Rekayasa
Perubahan Sosial
Mulyono D Prawiro ; Dosen Pascasarjana
dan Anggota Senat Universitas Satyagama, Jakarta
SUMBER : SUARA
KARYA, 15 Mei 2012
Indonesia sebenarnya telah mengalami perubahan yang luar biasa,
terutama terkait dengan masalah sosial dan perilaku masyakarat. Perubahan terus
terjadi, baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai bidang yang
menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, apakah perubahan tersebut
bisa datang dengan sendirinya, atau pernah diramalkan oleh para ahli ilmu
perubahan sosial dunia?
Mungkin sebagian dari kita kurang menyadari, bahwa perubahan yang
berlangsung akhir-akhir ini sungguh sangat cepat, dahsyat dan spektakuler.
Lihat saja, perubahan dan perkembangan dalam bidang politik, ekonomi dan
perubahan sosial kemasyarakatan. Khusus dalam perubahan sosial, pola hubungan
sosial yang lama digantikan dengan yang baru dalam suatu masyarakat.
Menurut tokoh Filosof Yunani Heraclitus, sebenarnya ketidakpastian
itu selalu muncul dan perubahan akan selalu terjadi. Dengan demikian, sebaiknya
kita mengikuti dan tidak harus menentang.
Perubahan itu sendiri terjadi di masyarakat dan menimbulkan adanya
pembagian tugas yang saling berhubungan dan saling bergantung. Itulah perubahan
ke arah modernisasi. Perubahan ini bukan perubahan tehnis tetapi suatu
perubahan yang sangat mendasar, luas dan menyangkut banyak orang. Atau, boleh
dikatakan bahwa keperluan pribadi menjarah keperluan bersama. Teori ini pernah
dikembangkan oleh Niel J Smeser, seorang tokoh sosiologi ekonomi dunia.
Pada dasarnya masyarakat pasti akan mengalami perubahan dari waktu
ke waktu, dan perubahan tersebut dapat diketahui dengan cara membandingkan
keadaan masyarakat pada masa atau periode tertentu dengan keadaan masyarakat
pada masa sebelumnya. Perubahan yang terjadi pada masyarakat pada dasarnya
merupakan proses yang terus-menerus, karena masyarakat bersifat dinamis. Di
dalam masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya, perubahan tidak terjadi
secara bersamaan, karena setiap masyarakat ada yang mengalami perubahan secara
cepat dan ada pula yang lambat. Banyak faktor ikut mempengaruhinya.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat mencakup
perubahan dalam aspek-aspek struktur masyarakat, ataupun perubahan karena
terjadinya perubahan akibat faktor lingkungan, berubahnya komposisi penduduk,
keadaan geografis, maupun karena berubahnya sistem hubungan sosial.
Seperti terselip dalam materi kuliah Prof Dr Haryono Suyono
tentang Social Change di Program Doktor Universitas Satyagama, Jakarta,
beberapa waktu lalu, bahwa sebenarnya perubahan sosial dan pola budaya, dari
waktu ke waktu bisa berubah, dan perubahan itu secara teori bisa direkayasa.
Seperti halnya budaya partisipasi.
Hal ini bisa direkayasa, seperti adanya
struktur sosial yang harus dibangun melalui jaringan kuat, dan hubungan
unit-unit sosial. Seperti, manusia dan keluarga bisa dikembangkan dengan cara
disengaja. Contoh yang paling menonjol dalam perubahan sosial dalam skala
hubungan keluarga, antara lain adanya bentuk keluarga, seperti kawin, punya
anak, mantu dan seterusnya.
Perubahan sosial biasanya disebabkan adanya faktor-faktor
produksi, ekonomi, budaya atau kultur dan adanya perkembangan baru yang
bersifat inovasi. Bila ingin menciptakan perubahan sosial dengan cara
disengaja, maka yang perlu dipersiapkan adalah harus menciptakan hal-hal yang
baru. Seperti halnya moderninasi. Ini termasuk menciptakan perubahan sosial
yang sangat komplek dan bervariatif.
Di sini manusia merupakan sumber dari perubahan, terutama
manusia-manusia, yang boleh dikatakan aneh dan berbeda dengan manusia lainnya.
Mereka ini biasanya yang membuat adanya perubahan hingga mampu menggetarkan
banyak orang. Yang jelas, kunci keberhasilan perubahan sosial adalah adanya
kultur atau budaya, hubungan budaya manusia yang saling berhubungan terutama
dengan unit-unit sosial.
Menurut Alex Inkeles, dalam membangun manusia modern diperlukan
adanya ciri-ciri tertentu, antara lain keterbukaan, bebas dari pengaruh orang
lain dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Di samping itu, ciri lain manusia
modern adalah mampu menghidupi diri sendiri atau mandiri, berpendidikan tinggi,
mampu mengadakan kerja sama terutama dalam bidang industri dan memiliki
sifat-sifat manusia perkotaan.
Kalau perubahan itu dibarengi dengan kekuatan ilmu dan teknologi,
maka akan mengarah ke modernisasi. Perubahan sosial intinya harus ada struktur
yang mengembangkan, lembaga, aksi dan sasaran yang dituju.
Hal yang sama juga berlaku dengan adanya pos-pos pemberdayaan
keluarga (Posdaya) yang tersebar di berbagai daerah Tanah Air. Selain sebagai
forum atau wadah silaturahmi antar keluarga dan masyarakat, Posdaya juga mampu
mengadakan perubahan sosial dalam bentuk perilaku dan cara pandang keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Posdaya mendorong terciptanya manusia-manusia
modern, yang mampu bekerja sama, bergotong-royong dan mandiri hingga membuat
keluarga-keluarga bekerja keras dan berpikir cerdas.
Dalam mengembangkan Posdaya, hampir semua komponen bangsa
dilibatkan, mulai dari pemerintah, perguruan tinggi, lembaga keuangan,
institusi-institusi masyarakat, serta masih banyak lagi komponen yang lainnya.
Berbagai komponen bangsa yang dulunya berjuang sendiri-sendiri dengan semangat
ego sektoral, dalam Posdaya, semua itu mampu dipersatukan.
Dengan cara bermusyawarah, seluruh anggota dan pengurus Posdaya
didorong meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk menggapai
target-target pembangunan millennium (MDG's). Melalui Posdaya, perubahan sosial
maha dahsyat terjadi. Masyarakat Indonesia bangkit untuk mandiri, hidup
bergotong-royong, saling menghormati dan kian bangga dengan bangsanya sendiri. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar