Sabtu, 30 November 2013

Pemimpin Nasional

Pemimpin Nasional
Irman Gusman  ;  Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
SUARA KARYA,  28 November 2013
  


Pemimpin nasional mendatang harus berkualitas dan mampu menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Calon pemimpin nasional ke depan benar-benar harus memiliki kualitas dengan karya nyata yang jelas dan bermanfaat bagi bangsa.

Pemimpin nasional ke depan tidak cukup hanya bermodalkan popularitas, hanya populer karena sering tampil di media massa, baik melalui iklan maupun pemberitaan. Bagaimanapun, figur yang hanya populer karena iklan dan pemberitaan di media massa belum tentu memiliki rekam jejak yang baik dan memiliki karya nyata yang jelas. Boleh jadi, hal itu dilakukan hanya untuk tujuan pencitraan agar lebih dikenal luas mayarakat.

Dengan tantangan ke depan yang lebih berat, baik dari dunia internasional maupun terkait dengan keanekaragaman daerah, maka diperlukan pemimpin yang andal dan memiliki kriteria-kriteria tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. Sosok calon pemimpin mendatang, selain memiliki pandangan visioner, juga harus memiliki visi, misi, dan program yang jelas.

Pemimpin semacam itu akan mengupayakan bahwa program apa saja yang akan dilakukan untuk membangun bangsa dan negara Indonesia agar menjadi lebih kompetitif di dunia internasional. Bagaimana membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia menjadi cerdas dan sejahtera. Bagaiamana mengelola sumber daya alam (SDA) Indonesia untuk kekayaan dan kemakmuran seluas-luasnya bagi bangsa Indonesia.

Kriteria lainnya, pemimpin nasional mendatang harus berintegritas dan memiliki rekam jejak yang baik. Seorang calon pemimpin nasional harus bersih dan bebas dari kasus korupsi maupun kasus hukum lainnya. Maksudnya, selama perjalanan kariernya, pemimpin harus selalu bersih, tidak pernah ada cacat hukum.

Pemimpin nasional mendatang juga harus aspiratif, figur yang memahami persoalan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia serta mampu mengatasi persoalannya. Komposisi masyarakat Indonesia yang heterogen dan pemerintah menerapkan kebijakan otonomi daerah, sehingga setiap daerah memiliki kebijakan sendiri dengan persoalan yang berbeda-beda.

Hal yang tak kalah penting, pemimpin nasional ke depan harus memahami persolan masyarakat di daerah dan mampu mengatasinya. Oleh sebab itu, saya mengajak mahasiswa sebagai generasi muda yang memiliki peran strategis bagi kemajuan bangsa, untuk mengawal dan mengawasi proses Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 dengan sebaik-baiknya. Ini penting agar kelak dapat diperoleh hasil yang objektif dan dapat dipilih pemimpin nasional andal yang diharapkan.

Pelaksanaan pemilu yang demokratis merupakan salah satu agenda reformasi yang digulirkan oleh mahasiswa pada 1997-1998, 15 tahun lalu. Oleh sebab itu, kepada para mahasiswa dan generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam mengisi demokrasi pada era reformasi, akhir Desember 2013.

Bagaimanapun, mahasiswa memiliki peran strategis sejak era Orde Lama, Orde Baru, hingga Orde Reformasi saat ini. Apalagi, mahasiswa selalu mengambil posisi terdepan dalam perubahan politik nasional dengan mengusung sejumlah agenda, seperti penegakan supremasi hukum dan pemberantasan KKN. Memang, kampus sebagai pusat intelektual, kekuatan moral, dan agen perubahan, harus berperan aktif mengawal proses politik lima tahunan dalam bentuk pemilu agar lebih transparan dan demokratis dari pemilu sebelumnya.

Sebagai generasi muda, mahasiswa harus menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2014 untuk memilih figur pemimpin nasional yang berkualitas. Sebagai kekuatan moral dan agen perubahan, hendaknya mahasiswa memilih figur calon pemimpin nasional secara rasional, objektif, dan berpikiran jernih. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar