Menghadang
Pengaruh
ISIS terhadap Masyarakat Indonesia
RB Rajo Nagari ;
Pemerhati
Masalah Politik; Tinggal di Bukittinggi, Sumatera Barat
|
DETIKNEWS,
11 Agustus 2014
Munculnya Islamic State of
Iraq and Syria (ISIS) menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Berbagai
pencegahan pun dilakukan oleh pemerintah, pemuka agama dan masyarakat.
Islamic State in Iraq and
al-Shām (ISIS) adalah sebuah negara dan kelompok
militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Tidak ada konsensus
tentang bagaimana harus menyebut kelompok militan tersebut. Kelompok ini
dalam bentuk aslinya didukung oleh berbagai kelompok-kelompok pemberontak
Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin, Al-Qaeda di Irak
(AQI), kelompok pemberontak Jaysh
al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, serta
sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni.
ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras
pada Islam Wahhabi dan kekerasan brutal seperti bom bunuh diri, dan menjarah
bank. Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah dan
Kristen. Pemberontakan di Irak dan Suriah ini telah menewaskan ribuan orang.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan lebih dari 2.400 warga Irak yang
mayoritas warga sipil tewas sepanjang bulan Juni 2014. Jumlah korban tewas
ini merupakan yang terburuk dari aksi kekerasan di Irak dalam beberapa tahun
terakhir ini. Aksi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini telah menyebabkan
tak kurang dari 30.000 warga kota kecil di timur Suriah harus mengungsi.
Tokoh sentral di Balik Militan ISIS adalah Abu Bakar
al-Baghdadi. Di bawah kepemimpinannya, ISIS menyatakan diri untuk bergabung dengan
Front Al-Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi
Al-Qaidah di Suriah. ISIS memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda hingga
tahun 2014. Namun karena misi berubah dari misi perjuangan nasional dengan
menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah dengan menggunakan aksi-aksi
kekerasan, sehingga Al-Qaeda tidak lagi mengakui kelompok ini sebagai bagian
darinya lagi. Abu Bakar Al-Baghdadi bahkan bersumpah untuk memimpin untuk
menaklukan Roma.Pemimpin militan ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi ini juga
menyerukan umat Islam untuk tunduk kepadanya.
Selain itu ISIS merupakan kelompok ekstremis yang mengikuti
ideologi garis keras Al-Qaeda dan mematuhi prinsip-prinsip jihad global.
Seperti Al-Qaeda dan kelompok-kelompok jihad modern lainnya, ISIS muncul dari
ideologi Ikhwanul Muslimin, kelompok pertama di dunia Islam di akhir tahun
1920-an di Mesir yang mengikuti interpretasi anti-Barat yang ekstrim terhadap
Islam, mempromosikan kekerasan sektarian dan menganggap mereka yang tidak
setuju dengan penafsiran sebagai kafir dan murtad. Dengan tindakannya yang
merusak pusara-pusara suci dan pembongkaran kuburan para nabi dan walinya
yang shaleh di Irak, Mufti Pemerintah Mesir, Prof Dr Syauqi Allam mengecam
tindakan ISIS dan menganggapnya tidak sesuai dengan ajaran mazhab Islam yang
mana pun dan bertentangan dengan kewajaran sebagai manusia.
Keberadaan ISIS dianggap lebih berbahaya ketimbang Al-Qaeda
karena mempunyai ribuan personel pasukan perang, yang siap mendeklarasikan
perang terhadap mereka yang dianggap bertentangan atau menentang berdirinya
negara Islam. Mereka menjadi kekuatan politik baru yang siap melancarkan
serangan yang jauh lebih brutal dari pada Al-Qaeda. Gerakan revolusi yang
mulanya mempunyai misi mulia untuk menggulingkan rezim otoriter, berubah
menjadi tragedi. ISIS menjadi sebuah kekuatan baru yang siap melancarkan
perlawanan sengit terhadap rezim yang berkuasa yang dianggap tidak mampu
mengemban misi terbentuknya negara Islam. Ironisnya, mereka mengabsahkan
kekerasan untuk menindas kaum minoritas dan menyerang rezim yang tidak
sejalan dengan paradigma negara Islam. ISIS menjadi kekuatan politik riil
dengan ideologi yang jelas dan wilayah yang diduduki dengan cara-cara
kekerasan.
ISIS sempat menyatakan diri tergabung dalam Front Al-Nusra,
kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaeda di
Suriah, namun karena metode ISIS dianggap bertentangan dengan Al-Qaeda
lantaran telah berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan
perang sektarian di Irak dan Suriah, maka ISIS dianggap tidak lagi sejalan
dengan Al-Qaeda. Sebagai balasannya, Front Al-Nusra lalu melancarkan serangan
perlawanan terhadap ISIS guna merebut kembali kontrol atas Abu Kamal, wilayah
timur Suriah yang berbatasan dengan Irak. Namun karena kebrutalan dan ambisi
dari ISIS yang tidak segan melakukan penyiksaan bahkan pembunuhan terhadap
para penentangnya, sehingga ISIS bisa menguasai sebagian besar wilayah Irak.
Bahkan dibawah kepemimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi ISIS mendeklarasikan Negara
Islam di sepanjang Irak dan Suriah, selain itu juga menyatakan Al-Baghdady
akan menjadi pemimpin bagi umat muslim di seluruh dunia.
ISIS pada 15 Mei 2010 mengangkat pemimpin baru yaitu Abu Bakar
Al-Baghdady untuk menggantikan Abu Umar Al-Baghdady yang telah meninggal.
Seiring dengan revolusi di Jazirah Arab yang dikenal dengan Musim Semi Arab
dalam menumbangkan para diktator, seperti yang terjadi di Tunisia, Libya dan
Mesir, maka terjadi pula revolusi di Suriah, hanya saja demonstrasi rakyat di
Suriah disambut dengan kekerasan dari tentara Presiden Bashar Assad.
Akibatnya rakyat Suriah melakukan perlawanan dalam kelompok-kelompok
bersenjata. Kelompok-kelompok ini dibantu oleh para pejuang dari luar negeri,
termasuk dari negara Islam Irak. Ketika kelompok-kelompok pejuang rakyat
Suriah ini akhirnya mampu membebaskan beberapa kota termasuk wilayah
perbatasan dengan Irak maka menyatulah beberapa kota di Irak dan di Suriah
dalam kontrol Negara Islam Irak.
Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal, Ali Musthafa Ya'kub, menilai
kelompok radikal ISIS terlahir bukan dari rahim umat Islam, kendati kelompok
ini mendengungkan label Islam dalam perkembangannya. Hal ini disampaikan saat
konferensi pers Koalisi Umat Islam Indonesia untuk menolak ISIS di negara
Indonesia.
Selain itu Musthafa juga memaparkan, ada dua alasan yang
mendasari bahwa ISIS bukan terlahir dari rahim Islam. Pertama, ajaran atau
cara-cara kelompok ini berlawanan dengan ajaran Islam. Misalnya, dalam
penggunaan stempel Rasulullah dalam bendera ISIS, dimana ada tulisan
berbentuk bulatan di bagian atasnya ada tulisan Allah dan di bawahnya
Muhammad, maka bila dibaca dari bawah itu Muhamad Rasulullah. Karena itu,
tidak ada satupun umat Islam yang berani memakai stempel tersebut untuk
apapun, tetapi kenyataannya ISIS menggunakan itu untuk stempel mereka. Kedua
menyangkut dilakukannya pembunuhan baik itu kepada muslim dan non muslim,
terutama terhadap orang yang bukan kelompoknya itu sangat jelas bukanlah
ajaran Islam. Contohnya, ISIS kabarnya membunuh orang non muslim di Armenia.
Menurut penulis walaupun kelompok ISIS ini mengibarkan agama
Islam, tetapi ajarannya bertentangan dengan Islam. Dengan maraknya
pemberitaan mengenai ISIS belakangan ini, tidak tertutup kemungkinan hanya
sebagai pengalihan isu dari pemberitaan pembantaian rakyat Palestina di jalur
Gaza yang dibantai Zionis. Hal ini dapat kita ikuti dari perkembangan
gerakkan ISIS yang sangat cepat sekali, sementara untuk membuat suatu
organisasi menjadi besar tidak mudah, karena butuh waktu yang lama. Sehingga
kuat dugaan organisasi tersebut dibentuk oleh kelompok yang ingin merusak
citra Islam. Pihak tersebutlah yang menjadi backing agar ISIS berkembang
semakin besar. Karena secara konteks agama Islam kegiatan ISIS tersebut
jelas-jelas beseberangan dengan ajaran Islam.
Perkembangan kelompok teroris di Indonesia dua tahun belakangan
ini sudah mulai mereda, hal ini disebabkan banyaknya tokoh-tokoh (teroris,
red) penting organisasi tersebut yang sudah ditembak mati dan ditangkap
Polisi. Oleh sebab itu dengan munculnya ISIS tersebut, kita sebagai
masyarakat Indonesia harus bersatu menolak oragnisasi tersebut, terutama umat
Islam, karena ISIS akan membuat kehidupan berbangsa dan bernegara akan
terpecah belah. Penulis mengimbau kepada umat Islam agar mencermati dan
memahami betul aliran-aliran Islam yang nantinya bisa merusak Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Kepada masyarakat seluruh Indonesia juga diminta untuk memantau
kegiatan-kegitan yang berkaitan dengan organisasi tersebut, sehingga dapat
bertindak dan memberikan informasi kepada pihak pemerintah, agar kegiatan
dari organisasi tersebut jangan sampai berkembang di Republik Indonesia yang
kita cintai ini. Selain itu aparat pemerintah secepatnya bertindak tegas,
karena ISIS ini merupakan ancaman bagi keberagaman di negara ini. Semoga
langkah-langkah yang diambil dapat menghadang berkembangnya ISIS di Republik
ini. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar