Selasa, 20 Desember 2011

Lawan Korupsi, Wawancara dengan Pimpinan KPK Bambang Widjajanto

MENYAMBUT INDONESIA 2012
Lawan Korups
Wawancara dengan Pimpinan KPK Bambang Widjajanto
Sumber : SINDO, 19 Desember 2011



Terpilihnya Dr. Bambang Widjojanto , SH, MH menjadi salah satu pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diyakini bisa membangun optimisme melawan korupsi di tengah kepercayaan publik kepada aparat penegak hukum mulai menurun.

Tak bisa dipungkiri, upaya pemberantasan korupsi terkesan hanya jalan di tempat. Itu sebabnya masuknya Bambang di lembaga ad hoc ini diharapkan bisa membawa angin segar bagi upaya pemberantasan korupsi di Tanah Air. Bagi Bambang, selain membangun optimisme,hal lain yang harus dilakukan oleh pimpinan KPK adalah menghilangkan sikap saling curiga. Pimpinan KPK harus bisa bekerja dengan baik dan lebih berkonsentrasi dengan tugas pemberantasan korupsi. Berikut petikan wawancara dengan Bambang Widjojanto dengan SINDO saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu:

Upaya pemberantasan korupsi saat ini terkesan jalan di tempat. Pendapat Anda?

Kalau saya mau bilang begini,dengan maraknya kasus korupsi yang ada, harusnya optimisme tetap dihidupkan.Kalau orang sudah tidak optimistis, tidak ada lagi elemen kehidupan. Saya tidak akan mengeluh ini kurang itu atau pemberantasan korupsi jalan di tempat. Kita harus bijak. Harusnya dengan adanya keterbatasan yang ada, kita harus mengoptimalisasikannya. Jadi sekali lagi kita tetap harus optimis menjadikan Indonesia bebas korupsi.

Sampai kapan kita berharap Indonesia bisa bebas korupsi?

Memang kita tidak bisa mengelak jika sekarang ini kita berhadapan dengan situasi yang sudah sangat parah. Tetapi, itu tidak berarti membuat kita tidak optimistis. Kita harus yakin bahwa kita bisa. Sikap konsisten untuk terus berjuang juga sangat diperlukan.Kita harus hindari sikap-sikap pesimistis dan pragmatis. Menurut saya, ketika dalam situasi terdesak, mungkin sulit, tetapi di situlah justru konsistensi kita diuji. Justru di sinilah tantangannya.

Pandangan Anda, seburuk apa korupsi di Indonesia?

Kalau mengacu pada hasil survei Transparency International (TI) 2011 soal indeks persepsi korupsi Indonesia naik 0,2 poin. Jadi, sekarang 3,0. Dari titik itu harusnya kita mengapresiasi bahwa program-program korupsi diapresiasi baik oleh penyurvei. Satu itu harus diapresiasi. Kedua,seharusnya dengan apa yang kita punya saat ini harusnya lebih bagus lagi. Ini yang harus dilakukan untuk mengoptimalisasi semua sumber daya agar maksimal. Supaya kita lebih sistematik ke depan dalam pemberantasan korupsi.

Banyaknya pejabat yang korupsi, menurut Anda, faktor apa yang menjadikan mereka berbuat?`

Tentu saja penyebabnya ada banyak hal.Bisa jadi pejabat berbuat korupsi karena kebijakannya memang membuka ruang korupsi sendiri. Karena kebijakan itu sendiri potensial menciptakan korupsi.Bisa juga karena mekanisme pengawasan terhadap penyalahgunaan kewenangan tidak efisien tidak efektif. Bisa juga karena secara kelakuan (behavior) memang maunya nyolong, jadi itu yang harus dikontrol.

Tak bisa dipungkiri, banyak hambatan besar dalam upaya memberantas korupsi di Indonesia. Tanggapan Anda sendiri bagaimana?

Kalau saya melihatnya justru dengan problem yang besar itu merupakan tantangan tersendiri. Semakin banyak tantangan berarti ladang beramal kita juga besar. Mudah-mudahan kita bisa syahid di situ.Kalau orang mati syahid di situ kan mudah-mudahan diterima oleh Allah dengan sangat baik.

Ada yang ingin disampaikan setelah Anda ditetapkan sebagai wakil ketua KPK?

Harus diapresiasi lah ini kan hasil maksimal dari proses dan cara pemilihan dari DPR. Jadi harus diapresiasi. Poinnya hanya itu saja, harus diapresiasi.

Terkait program 100 hari prioritas yang akan dikerjakan nanti seperti apa?

Mungkin tidak bisa ukurannya 100 hari.Ukurannya adalah ada kasus-kasus yang sudah masuk dalam agenda KPK.Ini maksudnya yang sudah masuk dan dikerjakan KPK. Maka mudah-mudahan pimpinan KPK yang sekarang ini bisa merumuskan kira-kira kasus-kasus mana yang sudah bisa diselesaikan dan mana yang masih bermasalah. Jadi, harus ada hands note.

Tapi,pimpinan yang baru harus membuat prioritas, perlu membuat indikator, yang mana yang mendapat perhatian publik dan yang harus diselesaikan.Selain itu, perlu dirumuskan juga masalahnya di mana, apakah pembuktiannya yang kurang,s umber dayanya kurang, atau masalah lainnya. Kalau beban pembuktiannya berarti harus diinvestigasi lagi. Kalau jumlah SDM kurang, harus ditingkatkan. Itu nanti harus dilihat apa sih problemnya. Mudah-mudahan sudah ada identifikasi problemnya, sehingga strategi intervensinya bisa lebih sederhana lagi.

Lalu soal kasus-kasus besar,seperti Century, bagaimana nanti Anda menyelesaikan kasus tersebut?

Sekali lagi, harus kami identifikasi. Karena kasus besar kanbisa jadi karena medianya yang memberitakan terus. Jadi standarnya harus jelas dulu. Tapi, kalau bagaimana menyelesaikan kasus itu, kami harus melakukan kajian. Mudah-mudahan kajian yang sudah dilakukan oleh teman-teman terdahulu, pimpinan terdahulu, sudah dikerjakan dengan maksimal. Artinya kami tinggal mengeksekusi saja.

Anda dipilih lembaga politik DPR yang sudah pasti penuh kepentingan kabarnya, ada pihak berkepentingan dengan pimpinan KPK yang baru agar kasusnya aman?

Jangan terlalu curiga begitu. Kalau saya harus menghilangkan kecurigaan-kecurigaan seperti itu.Yang harus dibangun pimpinan KPK adalah trust building. Kalau Anda bekerja sama sudah punya persepsi faksionalisasi dan kecurigaan, itu tidak bisa kerja karena nanti pekerjaannya adalah mencurigai yang lain.

Apa yang akan Anda lakukan jika menghadapi kasus yang melibatkan politisi?

Kalau saya sederhana sekali. Harus dibangun komunikasi yang saling memperkuat. Kalau berdasarkan temuan-temuan kasus, fakta-fakta yang secara yuridis bahwa seseorang dinyatakan bersalah maka aturannya menyatakan harus dijalankan. Komunikasi untuk saling memperkuat dan mengingatkan harus dilakukan. Satu lembaga pengawasan dan satu lembaga penegak hukum harus bersinergi.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar