|
HARI ini adalah batas waktu Kongres AS mengambil keputusan
apakah akan memberikan tambahan ambang batas utang yang diajukan Presiden AS
Barack Obama, dan kembali mempekerjakan pegawai negeri AS di semua sektor. Bagi
dunia, dampak yang diakibatkan tidak hanya persoalan ekonomi, perdagangan, dan
utang saja, tetapi juga politik ekonomi maupun politik internasional secara
keseluruhan.
Kapitalisme seperti yang kita pahami sekarang ini dan
berkembang sangat pesat di Amerika Utara maupun daratan Eropa mengalami
revolusinya sendiri dalam konsep sebagai hak, tetapi kehilangan imajinasi
politik yang lumpuh di negerinya sendiri. ”Eppur
si muove,” gumam Galileo Galilei (1564-1642) tentang bumi yang akan
bergerak terus mengelilingi matahari.
Sehingga apa pun pemahaman dan kepercayaan kita tentang
kapitalisme, faktanya negara kapitalis terbesar di dunia harus bertekuk lutut
dalam dogmatisme kepercayaan politiknya. Di Eropa kenyataannya adalah munculnya
nasionalisme yang berusaha mendobrak kesatuan federalisme Uni Eropa (UE)
menghadirkan fobia terhadap orang-orang asing, dimulai dengan mereka memiliki
perbedaan kebudayaan dan peradaban seperti kaum Muslim yang tersebar di seluruh
Eropa.
Apa pun kesepakatan antara Gedung Putih dan Kongres AS, pada
kenyataannya Washington harus mempersiapkan dana untuk membayar utang dengan
pemegang obligasi terbesar China dan Jepang. Kemelut di Washington pun
mengingatkan kita tiba waktu pada sebuah kondisi politik globalisasi dengan dua
sisi, tibanya transformasi masif tata dunia baru di bidang ekonomi, politik,
dan keuangan, serta kombinasi dosis yang sesuai dengan wawasan kita tentang
kerja sama, persahabatan, perdamaian, kesejahteraan, dan saling menguntungkan.
Dunia modern abad ke-21 memerlukan pasar bebas, negara-negara
berdaulat, maupun persamaan hak semua warga negara. Krisis struktural akibat
anjloknya keuangan dunia, khususnya utang, seperti yang dialami Lehman Brothers
tahun 2008 atau krisis di zona euro yang memiskinkan Yunani, Italia, Irlandia,
dan Portugal, mengajarkan kita akan kehadiran bifurkasi yang lebih tajam.
Utang AS harus dibayar agar negara itu tidak sampai disebut
sebagai negara gagal. Kita tidak tahu kapan keputusan ekonomi rasional bisa
mengatasi logika politik jangka panjang. Tetapi, keputusan Tiongkok untuk masuk
ke London, Inggris, menjadikan renminbi sebagai mata uang yang diperdagangkan
melalui kuota investasi maupun perdagangan valuta asing, serta membuka
bank-bank pemerintah di kota dunia tersebut, adalah indikasi berubahnya sistem
ekonomi dan keuangan dunia.
Keputusan Pemerintah Inggris awalnya memegang kuota sebesar
80 miliar renmimbi sangat kecil dibanding kapitalisasi pasar bursa saham
Shanghai mencapai 158 triliun renminbi. Tapi, ini adalah tanda meningkatnya
integrasi RRC dengan perekonomian global. Menceburkan diri dalam sistem
keuangan internasional adalah cara Beijing untuk meminimalkan dampak
destabilisasi arus uang panas yang bergolak setiap saat.
Apa pun keputusan yang ingin dicapai antara Presiden Obama
dan Kongres AS, pilihan antara membayar utang secara bertahap, penjualan aset,
atau pembayaran berdasarkan prioritas, negara-negara Asia termasuk RRC harus
mengurangi persediaan obligasi dalam dollar AS. Dan, ini harus dilakukan tanpa
menyebabkan terjadinya destabilisasi pasar, yang sangat rentan atas segala
macam keputusan pemerintahan dunia. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar