Sabtu, 30 November 2013

Setia Kawan Perlambat Sukses

Setia Kawan Perlambat Sukses
Billy Boen  ;   CEO PT YOT Nusantara; Director PT Jakarta International Management (JIM); Shareholder, Rolling Stone Café
KORAN SINDO,  29 November 2013
  


Saya sering bilang, “Sukses sendirian itu ngga asyik.” Tapi judul tulisan saya kali ini seperti ini, apa maksudnya? Kalau dulu ketika saya masih sekolah, kata “setia kawan” begitu melekat di keseharian pergaulan saya. Rasanya sering sekali saya mendengar kata ini. 

Dan, jelas terlihat kalau ada teman yang mendapat julukan sebagai teman yang setia kawan, dia pasti merasa bangga. Tapi apa sebenarnya makna setia kawan? Apa korelasinya dengan kesuksesan dalam hidup? Yang saya tahu, kalau di pergaulan anak-anak muda, setia kawan artinya macam-macam, tergantung masingmasing individu. Namun di antaranya adalah ketika seorang teman sedang dalam kesusahan, ketika temannya membantu dan tidak meninggalkan yang sedang dalam kesusahan tersebut, maka si yang membantu itu boleh dibilang setia kawan. 

Nah, kalau dalam konteks meraih kesuksesan, menurut saya, setia kawan bisa memperlambat proses meraih sukses. Saya sering bertemu dengan teman-teman mahasiswa dan para first jobbers yang bertanya, “Mas Billy, saya ingin banget nolong teman saya yang masih malas-malasan, tapi kok susah ya? Karena dia adalah teman baik saya, maka saya maunya sukses bareng-bareng.” Nah, ini adalah contoh nyata kenapa saya bilang setia kawan bisa memperlambat proses meraih sukses. 

Sejalan dengan prinsip saya, “Sukses sendirian itu ngga asyik”, maka menolong orang lain untuk bisa meraih sukses itu baik. Tapi kalau kita sudah berusaha semaksimal mungkin menolong orang itu, baik dengan memberikan dorongan moral, material, jaringan, dan orang tersebut masih juga tidak mau berubah, masih malas-malasan, ya masa kita akan terus-terusan mencoba untuk menolong orang itu? Apakah hidup Anda yang hanya satu kali ini hanya untuk membuat teman Anda sukses? 

Kalau jawabannya “Iya”, ya silakan terus mencurahkan seluruh pikiran, fokus, tenaga, dan waktu Anda untuk menolong teman Anda hingga sukses. Kalau saya sih, jawabannya, “Tidak.” Hidup saya bukan untuk memastikan bahwa orang lain atau teman saya sukses. Ingat, kita tidak bisa menolong orang yang tidak ingin ditolong. Mungkin dari perkataannya, teman kita bilang bahwa dia memerlukan pertolongan. Tapi sering kali, dalam kenyataannya, dia sebenarnya hanya ingin dikasihani, bukan ditolong. 

Buktinya apa? Ya itu tadi, ketika kita sudah berusaha menolong teman kita yang katanya membutuhkan pertolongan, terus dianya sendiri tidak berusaha, tidak mengubah sifat negatifnya (malas), kan ini sama saja tidak ingin ditolong. Orang-orang semacam ini, tidak pantas untuk kita tolong. Saya punya teman yang ketika kami bertemu sesekali, dia bilang ingin memulai bisnis. Dia ceritakan idenya, dan kemudian bertanya ke saya, “Bill, elu bisa nolong gua ngga? Elu jadi partner bisnis gua deh” Karena dia adalah teman saya dan berbisnis itu termasuk ‘hobi’ saya, maka saya mengiyakan ajakannya. 

Tapi, setelah sekian minggu saya membuatkan business plan-nya, dia kembali bilang ke saya bahwa dia belum siap berbisnis, sibuk adalah salah satu dari sejuta alasan lainnya. Jadi, apakah lantas kalau kita punya teman baik, lantas kita harus tidak peduli dengan dia? Tentu tidak! Namanya juga teman baik, ya sudah sepantasnya kita peduli dengan keadaannya. Kalau dia malas, kita coba berikan dorongan. Kalau dia perlu modal, kalau kita bisa berikan pinjaman, ya sebaiknya kita bantu. Kalau dia perlu ide, dan kita bisa berikan itu, berikanlah. Tapi, bukan lantas kita harus terus menerus membantu dia hingga sukses. 

Bagaimana pun juga, kita harus mampu mengeset skala prioritas hidup kita secara tepat. Apa maksudnya? Menurut saya, dalam skala prioritas, membuat diri kita sukses itu berada di atas membuat teman kita sukses. Dengan pemikiran ini, saya berpendapat bahwa daripada setia kawan (menunggu teman, biar bisa sukses bareng-bareng), mending berusaha semaksimal mungkin untuk membuat diri kita sukses dulu. Tentunya, dalam proses mencapai kesuksesan, jangan lupakan integritas. Pastikan kita juga tidak ‘menikam kiri-kanan’ atau menjatuhkan pihak-pihak lain. Ini bukan cara yang terpuji. 

Kenapa membuat diri kita sukses dulu baru menolong teman kita itu lebih baik daripada menjadi setia kawan dan menunggu teman untuk supaya bisa sukses bareng-bareng? Karena kita tidak akan pernah tahu kapan teman kita akan bisa sukses. Kita juga sebenarnya tidak akan pernah tahu kapan diri kita akan sukses, tapi setidaknya, faktor yang di luar kontrol kitanya lebih sedikit; pikiran dan karakter kita ya kita sendiri yang tentukan. Sementara ketika kita ingin membantu teman kita untuk sukses, faktor penentu utamanya (pikiran dan karakter teman kita itu) tidak ada di dalam kontrol kita. 

Kalau saya memilih untuk fokus membuat diri saya sukses, baru saya akan menolong teman saya. Semakin sukses kita, semakin besar yang kita bisa lakukan untuk teman kita. Semakin banyak pula orang yang bisa kita tolong. Daripada kita berusaha untuk supaya bisa dipromosikan menjadi manajer secara bersamaan, mending kita fokus ke kinerja kita, sehingga kita dipromosikan menjadi manajer, kemudian menjadi direktur, dan di saat inilah, kita bisa membantu teman kita yang mungkin masih berada di level staf. 

Membantunya gimana? Misal dengan mengirimkan dia ke kelas-kelas pelatihan, memperkenalkan dia ke jaringan bisnis Anda, atau bahkan memberikan dia masukanmasukan terhadap pekerjaan dan tanggung jawab yang sedang dia emban. Kalau ini yang kita lakukan, kesempatan dia untuk dipromosikan dan menjadi ‘sukses’ akan semakin besar. Mungkin pemikiran setia kawan dengan menunggu teman agar bisa suksesnya barengan perlu ditinggalkan. 

Bagi Anda yang sempat berpikiran demikian, coba deh untuk mulai berpikir, “Saya harus sukses, supaya saya bisa membantu teman-teman saya (dan banyak orang di luar sana) yang membutuhkan pertolongan saya. Jangan takut dan malu untuk bilang, “Saya mau jadi orang yang sukses. Saya mau jadi orang yang kaya.” Karena, semakin sukses dan kaya kita, semakin banyak orang yang bisa kita bantu. Mau jadi orang yang dibilang setia kawan? Berusahalah semaksimal mungkin untuk jadi orang yang sukses, kemudian bantu teman (dan banyak orang) yang belum sesukses kita. See you ON TOP!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar