Senin, 07 Januari 2013

Setelah IHSG Tembus 4.400


Setelah IHSG Tembus 4.400
Cyrillus Harinowo Hadiwerdoyo ;  Pengamat Ekonomi
SINDO,  07 Januari 2013



Arwana merupakan jenis ikan yang banyak ditemukan di Kalimantan Barat. Namun, di kalangan industri keramik, Arwana adalah nama perusahaan keramik yang berkembang secara fenomenal. 

Didirikan pada 1995, perusahaan terus berkembang sehingga saat ini kapasitas pabrik tersebut mencapai lebih dari 40 juta meter persegi setiap tahun, yang dihasilkan pabrik mereka di Tangerang, Serang, dan Gresik.Saat ini perusahaan tersebut sedang mempersiapkan pabrik baru di daerah Sumatera Selatan, Jika selesai seluruhnya, kapasitas perusahaan tersebut akan meningkat signifikan.

Perkembangan yang demikian ini ternyata tidak luput dari perhatian para investor, terutama luar negeri. Itulah sebabnya harga saham mereka (yang menggunakan kode ARNA) yang pada awal 2012 di bawah Rp400 pada akhir 2012 di atas Rp1.600, kenaikan yang lebih dari empat kali lipat hanya dalam jangka waktu setahun. 

PT Garuda Indonesia Tbk adalah perusahaan penerbangan nasional kita (flagship carrier) yang pada Februari 2011 untuk pertama kalinya mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia. Harga perdana saham perusahaan tersebut ditetapkan sebesar Rp750, namun dalam waktu singkat harga sahamnya jatuh. Kendati demikian, Garuda mengalami kinerja yang juga fenomenal. Perusahaan yang sebelumnya rugi tersebut pada 2011 membukukan laba mendekati Rp1 triliun. 

Kinerja yang lebih baik bahkan ditunjukkan pada 2012. Pada September 2012 Garuda mencatatkan keuntungan cukup signifikan yaitu lebih dari Rp508 miliar, meningkat lebih dari 50% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan penerbangan haji di September dan Oktober, traffic yang meningkat karena Lebaran dan terutama akhir 2012 yang secara kebetulan musim libur cukup panjang, sangat mungkin tingkat keuntungan perusahaan penerbangan tersebut akan meningkat lagi.

Itulah sebabnya saham Garuda yang awal tahun masih berada di bawah Rp500 menguat hingga menjadi Rp 640 pada akhir 2012.Optimisme yang ada saat ini bahkan memungkinkan saham perusahaan penerbangan tersebut untuk bergerak lebih tinggi lagi pada waktu mendatang. Dengan latar belakang seperti itu, merupakan suatu hal yang menggembirakan melihat perkembangan pasar modal kita sepekan kemarin.

Pasar modal Indonesia memperoleh hembusan angin buritan pada awal tahun. Belum genap sepekan memasuki tahun perdagangan yang baru, indeks harga saham gabungan (IHSG) mencetak rekor baru,melampaui rekor yang sudah tercapai sebelumnya. Pada akhir pekan lalu IHSG untuk pertama kalinya bahkan menembus level 4.400. Berita tersebut serta merta memunculkan gairah baru di bursa. 

Hanya sepekan sebelumnya, perdagangan saham ditutup dengan kinerja yang lumayan baik yaitu kenaikan sepanjang tahun yang hampir mencapai 13%. Kenaikan IHSG ini suatu keuntungan investasi (capital gain) yang jauh melampaui tingkat suku bunga simpanan di bank, baik deposito apalagi dibandingkan dengan tabungan dan rekening giro. Terlebih lagi keuntungan investasi tersebut harus ditambah pula dengan dividen yang pada umumnya dibayarkan oleh perusahaan.

Perkembangan inilah yang menjadi daya tarik bagi para investor untuk menanamkan dananya di pasar modal. Dengan kinerja sangat baik yang ditunjukkan oleh berbagai emiten di Indonesia sampai September 2012, bisa diprediksi, kinerja yang tidak kalah baiknya juga telah terjadi pada kuartal terakhir 2012 yang laporannya dalam beberapa minggu ke depan akan muncul di berbagai media. 

Itulah sebabnya kita bisa mengharapkan pasar modal Indonesia akan memiliki alasan lebih banyak untuk mengalami perkembangan positif di beberapa minggu ke depan ini meskipun tentu saja fluktuasi akan terus berlangsung sepanjang perjalanan indeks dari hari ke hari. Bagi investor asing, pergerakan IHSG tentu akan dibandingkan pula dengan pergerakan nilai tukar rupiah. 

Pada 2012 nilai tukar rupiah melemah signifikan. Sebagai akibatnya, kenaikan IHSG hampir 13% tersebut hampir terhapus oleh pelemahan nilai rupiah untuk memperoleh keuntungan investasi yang mereka ukur dalam dolar AS. Itulah sebabnya pergerakan nilai rupiah kita akan memperoleh pengamatan yang lebih besar pada 2013.

Dugaan saya, kalaupun terjadi pelemahan, Bank Indonesia tentu akan berupaya untuk menjaga agar nilai rupiah tidak terjerembab di atas Rp10.000 setiap dolarnya. Jika itu terjadi, anomali yang telah terjadi pada 2012 akan menjadi lebih signifikan lagi. Kalau dugaan ini benar, pelemahan maksimal dari nilai rupiah hanya akan sampai di sekitar Rp9.900 atau sekitar 3%.

Dibandingkan dengan potensi kenaikan indeks saham,pelemahan nilai rupiah ini secara relatif menjadi lebih kecil. Itulah sebabnya di mata investor asing prospek keuntungan investasi mereka di pasar modal Indonesia akan menjadi lebih besar. Jika rupiah justru menunjukkan tanda-tanda penguatan, bukan tidak mungkin IHSG akan memperoleh dorongan yang lebih besar untuk mengalami kenaikan yang pada akhirnya akan mendorong terjadi capital inflow lebih besar.

Keadaan ini akan memungkinkan rupiah untuk lebih menguat lagi. Inilah yang sering disebut sebagai virtuous circle. Dengan melihat perkembangan tersebut, kita pantas untuk berharap akan terjadi peningkatan IHSG yang menggembirakan pada awal 2013 ini. Laporan kinerja emiten akan menjadi angin buritan yang baru bagi pasar modal Indonesia.

Kendati demikian, prospek ekonomi dan bisnis yang juga tidak kalah baiknya pada 2013 diharapkan akan dapat mendorong lebih lanjut perkembangan bursa saham kita. Mudah-mudahan kita akan melihat berbagai rekor baru dipecahkan oleh IHSG sepanjang perjalanan pada 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar