Rabu, 14 Oktober 2015

Alicia dan Hidup Bermartabat

Alicia dan Hidup Bermartabat

Kristi Poerwandari  ;   Penulis Kolom “Konsultasi Psikologi” Kompas Minggu
                                                       KOMPAS, 11 Oktober 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Alicia mungkin mengalami banyak sekali kebingungan, luka, kekecewaan, dan tekanan hidup mendampingi suaminya. Namun, ia mampu mengatasi dan dalam berbagai foto ia terlihat santai dan anggun dengan wajah terus tersenyum.

Kita membahas yang terlahir dengan nama Alicia Esther Lopez-Harrison de Lardé, istri dari John Nash. Sulit dibayangkan bahwa Nash yang mengalami kekacauan pola pikir dan perilaku dapat memenangi sejumlah penghargaan ilmiah bergengsi dan hadiah Nobel untuk bidang ekonomi (1994). Teorinya digunakan dalam bidang ekonomi, ilmu komputer, biologi artifisial, inteligensi artifisial, akunting, serta kajian politik dan militer.

Hidup yang sangat sulit

Sylvia Nazar (1998, 2011) menulis biografi Nash, menggambarkan bahwa pada usia 31 tahun, ia mulai menunjukkan tanda-tanda yang jelas mengalami gangguan jiwa, dikenai diagnosis skizofrenia paranoid. Ia harus rawat inap beberapa kali untuk beberapa bulan di rumah sakit. Dalam waktu yang sangat panjang, ia terus hidup dengan delusi, dan dengan didampingi Alicia dapat meminimalkan rawat inap. Delusinya justru, menurut dia, mengarahkannya dalam kerja ilmiahnya, "Saya tidak akan punya ide-ide ilmiah yang baik kalau berpikir secara normal."

Untuk menjelaskan kompleksitas hidupnya, dapat kita singgung bahwa pada usia sekitar 24 tahun Nash menjalin hubungan dengan seorang perawat, yang kemudian hamil dan memberinya anak, lalu ditinggalkannya. Ia juga pernah ditangkap karena kedapatan melakukan tindakan homoseksual "tidak patut". Tidak lama kemudian ia menjalin hubungan dengan Alicia, menikah pada usia 29, dan mulai jelas menunjukkan tanda gangguan jiwa saat istrinya hamil.

Tampaknya mereka mengalami tekanan yang sangat tinggi akibat gangguan yang dialami Nash sehingga pada tahun 1963 (usia perkawinan ke-6), mereka bercerai. Namun, Alicia tidak pernah tega membiarkan Nash sendiri, selalu mencoba mendampingi mantan suaminya itu dalam perjuangan hidupnya. Tahun 1970, setelah Nash keluar dari rumah sakit, Alicia menerima Nash untuk tinggal di rumahnya. Katanya, "Banyak orang dengan gangguan jiwa dibiarkan begitu saja tanpa dukungan dan hidupnya berhenti sampai di situ. Stop. Bagaimana mungkin aku membiarkan John hidup menggelandang di jalanan?"

Pendampingan dari Alicia memberikan struktur, stabilitas, perlindungan, dan rasa aman, dapat membantu Nash untuk mulai secara sadar menghadapi delusi-delusinya. Ia dapat berhenti dari obat, mulai bekerja lagi dalam penelitian matematika dan mengajar lagi. Ia terus tinggal di rumah Alicia, dan pada tahun 2001 mereka menikah kembali.

Kontribusi

Alicia sesungguhnya adalah juga perempuan yang memiliki cita-cita atau impian tinggi bagi dirinya sendiri. Ia lahir dari keluarga sangat berpendidikan, terpandang, dan menguasai banyak bahasa. Ayahnya seorang dokter dari El Salvador yang kemudian bermigrasi membawa keluarganya ke Amerika Serikat.

Mereka adalah pasangan sangat cerdas. Alicia menjadi satu dari 16 perempuan yang lulus dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) untuk bidang Fisika, di antara lebih kurang 800 lulusan laki-laki pada tahun 1955. Ia sempat bekerja sebagai pekerja laboratorium fisika, dan sebagai pekerja teknik aerospace. Teman-temannya menjelaskan bahwa ia sangat mengagumi Marie Curie dan bermimpi menjadi Marie Curie berikutnya, tetapi situasi yang dihadapinya menyuruhnya untuk berhenti bermimpi.

Pada masa-masa selanjutnya ia bekerja sebagai pemrogram komputer dan analis data di New Jersey Transit, untuk menghidupi John Nash dan anak mereka. Ketika film A Beautiful Mind yang menceritakan kisah hidup John dan Alicia dilansir, Alicia tengah menjadi Presiden Pengurus Asosiasi Alumni MIT.

Alicia sangat aktif menjadi pejuang gerakan kesehatan mental. Ia memperjuangkan aturan hukum dan sistem pelayanan kesehatan mental yang lebih baik di tingkat negara. Pada tahun 2005 ia memperoleh penghargaan bergengsi the Luminary Award dari the Brain & Behavior Research Foundation untuk jasa-jasanya dalam gerakan kesehatan mental.

Pasangan ini memiliki satu anak laki-laki (sekarang berusia 56 tahun), yang juga bernama John, doktor matematika lulusan Rutgers University. John juga didiagnosis skizofrenia. Ia hanya sebentar mengajar dan terpaksa harus tinggal di rumah karena gangguan yang diderita. Jadi, Alicia harus mengurus dua orang dengan gangguan skizofrenia hampir sepanjang hidupnya. Anaknya adalah hal yang masih mengganjal dalam pikiran Alicia. Ia sering bertanya kepada teman-temannya, "Aku khawatir, apa yang akan terjadi pada John apabila aku mati ya?"

Pada Mei 2015, Alicia (82) dan suaminya, John Nash (87), meninggal dalam kecelakaan saat naik taksi dalam perjalanan dari bandar udara sepulang dari Norwegia untuk menerima hadiah Nobel bagi John Nash.

Alicia tidak menjadi Marie Curie berikutnya, tetapi ia juara dalam tindakan-tindakan yang diambilnya. Ia memperjuangkan martabat manusia-manusia sehat dan manusia dengan masalah kejiwaan. Alicia memungkinkan digoreskannya catatan dalam sejarah bahwa dunia pernah memiliki John Nash yang dalam skizofrenia paranoid-nya mampu berkontribusi luar biasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Cerita Alicia dan John adalah contoh nyata perjuangan hidup, kegigihan, kesetiaan, kreativitas, niat baik, kepedulian, dan optimisme. Cerita mengenai aktualisasi potensi-yang dalam kekacauan hidup mereka, menghasilkan sumbangan yang tak ternilai harganya. (Sementara kata para psikolog humanistik, sebagian besar kita cuma mengaktualisasikan 10 persen saja dari potensi yang dititipkan kepada kita). Alicia dan John Nash membukakan banyak sekali kemungkinan dan harapan untuk kita semua yang bertugas melanjutkan hidup mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar