen ketika target itu tidak tersentuh.
Tuduhan dan opini ini dapat memunculkan ketidakpercayaan publik kepada BPK, dan
karena itu BPK harus merespons tuduhan tersebut secara sungguh-sungguh. Bila
tidak, orang bilang Bambang benar. Dan opini ini akan menumbuhkan
ketidakpercayaan publik kepada lembaga terkait, dan bahkan kepada pemerintah
Yudhoyono-Boediono.
Kasus dugaan korupsi Nazaruddin juga akan menaikkan
suhu politik 2012 apabila KPK mampu mengembangkan kasus ini hingga ada di
antara elite Demokrat, selain Nazaruddin yang menjadi tersangka, apalagi bila
masuk ke oknum-oknum di Badan Anggaran DPR. Kemungkinan ini cukup terbuka kalau
memperhatikan pernyataan-pernyataan Nazaruddin dan Rosalina yang sudah diputus
bersalah oleh hakim.
Bila KPK bisa membuktikan secara transparan benar atau
salahnya tuduhan-tuduhan Nazaruddin atas keterlibatan sejumlah petinggi Partai
Demokrat dalam sejumlah korupsi, publik akan percaya kepada KPK dan pemerintah.
Bila pernyataan-pernyataan Nazaruddin terbukti benar, akan terjadi perubahan
politik di tingkat elite Demokrat. Namun perubahan ini tidak mudah untuk
memulihkan kepercayaan publik kepada partai ini. Partai Demokrat ada
kemungkinan akan menjadi tidak populer, dan akan berat menghadapi Pemilihan
Umum 2014.
Berada dalam tekanan seperti itu, Demokrat ada
kemungkinan akan menjadi lebih aktif mendorong pengembangan dugaan korupsi di
Badan Anggaran, serta kasus Nunun dan Gayus Tambunan. Di Badan Anggaran, semua
partai terlibat, dan bila KPK dapat membongkar dugaan korupsi di dalamnya,
semua partai akan kena.
Kasus Nunun telah menjebloskan banyak politikus Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Golkar ke penjara, serta terbuka kemungkinan
bertambah ketika Miranda dan Nunun memberi keterangan kepada KPK. Bila ini
terjadi, suhu politik 2012 akan semakin panas, dan akan meningkat bila KPK juga
menemukan bukti-bukti kuat kasus mafia pajak Gayus cs yang melibatkan
perusahaan tokoh sebuah partai politik.
Yang akan menjadi kunci dari politik-hukum 2012 ini
adalah KPK. Pemimpin KPK sendiri telah berjanji akan mundur dari jabatannya
bila dalam setahun tak mampu membongkar kasus-kasus korupsi berprofil politik
tinggi tersebut. Komitmen ini membuat kehidupan politik nasional 2012 punya
nilai khusus, apa pun hasilnya.
Bila KPK mampu membongkar korupsi pada kasus-kasus
itu, akan banyak elite politik dan partai yang menjadi korban; kepercayaan
publik kepada politikus dan partai akan merosot tajam; hubungan antarpartai,
termasuk dalam koalisi pendukung pemerintah, akan semakin buruk; koalisi partai
semakin tidak efektif; serta kemudian kerja sama pemerintah dan DPR juga
semakin sulit. Namun kepercayaan terhadap penegakan hukum, terutama KPK, akan
naik. Publik akan optimistis bahwa masih ada harapan di negeri ini.
Sebaliknya, bila KPK tidak mampu memenuhi komitmen
tersebut, Ketua KPK sendiri yang akan menjadi korban pada 2012. Dan peta
kekuatan politik elite tidak akan banyak berubah secara berarti: kekuatan
koalisi pendukung pemerintah akan tetap tidak solid, oposisi tidak kredibel,
dan kepercayaan publik kepada partai tetap rendah.
Yang akan menjadi
kunci dari politik-hukum 2012 ini adalah KPK. Pemimpin KPK sendiri telah
berjanji akan mundur dari jabatannya bila dalam setahun tak mampu membongkar
kasus-kasus korupsi berprofil politik tinggi tersebut. Komitmen ini membuat
kehidupan politik nasional 2012 punya nilai khusus, apa pun hasilnya. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar