BERITA tentang penyadapan yang dilakukan Australia
terhadap sebagian pejabat tinggi negara Indonesia pada 2009 tentu sangat
mengusik. Terbongkarnya penyadapan itu tidak dapat dilepaskan dari adanya
informasi berharga yang dibocorkan Edward Snowden kepada media massa.
Snowden ialah orang yang pernah bekerja sebagai tenaga kerja kontrak di Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA)
dan Central
Intelligence Agency (CIA)
sehingga informasi yang diungkapkannya hampir dipastikan akurat sebab
disertai dengan data-data. Meskipun bekerja di NSA, dirinya memiliki cukup
banyak informasi tentang aktivitas intelijen yang dilakukan sekutu Amerika,
seperti Inggris dan Australia.
Langkah Snowden untuk memaparkan informasi yang tidak
diketahui masyarakat umum merupakan suatu hal yang perlu diapresiasi
meskipun dirinya harus menghadapi berbagai tuntutan dan ancaman dari
Amerika Serikat ataupun sekutunya. Setidaknya beberapa negara yang
mengetahui aktivitas penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat, Inggris,
dan Australia, memberikan sikap untuk mengecam dan lebih waspada, seperti
halnya Jerman dan pemerintah beberapa negara Uni Eropa lain yang mengecam Amerika
Serikat dan Inggris.
Skandal penyadapan
Salah satu informasi berharga yang
diungkapkan Snowden bagi Indonesia ialah adanya aktivitas penyadapan Australia
terhadap para pejabat tinggi negara Indonesia pada 2009 meskipun sebenarnya
aktivitas penyadapan itu diyakini telah dimulai sejak 2007. Walaupun
penyadapan itu terjadi beberapa tahun yang lalu, tidak menutup kemungkinan
intelijen Australia juga melaku kan aktivitas yang sama setelah itu.
Mengingat Australia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak
kepentingan atas Indonesia, mereka akan berusaha mendapatkan berbagai macam
informasi melalui berbagai sumber yang ada.
Tidak bisa dimungkiri, skandal itu berdampak pada
tegangnya hubungan kedua negara karena PM Tony Abbott enggan menyampaikan
permohonan maaf atau menjelaskan keadaan yang sebenarnya-berbeda dengan
koleganya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang menyampaikan
permohonan maaf kepada Kanselir Jerman Angela Merkel dan mengungkapkan
dirinya (Obama) tidak akan melakukan hal yang serupa seperti pemimpin
Amerika sebelumnya.
Ketegangan hubungan Indonesia dan Australia semakin
diperkeruh sikap negatif penasihat senior Partai Liberal Australia Mark
Textor yang merendahkan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa.
Melihat sikap para elite `Negeri Kanguru' yang cenderung tidak acuh dan
menganggap kecil persoalan gap kecil persoalan tersebut, maka respons yang
telah ditunjukkan pemerintah Indonesia dengan menarik pulang Duta Besar
Indonesia untuk Australia, menghentikan sementara kerja sama pertahanan dan
keamanan lintas wilayah, setidaknya sudah memperlihatkan ketegasan
pemerintah.
Perlu dipahami bahwa aktivitas penyadapan dapat menjadi
ilegal manakala dilakukan bukan untuk peruntukannya. Penyadapan dapat
dibenarkan ketika digunakan untuk proses penindakan hukum, proses
pengamanan yang sekiranya ada potensi berbahaya. Secara etika hubungan
antarnegara, penyadapan tidak dapat dibenarkan saat dilakukan dalam keadaan
damai (bukan perang atau konflik). Hubungan Indonesia dan Australia berada
dalam keadaan damai dan tidak berkonflik, karenanya tidak etis bagi
Australia menyadap pembicaraan para pejabat tinggi negara tetangganya itu.
Kalaupun penyadapan itu dilakukan pada masa perdana menteri sebelumnya,
yaitu Kevin Rudd, setidaknya Abbott memberikan pernyataan yang serupa
seperti Obama kepada Merkel.
Penyadapan merupakan salah satu aktivitas intelijen yang
bertujuan memperoleh informasi sehingga memberikan keuntungan bagi pihak
yang melakukan penyadapan. Akan tetapi, jika berbicara soal aktivitas
memperoleh informasi itu sendiri, Australia punya berbagai cara untuk
mendapatkan informasi berharga dari Indonesia, tentu selain dari aktivitas
penyadapan.
Dari pengamatan yang telah dilakukan penulis, mereka
melakukan beberapa aktivitas penelitian (riset) dalam skala kecil ataupun
besar, dan memanfaatkan berbagai jaringan perantara untuk memperoleh
informasi. Dalam beberapa hal, kerja sama pertahanan juga dapat mereka
manfaatkan untuk menggali informasi, dari yang terkecil sampai terbesar,
tentang kekuatan Indonesia.
Hubungan dua negara
Harus diakui bahwa sebagai negara yang
bertetangga, hubungan
bilateral Indonesia dan Australia tidak selalu berjalan harmonis. Kedua
negara itu pernah bersitegang ketika Australia turut campur dalam persoalan
Timor Timur sehingga wilayah tersebut terlepas dari Indonesia. Kepentingan
Australia atas Timor Timur pada saat itu ialah adanya celah Timor yang
mereka anggap memiliki potensi cadangan minyak. Belum lagi terkait dengan
ambiguitas kebijakan Australia atas persoalan Papua dan berkembangnya
gerakan separatis, di saat pemerintah Australia tidak memiliki kejelasan
sikap dalam mendukung kebijakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam persoalan gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), cukup banyak
gerakan itu memperoleh dukungan dari beberapa elite politik Australia.
Akan tetapi, terkadang hubungan Indonesia dan Australia
dapat berlangsung dengan sangat baik, tetapi menurut penulis hal itu lebih
disebabkan kebutuhan dan kepentingan sesaat. Sebagai contoh, pascaaksi
terorisme yang terjadi di Bali, hubungan kedua negara kembali membaik
karena Australia membutuhkan Indonesia untuk menanggulangi ancaman jaringan
teroris global yang berpotensi masuk ke wilayah mereka. Pada saat itu,
cukup banyak bantuan diberikan Australia bagi Indonesia, baik dalam bentuk
keuangan maupun pelatihan dan kerja sama di bidang pertahanan, keamanan,
serta intelijen.
Skandal penyadapan yang baru diketahui belakangan ini
semakin memunculkan asumsi tentang ketidakseriusan Australia untuk menjalin
hubungan persahabatan dengan Indonesia. Sikap tegas pemerintah Indonesia
terhadap pemerintah Australia dianggap perlu karena mereka tidak memosisikan
diri sebagai mitra dan sahabat yang baik bagi Indonesia.
Langkah pemerintah
untuk menghentikan sementara waktu berbagai bentuk berbagai bentuk kerja
sama dengan Australia adalah diperlukan. Meski demikian, agar Indonesia
tidak dianggap sebelah mata, di sisi lain pemerintah juga perlu mengurangi
sikap ketergantungan kepada Australia.
Beberapa cara mengurangi sikap ketergantungan dapat
dilakukan melalui kerja sama pertahanan dengan negara selain Australia. Hal
itu dimaksudkan untuk meminimalkan terjadinya penyerapan informasi atas
kekuatan pertahanan Indonesia oleh pihak Australia. Indonesia perlu
memiliki teknologi satelit yang mandiri. Hal itu bertujuan menghindari
terjadinya kebocoran informasi. Selain itu, mengembangkan teknologi dan
industri nasional yang bersifat mandiri di bidang telekomunikasi dan
pertahanan. Juga, mengembangkan kemampuan intelijen Indonesia dalam hal
kontraintelijen. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar