Ilmu
Sejarah Ekonomi Mulai Berkembang?
Thee Kian Wie, STAF
AHLI, PUSAT PENELITIAN EKONOMI–LIPI (P2E-LIPI), JAKARTA
Sumber : SINAR HARAPAN, 7 Desember 2011
Selain
membuat buku dan kajian tentang ekonomi Indonesia, Professor Arndt juga
mendorong sejumlah mahasiswa pascasarjana Australia dan Selandia Baru untuk
menulis disertasi tentang berbagai aspek dan masalah ekonomi Indonesia.
Beberapa
di antara mereka kemudian muncul sebagai pakar yang terkemuka di dunia tentang
ekonomi Indonesia, yaitu Prof Anne Booth, yang bersama Dr Peter McCawley pada
1981 menerbitkan buku pertama tentang ekonomi Indonesia selama era Soeharto, The
Indonesian Economy During the Soeharto Era (Oxford University Press, 1981).
Prof
Booth kemudian menyunting buku The Oil Boom and After –Indonesian Economic
Policy and Performance in the Soeharto Era (Oxford University Press, 1992).
Sebagai
ekonom yang juga mendalami sejarah ekonomi Indonesia, Booth pada 1998
menerbitkan buku The Indonesian Economy During the Nineteenth and Twentieth
Centuries – A History of Missed Opportunities (Macmillan Press, 1998).
Empat
mantan mahasiswa pascasarjana Arndt lainnya yang mumpuni adalah Prof Howard
Dick, penulis buku The Interisland Shipping Industry in Indonesia - An
analysis of competition and regulation (Institute of Southeast Asian
Studies, Singapore, 1987), dan telah diterjemahkan dengan judul Industri
Pelayaran Indonesia – Kompetisi dan Regulasi (LP3ES, Jakarta, 1989).
Lalu
Prof Hal Hill yang menulis berbagai buku tentang ekonomi Indonesia, yaitu Foreign
Investment and Industrialization in Indonesia (Oxford University Press,
1988), The Indonesian Economy Since 1966 (Cambridge University Press,
1996, edisi kedua tahun 2000), Indonesia’s Industrial Transformation
(Institute of Southeast Asian Studies, Singapore, 1997), dan Indonesia’s New
Order (Allen and Unwin, Sydney, 1994).
Associate
Professor Chris Manning menulis buku Indonesia’s labour in transition – An
East Asian success story? (Cambridge University Press, 1998) dan menyunting
dua buku, The Great Migration – Rural Urban Migration in China and Indonesia
bersama Prof Xin Meng (Edward Elgar, 2010), dan Employment, Living
Standards, and Poverty in Contremporary Indonesia, bersama Dr Sudarno
Sumarto.
Akhirnya,
Dr Peter McCawley bersama dengan Prof Sisira Jayasuriya menulis buku The
Asian Tsunami – Aid and Reconstruction After a Disaster (Edward
Elgar, 2010) yang banyak membahas respons terhadap tsunami yang dialami
Indonesia pada akhir Desember 2004.
Indonesia
Mengepalai Proyek
Ada
suatu perkembangan menarik terkait Proyek Indonesia ANU karena dua sokoguru,
yaitu Chris Manning, mantan Kepala Proyek Indonesia ANU dan Associate Professor
Ross McLeod, pada akhir 2011 akan pensiun.
Sebagai
pengganti kepala proyek Indonesia yang baru ditunjuklah Associate Professor
Budy Resosudarmo, dan pada pertengahan 2012 akan diperkuat Dr Arianto Patunru,
keduanya dari FE UI. Diyakini suasana akademik yang kondusif di ANU akan
merangsang mereka menghasilkan karya ilmiah yang mumpuni dan bermanfaat untuk
Indonesia.
Selain
itu, perkembangan mutakhir lain yang menarik adalah munculnya perhatian yang
lebih besar pada kajian tentang sejarah ekonomi Indonesia modern di Indonesia
maupun di Belanda dan Australia.
Mungkin
karya pertama yang menggunakan analisis ekonomi secara eksplisit dalam kajian
sejarah ekonomi Indonesia adalah Thee Kian Wie yang telah menulis disertasi di
University of Wisconsin, Madison, tentang Plantation Agriculture and Export
Growth: An economic history of Indonesia, 1863 – 1942. Atas anjuran Prof
Taufik Abdullah, Direktur LEKNAS-LIPI selama 1974 -1978, disertasi ini kemudian
diterbitkan LEKNAS-LIPI dan LP3ES pada 1977.
Pada
1998 Anne Booth dari Departemen Ekonomi, School of Oriental and African Studies
(SOAS, University of London) menerbitkan buku yang cukup provokatif, The
Indonesian Economy in the Nineteenth and Twentieth Centuries – A History of
Missed Opportunities (Macmillan, 1998).
Membangun
Minat
Minat
mahasiswa pascasarjana Indonesia pada kajian sejarah ekonomi Indonesia berawal
sewaktu Dr J Thomas Lindblad (Universitas Leiden) dan Prof Bambang Purwanto
(Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada/UGM)
menyelenggarakan Summer Course on Indonesian Economic History di UGM,
Yogyakarta, pada pertengahan 1995, 1996, dan 1997.
Setelah
Summer Course itu beberapa lulusan terbaik menempuh studi pascarsarjana di
sejumlah universitas. Dr Sri Margana dan Dr Singgih Tri Sulistiyono ke
Universitas Leiden, Dr Nasution ke Universitas Nagoya, dan Dr Wasino ke UGM.
Kini mereka menjadi guru besar bidang sejarah ekonomi Indonesia di universitas
masing-masing.
Pada
2002 Prof Howard Dick, Prof Vincent Houben, Dr J Thomas Lindblad, dan Dr Thee
Kian Wie menerbitkan buku kedua (setelah buku Booth di atas) tentang sejarah
ekonomi Indonesia yang berjudul The Emergence of a National Economy – An
Economic History of Indonesia, 1800–2000 (Allen & Unwin, Sydney, 2002,
dan KITLV Press, Leiden, 2002).
Lindblad,
yang merupakan motor penggerak kajian sejarah ekonomi Indonesia modern, telah
menerbitkan beberapa buku yang sangat menarik, yaitu Between Dayak and Dutch
– The Economic History of Southeast Kalimantan, 1880-1942 (Foris
Publications, 1988), dan Bridges to New Business – The Economic
Decolonization of Indonesia (KITLV Press, Leiden, 2008).
Rupanya,
kajian sejarah ekonomi Indonesia modern kini mengalami suatu masa “boom”,
karena tahun depan akan diterbitkan buku ketiga tentang sejarah ekonomi modern
Indonesia, yaitu Economic History of Indonesia 1800 – 2000 – Growth without
Catching Up yang ditulis Prof Jan Luiten van Zanden dari Universitas
Utrecht, Belanda, dan Dr Daan Marks, kini staf ahli di Kementerian Keuangan
Belanda.
Apakah
kini kajian sejarah ekonomi Indonesia modern bisa sebagai masa terbaik bagi
kajian sejarah ekonomi Indonesia? ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar