Rabu, 18 September 2013

Indonesia Butuh Pemimpin Baru

Indonesia Butuh Pemimpin Baru
Irfan Sona  ;   Aktivis HMI Cabang Semarang, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang
SUARA KARYA, 18 September 2013


Usia negara Indonesia sudah tidak muda lagi. Akan tetapi, negara pertiwi ini belum bisa menunjukan kualitasnya sebagai negara yang hebat. Padahal, dunia sudah mengakui Indonesia sebagai negara yang berpengaruh, baik dari segi sumber daya alam maupun dari sumber daya manusianya. Kekayaan alam Indonesia bahkan sudah tidak diragukan lagi. Tapi, mengapa Indonesia masih belum bisa menjadi negara yang mampu mensejahterakan rakyatnya. Ada apa dengan negara bhineka tunggal ika ini.

Berbagai persoalan yang menyebabkan ketidakmajuan Indonesia memang menjadi pembahasan yang sangat penting. Pasalnya sampai saat ini Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara lain. Hal ini tentu saja ada penyebabnya, karena tidak mungkin negara sekaya dan sehebat Indonesia, tidak mampu memberikan dampak positif yang besar bagi seluruh penduduknya. Jika demikian adanya, maka sudah barang tentu ada hal lain yang menjadi pemicu kemunduran negara Indonesia. Baik mundur dalam segi perekonomian, politik, sosial, bahkan dalam kesejahteraan rakyat Indonesia masih jauh tertinggal.

Dengan mengamati berbagai problematik yang terjadi di Indonesia, ternyata faktor utama yang menjadi penyebab tidak maju negara ini adalah dari unsur pemimpin bangsa yang ternyata tidak mampu membawa kemajuan bagi negara yang kaya akan SDA ini. Keberadaan pemimpin Indonesia sama saja dengan tidak ada. Hal ini terbukti dengan banyaknya permasalahan yang di alami Indonesia tidak kunjung usai. Bahkan, permasalahn itu cenderung hilang termakan zaman. Akan tetapi, hebatnya lagi kasus-kasus yang menimpa negara ini meski hilang termakan zaman, ternyata masih bisa muncul kembali.

Salah satu masalah yang gagal diselesaikan pemimpin negara adalah masalah korupsi. Kasus yang sudah tidak asing ini masih kerap terjadi dikalangan pejabat negara. Baik itu korupsi uang maupun korupsi waktu. Kasus korupsi seolah-olah sudah menjadi bagian dari dinamika kehidupan bangsa Indonesia. Semakin banyaknya pejabat negara yang melakukan korupsi, tentu saja membuat semakin sulitnya negara Indonesia maju. Bagaimana mungkin negara Indonesia bisa maju, jika uang anggaran, baik itu untuk pembangunan fisik, kesejahteraan, kesehatan, dan lain-lain dikorupsi oleh petinggi negara. Di sini lagi-lagi yang menjadi sorotan utama adalah pemimpinnya. Pemimpin negara ini sepertinya sudah tidak memiliki kualitas untuk memimpin Indonesia.

Soal ini bisa terlihat dari pemimpin yang sekarang ini. Dua periode SBY menjadi orang nomor satu di Indonesia, ternyata tidak memberikan perubahan yang signifikan untuk negara ini. Seharusnya dengan masa kepemimpinan yang begitu lama membuatnya mampu memberikan perubahan besar bagi negara Indonesia. Dengan potensi yang dimiliki Indonesia sebenarnya bisa menjadi alat utama baginya untuk memajukan Indonesia.

Jika dilihat kuantitas negara Indonesia jauh lebih baik dari negara Amerika Serikat. Lalu mengapa, misalnya bukan Indonesia yang menjadi negara adidaya tetapi justru AS tidak lain dikarenakan pemimpinnya memiliki kualitas yang handal. Itulah bedanya dengan Indonesia, yang kualitas pemimpinnya masih jauh dari negara adidaya atau negara maju lainnya.

Kebanyakan pemimpin bumi pertiwi ini hanya pintar dalam hal membuat janji tetapi tidak pernah bisa merealilasikan janji-janjinya. Sehingga segala kekayaan tidak digunakan utuk memenuhi kesejahteraan rakyatnya. Padahal jika melihat potensi negara Indonesia, sangat mungkin negara ini mendapat julukan sebagai negara besar dan diisi oleh penguasa tangguh.

Selain korupsi uang, para pemimpin negara Indonesia juga melakukan korupsi waktu. Hal ini terlihat dari sering molornya jam masuk kerja, masuk kantor, dan lain sebagainya. Para petinggi negara lebih senang untuk berleha-leha menghabiskan waktu bersama anak dan isterinya ketimbang mengurus rakyatnya. Dengan melakukan korupsi waktu seperti itu, tentu saja memberikan dampak negatif bagi negara. Praktik itu menyebabkan semakin banyak tugas-tugas kenegaraan yang tidak terselesaikan. Meskipun selesai, akan tetapi tidak maksimal sebab waktu untuk mengerjakannya sangat sedikit dan terbentur dengan tugas lain.

Beberapa permasalahan diatas adalah sedikit contoh ketidak mampuan pemimpin negara ini dalam mengatur dan mengelola negara. Sehingga menyebabkan tidak majunya negara ini. Hendaknya menjadi renungan bersama, agar ke depan yang menjadi pemimpin negara Indonesia adalah benar-benar orang yang memiliki kualitas dan kuantitas yang handal mengatur negara untuk kepentingan rakyatnya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus memiliki kualitas kenabian yaitu, Ilmu al-'ulama, hikmatu al-hukama dan syiasatu al-muluk. Apabila pemimpin Indonesia memiliki kualitas itu, bukan tidak mungkin negara Indonesia ini akan menjadi negara yang maju, negara yang sangat disegani oleh negara lain dan 
Indonesia pun bisa dijuluki sebagai negara adidaya menandingi AS.

Namun, untuk mencari sosok pemimpin seperti itu masih sangat sulit. Meskipun misalnya di Indonesia terdapat orang-orang yang cukup berkualitas tetapi mudah terkontaminasi faktor negatif tadi. Kekuasaan menjadi faktor penyebab dia juga jatuh sehingga sulit untuk memilih dan menetapkan seorang pemimpin yang tepat untuk memimpin negara tercinta ini. Namun, masalah ini menjadi "PR" bersama untuk dituntaskan agar ke depan bangsa Indonesia memiliki pemimpin besar yang disegani di dunia.

Itulah, Indonesia membutuhkan seorang pemimpin baru, pemimpin yang tidak hanya pandai bicara, pintar dalam bertutur kata. Akan tetapi, pemimpin yang benar-benar memiliki kemampuan dalam mengerakan orang untuk ikut serta memajukan bangsa Indonesia.

Sudah barang tentu seorang pemimpin yang memiliki tiga kualitas kenabian tadi sehingga dia mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih jaya. Dengan demikian, Indonesia benar-benar menjadi negara besar panutan negara lain. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar