Mencegah
Lebih Baik daripada Mengobati,
Jangan
Hanya Slogan
Ari Fahrial Syam, DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FKUI-RSCM PB PAPDI
FKUI-RSCM PB PAPDI
Sumber : SINDO, 19 Desember 2011
Akhir tahun 2011 kita dikejutkan
dengan berbagai wabah penyakit infeksi antara lain penyakit difteri, penyakit
hepatitis A dan laporan bahwa kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan kasus
tercepat di negara-negara Asia Tenggara.
Jelas hal ini cukup merisaukan kita semua karena penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang bisa dicegah. Difteri dapat dicegah dengan imunisasi, hepatitis A dapat dicegah dengan budaya hidup bersih, sedangkan penyebaran penyakit HIV/AIDS dapat dicegah dengan tidak berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan jarum suntik.
Selain itu kasus bencana alam terjadi di berbagai daerah di Indonesia berupa tanah longsor, banjir dan juga gunung meletus.Bencana alam akan membuat para penduduk yang terkena dampak langsung dari bencana ini akan bertambah miskin dan menderita.Belum lagi laporan selalu adanya kasus demam berdarah dan malaria yang terjadi sepanjang tahun.
Demam berdarah dengue (DHF) masih menjadi endemis dan kasusnya selalu ditemukan sepanjang tahun terutama di kota-kota besar. Sampai saat ini untuk penanganan kasus TBC dan HIV/AIDS kita masih belum optimal mengingat kasus yang ditemukan di tengah masyarakat makin hari makin banyak. Indonesia masih menjadi penyumbang terbesar kasus TBC dunia.
Hepatitis A, difteri, TBC paru, HIV AIDS, dengue, malaria dan kasus-kasus lain merupakan kasus penyakit menular (communicable disease). Di sisi lain, kasus penyakit tidak menular kita juga tinggi. Penyakit jantung koroner masih menjadi pembunuh utama di negara kita.Rokok tampaknya juga tidak terkendali di bumi yang tercinta ini. Data riset kesehatan dasar Departemen Kesehatan tahun 2010 menunjukkan,lebih dari 30% masyarakat kita merokok.
Rokok menjadi penyebab utama terjadinya penyakit tidak menular ini. Karena itu kita akan seolah-olah terkaget-kaget dengan meninggalnya beberapa selebriti dan tokoh nasional yang meninggal mendadak dan berhubungan dengan serangan jantung atau mengalami stroke. Penyakit tidak menular jelas berhubungan dengan gaya hidup dari masyarakat kita yang berubah sehingga penyakit degeneratif lebih banyak ditemukan pada usia yang lebih muda.
Peningkatan penyakit degeneratif ini berhubungan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan yang cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kurang melakukan aktivitas olahraga. Jika melihat permasalahan kesehatan yang muncul di permukaan sepanjang tahun 2011 dapat disimpulkan bahwa permasalahan kesehatan yang timbul didominasi penyakit-penyakit menular dan penyakit-penyakit tidak menular.
Peran Pemerintah
Melihat kondisi kesehatan masyarakat kita saat ini memang komitmen pemerintah harus tinggi. Pemerintahan harus fokus memperbaiki keterpurukan yang terjadi saat ini.Apalagi badan dunia telah menargetkan pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) untuk waktu yang tidak terlalu lama. Masyarakat jangan dijejali pemahaman dengan Konsep pengobatan gratis yang menjadi tren di daerah-daerah.
Para penguasa di daerah di saat masa kampanye seharusnya bukan menyampaikan pengobatan gratis,tapi menyampaikan program kerja yang akan membuat masyarakat bisa hidup sehat dan tidak sakit. Untuk mengatasi masalah kesehatan ini komitmen pemerintah harus tinggi dan harus menjadikan penanganan masalah kesehatan sejajar dengan masalah lain seperti masalah politik, ekonomi, dan keamanan.
Di tingkat global saja masalah kesehatan sudah menjadi pilar diplomasi (global health diplomacy). Upaya-upaya yang telah dilakukan yang hanya bersifat reaktif seharusnya sudah ditinggalkan. Konsep pembangunan kesehatan adalah ”Masyarakat Hidup Sehat tanpa Sakit.”Di sisi lain masalah desentralisasi juga merupakan salah satu faktor yang menjadi alasan kenapa masalah penanganan kesehatan tidak optimal.
Pusat merasa bahwa masalah puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan rakyat adalah masalah daerah di sisi lain masyarakat juga berharap pusat dapat melaksanakan programnya langsung ke daerah. Saat ini sebagian besar puskesmas, terutama yang di kota-kota besar, lebih berperan sebagai rumah sakit kecil ketimbang sebagai ujung tombak pembangunan.
Pemerintah daerah termasuk jajaran kesehatan sepertinya lupa bahwa diadakannya puskesmas baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan bukan saja sebagai pusat pelayanan kesehatan pertama,tetapi puskesmas juga bisa berperan sebagai ujung tombak pembangunan dan pusat pemberdayaan masyarakat untuk dapat hidup mandiri khususnya di bidang kesehatan. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar