LAPORAN
DISKUSI KOMPAS “Dokter Indonesia: Kenyataan dan Harapan”
PELAYANAN
KOTA SOLO :
Jaminan
Kesehatan bagi Warga Tak Mampu
SUMBER : KOMPAS, 22
Mei 2012
Pada 3 Mei lalu, harian ”Kompas” bersama
Ikatan Alumni Lulusan Dokter-FKUI angkatan 1987 menyelenggarakan diskusi
”Dokter Indonesia: Kenyataan dan Harapan”. Wali Kota Solo Joko Widodo
dijadwalkan menjadi salah satu pembicara. Namun, ia urung hadir karena rapat
kerja bersama DPRD Kota Solo. Berikut hasil wawancara dengan Joko Widodo
tentang pembangunan kesehatan wilayahnya.
Sejak tahun 2008, Pemerintah Kota Solo
menerapkan Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS). Menurut
Wali Kota Solo Joko Widodo, program ini menjangkau penduduk Solo di luar
pemegang Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin atau Jaminan Kesehatan
Masyarakat, asuransi kesehatan, dan asuransi lain.
Ada dua bentuk PKMS, yakni PKMS Gold dan PKMS
Silver. PKMS Gold diberikan kepada masyarakat miskin yang terdaftar dalam surat
keputusan wali kota tentang masyarakat miskin. Semua biaya perawatan ditanggung
pemkot. Adapun PKMS Silver diperuntukkan bagi penduduk Kota Solo berupa bantuan
perawatan kesehatan maksimal Rp 2 juta per orang per perawatan.
Untuk menjadi peserta PKMS, masyarakat harus
mendaftar serta menunjukkan identitas dan keterangan domisili. Dengan
mengantongi kartu PKMS, warga yang sakit cukup datang ke puskesmas atau rumah
sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
”Saat ini warga yang terdaftar pada program
PKMS sekitar 230.000 orang atau 78 persen penduduk Kota Solo,” kata Jokowi,
panggilan akrab Joko Widodo, akhir pekan lalu.
Program pelayanan kesehatan masyarakat itu,
menurut Jokowi, membutuhkan anggaran cukup besar. Untuk menyukseskan program
PKMS, Pemkot Solo merombak anggaran. ”Anggaran tidak produktif yang nilainya Rp
50 juta kami hapus. Anggaran kami fokuskan ke tempat yang dapat dirasakan
manfaatnya,” ujar Jokowi.
Tahun 2012, misalnya, Kota Solo
mengalokasikan anggaran PKMS pada APBD Rp 21 miliar untuk 236.000 peserta.
Perbaiki Fasilitas
Selain menyiapkan anggaran, Pemkot Solo juga
memperbaiki fasilitas pelayanan kesehatan, seperti puskesmas dan RS. Di tiap
puskesmas ditugaskan sejumlah dokter dan perawat profesional. Bahkan, beberapa
puskesmas memiliki dokter spesialis. Pada periode tertentu, puskesmas mendapat
bantuan tenaga dokter dari RSUD dr Moewardi Surakarta dengan honor pemkot.
Pemkot Solo juga menyediakan lima ambulans
untuk lima kecamatan di Solo. Ambulans disiagakan untuk menjemput dan mengantar
pasien ke puskesmas ataupun RS. Untuk memberikan pelayanan prima, enam
puskesmas di Kota Solo melayani rawat inap. Pemkot merencanakan setiap
puskesmas ada dokter spesialis kandungan.
”Kami berusaha menjamin kualitas pelayanan.
Sampai saat ini, dari 17 puskesmas di Kota Solo, sebanyak 13 puskesmas mendapat
ISO,” kata Jokowi.
Beberapa tahun terakhir, Pemkot Solo
membangun puskesmas ramah anak. Kini sudah ada dua puskesmas ramah anak, yakni
Puskesmas Sibela dan Puskesmas Gading. Puskesmas ini dilengkapi berbagai
fasilitas, seperti mainan anak di ruang tunggu dan dokter anak.
Agar pelayanan terjaga, Pemkot Solo
menerapkan manajemen kontrol. Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan di Kota Solo, tiap tahun Pemkot Solo membuat
indeks kepuasan pelanggan melibatkan pihak independen dari perguruan tinggi.
”Indeks kepuasan masyarakat sangat penting.
Dari situ kita mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan.
Percuma punya puskesmas dan rumah sakit yang bagus kalau masyarakat yang tidak
mampu tidak bisa menjangkau dan pelayanan tidak baik,” katanya.
Dari program PKMS, Pemkot Solo sejak empat
tahun terakhir memperoleh berbagai penghargaan dari pemerintah ataupun
lembaga-lembaga swasta. Bahkan, saat pencalonan wali kota Solo yang kedua,
pasangan Jokowi dan Rudy (Wakil Wali Kota FX Hadi Rudyatmo) mendapat dukungan
lebih dari 90 persen. Hal itu antara lain akibat keberhasilan program itu.
Untuk memastikan tidak ada warga yang
tercecer, Pemkot Solo menyisir warga yang belum ikut program asuransi.
Karier Dokter
Menurut Jokowi, sejauh ini belum ada beasiswa
khusus bagi para dokter. Namun, Pemkot Solo memberi kesempatan kepada dokter
umum, terutama yang bertugas di puskesmas, ikut dalam program tugas belajar di
Kementerian Kesehatan. Dokter diminta meningkatkan kemampuan menjadi spesialis
bedah, anak, kandungan, penyakit jiwa, dan penyakit dalam.
”Tiap tahun Kementerian Kesehatan membuka
kesempatan bagi dokter untuk mengambil spesialis. Kami mengusulkan para dokter
dari puskesmas. Tiap tahun ada lima dokter yang lolos untuk melanjutkan ke
spesialis,” ujarnya.
Soal jenjang karier, menurut Jokowi, mendapat
perhatian Pemkot Solo. Para dokter, termasuk yang bertugas di puskesmas,
terbuka peluang untuk duduk dalam jabatan struktural.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo Siti
Wahyuningsih menambahkan, selain dokter, Pemkot Solo juga mendorong para
perawat, bidan, tenaga gizi, analis laboratorium, dan asisten apoteker untuk
sekolah lagi.
(Sonya Hellen Sinombor) Ambulans disiagakan
untuk menjemput dan mengantar pasien ke puskesmas ataupun RS. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar