Selasa, 20 Desember 2011

Utang Masih Hantui UE


LAPORAN AKHIR TAHUN 2011 INTERNASIONAL
Utang Masih Hantui UE
Sumber : KOMPAS, 19 Desember 2011


Masalah utang yang menyelimuti kawasan Eropa masih akan menjadi topik dan momok menakutkan pada tahun 2012. Dua tahun terlewati, hingga kini belum ada penyelesaian serta tanda krisis akan berakhir.

Para pemimpin Eropa dua pekan lalu sepakat untuk memperbaiki diri. Ada 26 negara, kecuali Inggris, bertekad kembali akan menertibkan diri dan lebih disiplin dalam anggaran.

Dalam traktat baru tersebut direncanakan defisit maksimal 0,5 persen dari produk domestik bruto, dari sebelumnya 3 persen, dan mensyaratkan adanya mekanisme koreksi otomatis pada setiap negara ketika anggaran melenceng dari target bersama ini. Selain itu, jika ada negara yang melanggar pagu defisit, akan mendapatkan kontrol ketat dari Uni Eropa (UE) atas perpajakan dan belanjanya.

Tidak disiplin anggaran inilah salah satu faktor yang membuat mereka terjebak dalam pusaran utang seperti sekarang. Sejak awal pembentukan zona euro, 10 tahun lalu, ternyata memang banyak yang tidak menaati aturan.

Seharusnya Jerman terdiskualifikasi karena utangnya 60,9 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) tahun 1999. Jerman juga melanggar pagu defisit di atas 3 persen setiap tahun pada 2002 hingga 2005. Spanyol setali tiga uang. Rasio utangnya 62,3 persen pada 1999.

Utang Jatuh Tempo

Tantangan pada tahun 2012, semakin banyak utang yang jatuh tempo. Artinya, akan semakin banyak pula persediaan cadangan dana talangan yang diperlukan untuk menjaga agar jangan ada negara mengalami gagal bayar.

Negara-negara di zona euro harus membayar utang jangka pendek dan jangka panjang lebih dari 1,1 triliun euro pada tahun 2012. Dari total utang tersebut, 519 miliar euro milik Italia, Perancis, dan Jerman yang akan jatuh tempo pada semester pertama 2012. Menurut perhitungan Barclays, sekitar 40 persen jatuh tempo pada empat bulan pertama 2012. Perbankan Eropa memiliki utang akan jatuh tempo sebesar 665 miliar euro.

Dana cadangan saat ini hanya 440 miliar euro yang ada pada Fasilitas Stabilitas Finansial Eropa (EFSF), ditambah dengan kesepakatan sebesar 220 miliar euro lagi dari hasil pertemuan tingkat tinggi dua pekan lalu. Salah satu bank besar Eropa, UBS, menyatakan, jika dana tersebut tidak mencukupi, EFSF akan cepat mengering dan tidak dapat membatasi dampak domino krisis ini.

Bahkan, menurut perhitungan UBS, kalaupun EFSF berhasil meningkatkan dananya jadi 1 triliun euro, itu belum akan cukup mengatasi ledakan utang di Spanyol dan Italia. Bank Sentral Eropa (ECB) akan dipaksa melakukan langkah untuk menyelamatkan diri dan menyelamatkan euro, seperti memborong obligasi dari negara tertekan utang.

Guncangan lain akan timbul dari lembaga pemeringkat Standard & Poor’s dan Moody’s. Keduanya mengancam akan menurunkan peringkat secara massal di Eropa. Dampak penurunan peringkat ini di Eropa akan lebih luas karena juga akan memengaruhi pasar obligasi yang sedang terpuruk.

Tahun Pemilu

Beberapa pemerintahan di Eropa sudah terjatuh karena krisis. Tahun 2012 merupakan tahun pemilu bagi Perancis, Rusia, dan AS. Selain itu, Presiden China Hu Jintao juga akan berakhir masa jabatannya. Duet Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel—kemudian sering disebut Merkozy—banyak membantu keluarnya keputusan-keputusan penting di zona euro.

Pesaing terdekat Sarkozy yang difavoritkan adalah Francois Holande. Belum terpilih, Holande sudah menyatakan akan melakukan negosiasi ulang atas kesepakatan traktat baru Uni Eropa. Jika kelak memang Sarkozy tidak lagi terpilih, kemungkinan terjadi pula perubahan kebijakan pada tataran Uni Eropa. Penggantinya belum tentu kompak dengan Merkel.

Kekisruhan di Uni Eropa juga memberatkan Presiden AS Barack Obama. Tahun depan, Obama harus berjuang untuk memenangi lagi pemilu. Selama ini, situasi perekonomian AS merupakan salah satu pekerjaan rumah terberat Obama. Obama tak hanya berkepentingan membuat perekonomian AS membaik, tetapi juga sangat berharap perekonomian Eropa membaik.

Eropa sangat penting bagi AS. Jika Eropa terkontraksi, ini berarti ekspor AS senilai 400 miliar dollar AS terganggu. Akibat penurunan order, AS sulit membuka lapangan kerja. AS memiliki investasi langsung sebesar 1 triliun dollar AS di Eropa dan pinjaman sebesar 2 triliun dollar AS dalam kredit serta surat utang perusahaan dan pemerintahan Eropa.

Pergantian pemerintahan pada negara yang selama ini berperan dalam mengatasi persoalan ekonomi juga akan membawa perubahan kebijakan.

Penyelesaian Krisis

Merkel mengakui, penyelesaian krisis di zona euro tak dapat terjadi dalam jangka pendek. Keparahan dan kerusakan sudah menyebar, tak banyak pilihan dalam mengakhiri krisis utang ini.

Perbaikan komitmen melalui pembuatan traktat baru merupakan solusi jangka panjang. Solusi jangka pendeknya masih tetap bergantung pada tindakan ECB yang membeli obligasi negara tertimbun utang.

Upaya pencarian dana keluar Eropa juga belum terealisasi. Pemerintah China dan Jepang, yang sudah disambangi, masih belum memastikan apakah bersedia meminjamkan uang ke Uni Eropa. China, bersama negara berkembang lain seperti Brasil, India, Rusia, dan Afrika Selatan, lebih senang meminjamkan dananya melalui Dana Moneter Internasional (IMF) ketimbang langsung ke Uni Eropa melalui mekanisme EFSF. Negara berkembang mengambil kesempatan ini untuk meminta hak suara lebih besar di IMF.

Daripada meminjam dana dari luar, ada juga yang mengusulkan agar ECB mencetak uang. Konsekuensinya, hal ini akan membuat laju inflasi meninggi.

Dampak Ikutannya

Krisis Eropa sudah terasa di Asia, terutama pada negara pengekspor. Aktivitas manufaktur China melemah karena kurangnya order dari Eropa dan AS. Pebisnis Jepang pesimistis.

Di Indonesia, dampaknya juga terasa pada pasar modal. Investor dari Eropa dan AS dengan cepat menarik diri dan menanamkan dana mereka di pasar saham. Ekspor barang mentah ke China dan India juga akan menurun karena penurunan permintaan dari Eropa. Rupiah dapat tertekan jika investor asing beramai-ramai keluar dari pasar surat utang negara.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar