Negara
Adikuasa Pendidikan
Suyanto ; Guru Besar Universitas Negeri
Yogyakarta;
Plt
Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud
|
KOMPAS,
10 Januari 2013
Negara di dunia tak
henti-hentinya membangun sistem pendidikan. Mengapa demikian? Karena di era
yang berbasis pengetahuan ekonomi seperti saat ini, pendidikan yang
berkualitas akan mampu menempatkan negara danbangsa bersangkutan berjaya
dalam banyak hal.
Sebutlah
dalam bidang ekonomi, kesehatan, kemakmuran, daya saing, dan teknologi. Oleh
sebab itu, hampir semua negara di dunia saat ini selalu melakukan pembaruan,
atau paling tidak merancang perubahan dalam bidang pendidikan, betapa pun
kecilnya.
Apa
hasil pembangunan pendidikan bagi negara-negara di dunia saat ini? Pearson,
pada November 2012, meluncurkan data mengenai peringkat kualitas pendidikan
di 50 negara. Data itu merupakan hasil penelitian pendidikan global terbaru
yang dilakukan secara independen oleh Economist Intelligence Unit, Pearson.
Hasil penelitian global itu kemudian disajikan dalam The Learning Curve
Report oleh Pearson.
Sarana
Identifikasi
Laporan
penelitian yang sangat monumental itu sejak awal dirancang untuk membantu
para pembuat kebijakan pendidikan, tokoh pendidikan, dan akademisi jika
mereka ingin mengidentifikasi faktor penting apa saja yang bisa mendorong dan
meningkatkan kualitas hasil pendidikan. The
Learning Curve Report juga menyajikan indeks global baru tentang
keterampilan kognitif dan pencapaian (prestasi) pendidikan suatu negara
dengan mendasarkan diri pada data nilai hasil tiga jenis penilaian hasil
belajar siswa secara internasional.
Pertama,
The Programme for International Student
Assessment, sebuah studi berskala internasional yang dilakukan Organization of Economic Co-operation and
Development di negara anggota ataupun non-anggota dalam bidang performa
skolastik. Penilaian difokuskan pada penguasaan bidang matematika, sains, dan
membaca bagi siswa usia 15 tahun.
Kedua,
The Trends in International Mathematics
and Science Study, sebuah penilaian internasional dalam mata pelajaran
Matematika dan Sains bagi siswa kelas IV dan VIII di seluruh dunia. Penilaian
jenis ini dikembangkan International
Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA) yang
bertujuan untuk memungkinkan negara peserta membandingkan prestasi belajar
siswa antarnegara dalam mata pelajaran Matematika dan Sains.
Ketiga,
The Progress in International Reading
Literacy Study, sebuah studi internasional tentang prestasi belajar siswa
kelas IV dalam mata pelajaran membaca. Studi ini juga dilakukan IEA.
Bagaimana
peringkat indeks kualitas pendidikan yang dihasilkan The Learning Curve Report? Sangat menakjubkan. Betapa tidak!
Negara-negara yang pernah hebat seperti Amerika Serikat, Kanada, Belanda,
Selandia Baru, Inggris, dan Australia kini sudah tidak lagi menduduki lima
terbaik pendidikan dunia. Sebaliknya, Finlandia dan Korea Selatan menduduki
peringkat pertama dan kedua dalam indeks kualitas pendidikan dunia. Termasuk
negara peringkat lima terbaik berikutnya setelah Finlandia dan Korea adalah
Hongkong, Jepang, dan Singapura.
Kalau
mau melihat peringkat sepuluh terbaik dunia, tinggal menambah lima negara
berikutnya, yakni Inggris, Belanda, Selandia Baru, Swiss, dan Kanada. Amerika
Serikat berada pada peringkat ke-17 setelah Jerman dan Belgia. Peringkat lima
terendah diduduki Kolombia, Thailand, Meksiko, Brasil, dan Indonesia.
The Learning Curve Report
menyebut Finlandia dan Korea Selatan sebagai negara ”education superpowers” dengan Z- score masing-masing 1,26 dan 1,23
(nilai itu lebih tinggi di atas rata-rata dan lebih dari satu standar deviasi
diatas mean). Alhasil, tiga negara yang sudah lama bertengger di papan atas,
yaitu Hongkong, Jepang, dan Singapura, dapat tergeser ke peringkat persis di
bawah mereka.
Lebih
menarik lagi, dua negara ”adikuasa” di bidang pendidikan itu menggunakan
sistem manajemen pendidikan yang sangat berbeda, baik dilihat dari sisi
proses belajar-mengajarnya maupun persekolahannya.
Di
Korea Selatan, sistem pendidikan lebih memiliki karakteristik serba
terstruktur. Siswa secara ketat harus terlibat dalam proses belajar yang
padat, dan proses belajar di sekolah lebih banyak berorientasi pada tes.
Sementara
di Finlandia, proses belajar lebih rileks, menyenangkan, fleksibel, lebih
banyak pilihan bagi siswa sesuai minat dan kecepatan belajarnya. Meski
demikian, menurut The Learning Curve
Report, kedua negara itu memiliki performa pendidikan yang secara
statistik sama baik.
Lalu,
kita patut bertanya, sebenarnya faktor apa di luar perbedaan sistem yang
mereka anut yang menyebabkan baik Finlandia maupun Korea Selatan mampu
menjadi negara adikuasa di bidang pendidikan? Laporan Studi Global The Learning Curve menemukan faktor universal yang
sangat berpengaruh pada tingginya kualitas pendidikan di dua negara tersebut.
Pertama, dimilikinya sistem pendidikan dan pengembangan profesi guru yang
berkualitas tinggi. Kedua, dimilikinya akuntabilitas yang tinggi pada sistem
nilai (values system) dan ditegakkannya
misi moral yang kuat yang melandasi semua upaya pengembangan pendidikan.
Dengan
demikian, dapat dipastikan tidak ada politisasi dunia pendidikan di kedua
negara itu. Temuan itu juga dapat dijadikan pelajaran, jika kita akan
membangun pendidikan dengan hasil yang lebih baik, tidak usah tergopoh-gopoh
meniru sistem manajemen pendidikan negara lain tanpa mengkaji kecocokan dan
relevansinya dengan sistem nilai dan budaya yang kita miliki.
Budaya
dan Kultur
Bagi
kepentingan para pengambil kebijakan, praktisi, dan juga akademisi, bank data
yang ada di The Learning Curve Report merupakan informasi yang sangat
berharga manakala ingin mencari tahu hubungan antara masukan (input) dan
hasil pendidikan dalam konteks sosial ekonomi yang lebih luas. Mengapa demikian?
Karena bank data itu memasukkan variabel penentu penting dalam pembangunan
kualitas pendidikan.
Pertama,
pengeluaran pemerintah dalam sektor pendidikan, usia anak masuk sekolah,
serta gaji dan tingkat pendidikan guru sebagai input proses pendidikan. Kedua,
tingkat literasi dan tingkat kelulusan dari sekolah dan perguruan tinggi
sebagai hasil pendidikan. Ketiga, tingkat pengangguran nasional, pendapatan
domestik bruto, dan usia harapan hidup sebagai hasil pendidikan dalam konteks
sosial ekonomi.
Akhirnya,
temuan penting lain yang perlu direnungkan dari The Learning Curve Report adalah betapa menentukannya budaya dan
kultur yang mengelilingi dan melingkupi dunia pendidikan, di samping
investasi uang yang memadai, bagi setiap upaya untuk meningkatkan kualitas
hasil pendidikan agar menjadi jauh lebih baik. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar