Sabtu, 14 Januari 2012

Spirit Semesta Hawking


Spirit Semesta Hawking
Dian R. Basuki, PEMINAT MASALAH SAINS
Sumber : KORAN TEMPO, 14 Januari 2012


Sesudah Albert Einstein, barangkali Stephen Hawking-lah fisikawan paling populer pada masa sekarang. Dibanding nama-nama masyhur seperti Murray Gell-Mann, Steven Weinberg, Abdus Salam, atau Richard Feynman--semuanya peraih Nobel--Hawking lebih dikenal kaum awam. A Brief History of Time berhasil menebarkan minat akan topik yang pelik hingga keluar dari lingkaran akademisi dan peneliti. Buku yang ditulis serenyah mungkin ini, dengan satu rumus yang tak terhindarkan untuk tidak ditulis, yakni E=mc2, telah terjual lebih dari 10 juta eksemplar.

Popularitas Hawking kembali terlihat dari perhatian luar biasa atas ulang tahunnya yang ke-70, 8 Januari lalu. Simposium tiga hari, "The State of the Universe", digelar di Universitas Cambridge, Inggris, dan dihadiri bukan hanya oleh fisikawan dan kosmolog. Pada hari keempat, simposium ditutup dengan ceramah oleh Hawking lewat rekaman video--ia tak bisa hadir lantaran kondisi fisiknya tak memungkinkan. A Brief History of Mine berbicara ihwal pemahamannya tentang semesta dan perjuangan hidupnya sejak kanak-kanak.

Dalam belitan amyotrophic lateral sclerosis yang menyerang sarafnya sejak usia 21 tahun, Hawking dengan begitu mencengangkan memberi kontribusi di bidang kosmologi dan gravitasi kuantum, khususnya dalam konteks lubang hitam. Karya pentingnya mencakup teorema singularitas gravitasional dalam bingkai relativitas umum, yang ia susun bersama Roger Penrose, dan prediksi teoretis bahwa lubang hitam memancarkan radiasi, yang kini dikenal sebagai radiasi Hawking atau kadang-kadang radiasi Bekenstein-Hawking. Ia memberi sumbangan pembuktian matematis untuk no-hair theorem John Wheeler.

Nilai penting kontribusi Hawking barangkali dapat digambarkan dalam ucapan seorang ilmuwan yang berbicara dalam simposium Cambridge. Katanya, "Terima kasih, Stephen, Anda telah membuat kehidupan jadi begitu sukar bagi kami." Tugas ilmuwan berikutnya memang jadi lebih berat. Mereka mesti memberi sumbangan yang lebih berbobot ketimbang kontribusi Hawking atau nama mereka hanya menjadi catatan kaki dalam teori-teori fisika dan kosmologi.

Pemahamannya tentang lubang hitam melukiskan upayanya memadukan gagasan mekanika kuantum dan relativitas, dan ini memaksa ilmuwan di kedua sisi yang terpisah berpikir dengan cara yang lebih manunggal. Perburuan terhadap teori tunggal yang mampu menjelaskan segala hal menjadi impian fisikawan sejak dulu. Weinberg, Nobelis Fisika 1979 untuk karyanya yang menyatukan dua gaya fundamental, mengisahkan dengan sangat bagus dalam Dreams of a Final Theory (1993).

Mungkinkah mereka menemukannya? "Kita belum memperoleh jawaban definitif atas pertanyaan ini," tulis Hawking dalam buku mutakhirnya, The Grand Design (2010), "tapi kita sekarang memiliki calon bagi teori pamungkas tentang segala hal, jika memang ada, yakni yang disebut teori-M." Bagi Hawking, teori-M adalah satu-satunya model yang memiliki seluruh sifat yang harus dimiliki oleh teori yang final, yang melibatkan 10 dimensi ruang dan satu dimensi waktu. Jika teori ini berhasil dikonfirmasi oleh observasi, kata Hawking, "Kita menemukan grand design" (tanpa Tuhan dalam tafsiran Hawking).

Dibanding karya-karya sebelumnya, kebaruan utama dalam The Grand Design ialah Hawking menerapkan tafsiran Richard Feynman atas mekanika kuantum ke dalam alam semesta. Dalam tafsir Feynman, "Alam semesta tidak hanya memiliki eksistensi atau sejarah yang tunggal, tapi mempunyai setiap versi eksistensi yang mungkin secara serentak." Pemikiran seperti ini sudah dilontarkan oleh Fakhr al-Din al-Razi (1149-1209), yang menolak konsep geosentris Ptolemeus, yang berarti mendahului Copernicus, Kepler, ataupun Galileo.

Dalam separuh abad kariernya sebagai ilmuwan, Hawking kerap menawarkan pemikiran yang menantang. Ia mengajak manusia mencari planet lain, karena manusia tidak akan mampu bertahan hidup di bumi. Ia mempercayai alien. Namun kerap pula ia memikirkan ulang pandangan yang sudah ia tawarkan. Seorang rekannya mengatakan Hawking siap merevisi pendapatnya bila ia menemukan sesuatu yang lebih benar. Teorinya bahwa lubang hitam memancarkan radiasi merupakan contoh penting dari pencariannya yang tak kenal henti.

Andaikan ia tidak bersedia memikirkan gagasan Jacob Bekenstein, seorang mahasiswa pascasarjana, yang ia anggap menyelewengkan teorinya tentang permukaan lubang hitam, dan merevisi pemikirannya, Hawking mungkin menyesal telah melakukan kesalahan. Teori radiasi lubang hitam telah mengabadikan namanya, tapi hingga kini belum membukakan jalan bagi sampainya Nobel di tangannya. Satu hal jadi penyebab: radiasi lubang hitam belum diobservasi, sehingga teori Hawking belum diverifikasi.

Perubahan pandangan dalam konteks radiasi lubang hitam, di sisi lain, memperlihatkan bahwa Hawking berani melakukan self-correcting process dalam upayanya menemukan kebenaran. Ia ingin publik awam mengetahui bahwa ilmuwan bisa berubah pikiran, bahwa ilmuwan mesti siap mengakui dirinya keliru. Ia tidak sepakat dengan orang-orang yang memandang sains sebagai kebenaran monolitik yang tak mungkin salah. Dalam konteks ini, ia sepakat dengan falsifikasi Karl Popper.

Bagai rock star (suaranya pernah diadopsi grup Pink Floyd untuk lagu Keep Talking dalam album The Division Bell), orang awam sekalipun menantikan apa yang dipikirkan lagi oleh Hawking. Ia patut dipuji karena berada di barisan ilmuwan papan atas, seperti Einstein, Weinberg, Feynman, dan Carl Sagan, yang dengan senang hati menularkan pengetahuannya kepada publik luas. Bersama anaknya, Lucy Hawking, ia menerbitkan George's Secret Key to the Universe, buku sains untuk anak-anak yang dilukiskan "seperti Harry Potter, tapi tanpa magic".

Hingga usia 70, semangat pencarian Hawking belum padam. Hasratnya untuk menukik hingga ke dasar setiap misteri semesta terus terjaga. Barangkali ini karena harapan hidupnya pernah merosot hingga ke titik nol di usia 21 tahun, dan selebihnya adalah bonus yang harus ia sambut dengan sukacita. "Tataplah bintang-bintang, bukan kakimu," kata Hawking di hadapan peserta simposium. "Be curious. Betapapun sukar kehidupan itu kelihatannya, akan selalu ada yang bisa engkau lakukan, dan berhasil. Penting bahwa engkau tidak menyerah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar