Selasa, 20 Oktober 2015

Surya Paloh Dirundung Kemalangan

Surya Paloh Dirundung Kemalangan

Tjipta Lesmana  ;  Pengamat Politik
                                                  KORAN SINDO, 17 Oktober 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Partai Nasional Demokrat (NasDem) pimpinan Surya Paloh, seorang pengusaha yang semakin merambah ke mana-mana bisnisnya, termasuk partai politik yang cepat menanjak. Dari sebuah organisasi kemasyarakatan yang bernama Nasional Demokrat, Surya Paloh mampu mengubah status Nasional Demokrat sebagai organisasi kemasyarakatan menjadi partai politik dengan nama Partai NasDem. Ketika masih berstatus ormas, Rio Capella menjabat ketua umum, sedangkan Surya Paloh sebagai ketua Dewan Pembina.

Awalnya Surya mati-matian membantah bahwa Nasional Demokrat bakal berubah jadi partai politik. Realita, atau ambisi Surya untuk bermain di panggung politik nasional, akhirnya tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Partai NasDem kemudian diproklamirkan. Lucunya, ormas yang bernama Nasional Demokrat diklaim masih eksis.

Nah, setelah Partai NasDem berdiri, Rio Capella digeser posisinya ke sekretaris jenderal. Surya Paloh mengambil alih komando ketua umum. Dengan tema sentral ”Restorasi”, Surya dan jajarannya tiada henti-hentinya berkampanye ke seluruh pelosok Indonesia untuk mendekatkan partainya dengan rakyat Indonesia.

Upaya Surya berhasil gemilang! Dalam pemilu legislatif tahun lalu, Partai NasDem berhasil menyabet 36 kursi DPR RI. Di daerah-daerah partai ini juga mampu meraih banyak kursi DPRD. Kader NasDem juga bertengger di posisi bupati, wali kota, gubernur, dan wakil gubernur.

Di kabinet Joko Widodo, Surya Paloh bahkan berhasil menancapkan empat (tersisa tiga) kadernya dengan posisi strategis semua yakni Ferry Mursyidan Baldan sebagai menteri agraria dan tata ruang, Siti Nurbaya sebagai menteri kehutanan dan lingkungan hidup, Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno sebagai menteri koordinator polhukam (yang belakangan di-reshuffle), dan HM Prasetyo sebagai jaksa agung.

Luar biasa! Sampai-sampai Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum PDIP cemburu. Surya Paloh dalam waktu kilat menjelma sebagai one of the most powerful politician di Indonesia. Ia setiap saat bisa keluarmasuk Istana dan bertemu RI-1.

Para duta besar negara sahabat, termasuk Dubes Amerika dan Inggris, pimpinan negara-negara sahabat, termasuk ketua MPR China, semua, berlombalomba menemui Surya Paloh di kantornya, markas besar Partai NasDem di Gondangdia. Seorang petinggi China bahkan pernah dibawa oleh Surya meninjau Pelabuhan Sabang. Ia minta agar China berani investasi besar-besaran di Sabang.

Secara simbolik, kegiatankegiatan politik Surya Paloh menunjukkan bahwa ia sungguh powerful walaupun di pemerintahan tidak ada jabatan sama sekali. Kecuali berkibar di politik, Surya Paloh juga bergerak supercepat di bidang bisnis. Bisnisnya merambah ke mana-mana, termasuk perminyakan, tambang, dan properti.

Di Blok Cepu pun ia punya saham. Beberapa bulan lalu publik dikejutkan dengan berita yang ditayangkan oleh semua stasiun televisi nasional tentang acara peletakan batu pertama twin office tower yang tertinggi di Asia Tenggara. Lokasinya tidak tanggung-tanggung: Jalan Sudirman. Surya rupanya mau menyalib taipan properti Indonesia, Grup Lippo, yang sedang membangun Lippo Thamrin, gedung perkantoran setinggi hampir 40 lantai!

Kencang sekali laju politik dan bisnis Surya Paloh. Namun, tiada angin dan tiada geledek, sekonyong-konyong pada Kamis, 15 Oktober 2015 tersiar berita amat mengejutkan masyarakat luas, politisi, para petinggi birokrat, dan wakil-wakil rakyat diSenayan: Sekretaris Jenderal Partai NasDem Rio Capella dikenakan status ” tersangka” oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan korupsi program Bansos Provinsi Sumatera Utara dengan ”bintang utama” Gubernur Gatot Pudji Nugroho; istrinya, Evi; dan pengacara kondang, OC Kaligis.

Surya mungkin bak tersambar petir yang dahsyat, atau sebenarnya dia lebih dulu sudah mencium gelagat buruk ini? Rio diduga menerima suap dari istri Gubernur Sumatera Utara sebesar Rp200 juta, kata pengacaranya, Mahdi Ismail. Suap itu diberikan karena jasa Rio mempertemukan gubernur dan wakil gubernur dengan petinggi Partai NasDem di markas besar partai itu di kawasan Gondangdia Lama, Jakarta Pusat.

Kasus Rio menambah panjang daftar pembesar partai politik yang dijerat oleh KPK. Hampirlengkapsudahparapembesar partai politik yang berurusan dengan KPK dan berakhir dengan vonis memalukan oleh Pengadilan Tipikor. Tiga pucuk pimpinan partai politik sudah masuk bui, atau sedang menuju ke sel tahanan:

(a) Anas Urbaningrum, eks ketua umum Partai Demokrat; (b) Lufthi Hasan Ishaaq, eks presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS); dan (c) coming soon, Suryadharma Ali, eks ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dari segi jumlah yang diseruduk oleh KPK, kader PDIP mungkin paling banyak. Dalam kasus travellertravellers check dengan ”bintang utama” Miranda Gultom, sekitar 30 kader PDIP digiring ke penjara.

Sekretaris umum partai berlambang banteng itu pun nyaris berurusan dengan KPK meski sekarang adem-ayem kasusnya. Peringkat kedua kader partai yang berurusan dengan KPK adalah Partai Demokrat: Anas Urbaningrum, Nazaruddin, Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng, Sri Hartati Murdaya, Sutan Bhatoegana, dan yang saat ini sedang diadili Pengadilan Tipikor, Jero Wacik, yang pernah dekat dengan SBY.

Kader Partai Golkar juga cukup banyak yang sudah masuk penjara. Tapi, dari jajaran tinggi di DPP, kelihatannya belum ada yang tersentuh. Berita dugaan korupsi 1-2 petinggi Golkar pernah juga menghebohkan masyarakat karena bidikan KPK. Hanya, setelah itu lenyap begitu saja.

Memang harus diakui KPK kerap tebang pilih dalam urusan pemberantasan korupsi. Ada yang sudah tersangka hampir dua tahun, tidak ada kabar kelanjutannya. Ada yang ekstracepat prosesnya. Tapi, tidak sedikit kasus dugaan korupsi yang kemudian menguap begitu saja.

Berbeda dengan partaipartai politik lain, sikap pimpinan NasDem menyikapi kasus Rio Capella patut dipuji. Surya Paloh selaku ketua umum Partai NasDem langsung menggelar jumpa pers. Dengan tegas, ia mengatakan tidak ampun bagi kadernya yang terlibat dalam tindak korupsi.

Opsi yang terbuka bagi kader itu hanya dua, kata Surya Paloh, mengundurkan diri dari partai atau dipecat. ”Itu sudah komitmen kami sejak awal.” Maka itu, Rio Capella dengan cepat menyatakan mundur dari jabatannya di Partai NasDem. Ia juga akan segera mundur dari DPR sebagai anggota Komisi III Fraksi NasDem DPR.

Partai lain, sebagian, mengambil sikap wait and see: tunggu sampai putusan pengadilan, kadernya baru dicopot. Kecuali musibah kasus sekjennya, ada berita lain yang kalau benar pasti jadi pukulan dahsyat juga bagi Surya Paloh.

Anda masih ingat berita heboh tentang Sonangol, ”Pertaminanya” Angola? Presiden Jokowi baru duduk beberapa hari di kursinya di Istana Merdeka, ketika ia menerima Wakil Presiden Sonangol Manuel Domingos Vincente yang didampingi antara lain menteri ESDM, Surya Paloh, dan seorang taipan dari Tiongkok, Sam Pa, CEO China International Fund Limited.

Berita yang kemudian keluar dari Istana seusai pertemuan tingkat tinggi antara Jokowi dan Vincente: (a) Pertamina sepakat kerja sama dengan Sonangol. Sonangol akan menjual minyak mentahnya kepada Pertamina. (b) Menurut Menteri ESDM Sudirman Said, yang ikut mendampingi pertemuan itu, Indonesia akan mendatangkan langsung 100.000 barel minyak mentah per hari dari Angola.

Indonesia bakal hemat USD2,5 juta per hari. Dalam setahun Pemerintah Indonesia bisa hemat Rp15 triliun. Hebat! Tapi, sekitar 2-3 minggu kemudian pihak Sonangol membantah pernah memberikan komitmen kepada Indonesia soal diskon USD2,5 juta per hari itu.

Kamis yang baru lalu tersiar berita di sebuah situs berita bahwa rekan bisnis Surya Paloh dari Tiongkok, Sam Pa, ditangkap oleh pihak kepolisian Tiongkok. Pemilik Sociedade Nacional de Combustiveis de Angola EP (Sonangol EP) itu ditangkap pada 8 Oktober lalu di Beijing.

Seperti lansir Financial Times, Sam Pa ditahan sehari setelah Pemerintah Tiongkok mengumumkan telah melakukan penyelidikan terhadap Gubernur Provinsi Fujian, Su Shulin, dan mantan ketua Sinopec dengan dugaan pelanggaran disiplin serius. Mr Su menjadi korban terbaru dalam kampanye antikorupsi Presiden Xi Jinping. Musibah benar-benar sedang merundung Surya Paloh kalau berita dari Financial Times ini benar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar